Duniaindustri.com (November 2022) — Indonesia memiliki tantangan fundamental di sektor keuangan, berupa celah (gap) antara kebutuhan pendanaan investasi demi pembangunan ekonomi, dengan dana yang tersedia dalam bentuk tabungan masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan salah satu penyebab utama gap pendanaan investasi tersebut adalah proporsi aset di sektor keuangan yang belum cukup merata. Sektor perbankan, sebagai salah satu sumber pembiayaan jangka pendek, masih sangat dominan dibanding sektor yang lain. Porsi aset di industri keuangan nonbank, seperti asuransi dan dana pensiun yang berfungsi sebagai sumber dana jangka panjang untuk mendukung pembiayaan pembangunan, relatif masih kecil.
“Porsi aset di industri keuangan nonbank sebagai sumber dana jangka panjang yang dapat diharapkan untuk memberikan sumber pembiayaan pembangunan relatif masih kecil,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Jumat (11/11).
“Kita juga melihat dari sisi berbagai indikator dari sektor-sektor keuangan terhadap PDB, Indonesia masih relatif di bawah negara-negara ASEAN-5 atau bahkan ASEAN-6. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penghimpunan dana masyarakat oleh industri keuangan, masih sangat terbatas dan potensi pendalaman pasar berarti masih sangat besar.”
Di tengah dominasi perbankan, fungsi yang dijalankan perbankan untuk mendukung perekonomian, juga belum optimal. Biaya operasional (overhead) perbankan Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Hal ini terlihat dari tingginya keuntungan selisih bunga pinjaman dan tabungan (net interest margin) yang berimbas pada tingginya tingkat suku bunga pinjaman.
Dari sisi jumlah simpanan di bank, terdapat ketimpangan karena jumlah nasabah besar masih sedikit, namun jumlah tabungannya mendominasi dana pihak ketiga di perbankan. Sebaliknya, nasabah kecil sangat dominan dari segi jumlah rekening, namun sangat kecil dari sisi total tabungannya.
Di pasar keuangan, kapitalisasi pasar saham Indonesia juga relatif masih tertinggal dibanding negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal yang sama terjadi di pasar obligasi, di mana persentase kapitalisasi obligasi Indonesia terhadap PDB masih tertinggal cukup jauh dari negara emerging lain.
Selain itu, mekanisme perlindungan terhadap risiko (hedging) melalui ketersediaan instrumen keuangan yang bervariasi untuk manajemen risiko terhadap aktivitas dan transaksi keuangan yang bersifat rumit (sophisticated) dan berisiko tinggi (high risk) relatif masih terbatas.
Terbatasnya instrumen keuangan sangat terkait dengan keterbatasan dalam hal ketersediaan instrumen keuangan untuk investasi dan pengelolaan risiko. Instrumen keuangan yang tersedia di dalam negeri baru meliputi tabungan, giro, deposito, reksadana, saham, obligasi dan produk derivatif yang masih terbatas.
Di saat bersamaan, munculnya suatu instrumen keuangan yang sophisticated seperti aset kripto, mendapatkan minat yang cukup tinggi dari masyarakat dan dimanfaatkan sebagai alternatif dalam berinvestasi. Jumlah investor pasar kripto terus mengalami peningkatan, dan meski baru muncul tahun 2020, jumlahnya sudah berada di atas investor di pasar modal. Masyarakat melihat kripto sebagai alternatif investasi selain produk keuangan konvensional.
“Oleh karena itu, perlu dibangun mekanisme pengawasan dan perlindungan investor yang cukup kuat dan andal untuk investasi yang bersifat high risk seperti ini,” ujar Sri Mulyani.
Ke depan, sektor keuangan Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan, antara lain disrupsi teknologi serta munculnya risiko keuangan baru yang terkait dengan perubahan iklim. Sumber daya manusia di sektor keuangan juga masih mengalami ketertinggalan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Selain profesi di sektor keuangan, tentu juga diperlukan profesi-profesi pendukung, seperti akuntan, aktuaris, dan penilai.
“Pemerintah siap mendiskusikan lebih lanjut tantangan-tantangan sektor keuangan ini dalam RUU P2SK dengan DPR,” tutur Sri Mulyani.(*/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: