Latest News
You are here: Home | Umum | Mengurai Dinamika Pasar Tiket Pesawat Menjelang NATARU, dari Oligopoli ke Persaingan Sehat
Mengurai Dinamika Pasar Tiket Pesawat Menjelang NATARU, dari Oligopoli ke Persaingan Sehat

Mengurai Dinamika Pasar Tiket Pesawat Menjelang NATARU, dari Oligopoli ke Persaingan Sehat

Duniaindustri.com (November 2024) — Pasar tiket pesawat di Indonesia telah lama menjadi perhatian publik. Sebagai salah satu kebutuhan utama masyarakat modern, terutama selama periode liburan seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) atau Lebaran, harga tiket pesawat sering kali melambung tinggi.

Struktur pasar yang bersifat oligopoli, di mana hanya beberapa maskapai besar yang mendominasi, membuat kondisi ini semakin kompleks. Baru-baru ini, pemerintah baru Presiden Prabowo berhasil menurunkan harga tiket pesawat hingga 10% selama periode liburan Nataru 2024/2025. Namun, langkah ini baru dilakukan di akhir tahun, sementara musim Lebaran sebelumnya, yang juga merupakan periode puncak perjalanan, tidak mendapatkan perlakuan serupa.

“Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana seharusnya pemerintah menangani pasar tiket pesawat di masa depan? Pasar tiket pesawat di Indonesia mencerminkan karakteristik khas dari sebuah oligopoli,” papar Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, kemarin.

Dua grup besar, yaitu Lion Air Group dan Garuda Group, mendominasi hampir seluruh penerbangan domestik. Lion Air Group, yang mencakup Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Super Air Jet, menguasai sekitar 62% pangsa pasar. Sementara itu, Garuda Group, dengan Garuda Indonesia dan Citilink, memiliki pangsa pasar sekitar 27%.

Dominasi ini memberikan maskapai kekuatan besar dalam menentukan harga tiket. Sebagai hasilnya, konsumen memiliki pilihan yang terbatas, terutama pada periode-periode puncak seperti liburan panjang.

Maskapai cenderung memanfaatkan peningkatan permintaan untuk menaikkan harga tiket, sementara masyarakat tidak memiliki banyak alternatif. Hal ini diperburuk oleh keterbatasan kapasitas di bandara tertentu, yang semakin memperkuat posisi tawar maskapai besar.

Pada periode Nataru 2024/2025, pemerintah baru berhasil menurunkan harga tiket pesawat hingga 10%. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai langkah strategis, seperti pemotongan tarif jasa kebandarudaraan sebesar 50%, penurunan harga avtur sebesar 5,3%, dan pengurangan fuel surcharge untuk pesawat jet sebesar 8%.

Kombinasi langkah-langkah ini membuat harga tiket rata-rata turun hingga Rp157.500 per tiket, memberikan penghematan total sebesar Rp472,5 miliar bagi masyarakat selama liburan. “Langkah ini menjadi bukti bahwa intervensi pemerintah yang terkoordinasi dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Namun, pertanyaan yang muncul adalah mengapa langkah serupa tidak diterapkan pada musim Lebaran tahun yang sama, meskipun permintaan tiket pesawat juga sangat tinggi selama periode tersebut? Mengapa Tidak Dilakukan Saat Lebaran?

Ada beberapa alasan mengapa intervensi serupa tidak diterapkan pada musim Lebaran 2024. Salah satu alasan utama adalah adanya transisi pemerintahan pasca Pemilu 2024. Perubahan administrasi biasanya disertai dengan pergeseran prioritas dan waktu adaptasi bagi para pejabat baru. Akibatnya, intervensi kebijakan yang memerlukan koordinasi lintas sektor tidak dapat segera dilakukan.

Selain itu, kesiapan teknis untuk menerapkan kebijakan semacam ini juga menjadi faktor penting. Intervensi harga membutuhkan persiapan yang matang, termasuk koordinasi antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, operator bandara, dan maskapai. Jika waktu persiapannya tidak cukup, langkah-langkah tersebut sulit untuk diimplementasikan secara efektif.

Kondisi pasar selama Lebaran juga berbeda. Permintaan tiket biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan Nataru, sehingga maskapai memiliki insentif lebih besar untuk mempertahankan harga tinggi. Dalam situasi seperti ini, intervensi pemerintah menjadi semakin mendesak, tetapi juga lebih kompleks untuk diterapkan.

Untuk menciptakan pasar tiket pesawat yang lebih kompetitif dan mendekati persaingan sempurna, menurut dia, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah jangka panjang. Salah satu langkah penting adalah membuka akses pasar bagi pemain baru. Dengan adanya lebih banyak maskapai yang bersaing, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan, dan harga tiket dapat menjadi lebih kompetitif.

Selain itu, pengawasan terhadap praktik anti-kolusi harus diperkuat. Dalam pasar oligopoli, ada risiko besar terjadinya kolusi harga antara pemain utama. Otoritas persaingan usaha, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), perlu lebih aktif dalam memantau dan mencegah praktik semacam ini.

Investasi dalam infrastruktur bandara juga dapat membantu menciptakan pasar yang lebih sehat. Saat ini, banyak daerah terpencil yang belum terlayani dengan baik oleh penerbangan komersial. Dengan memperluas jaringan bandara dan mendorong maskapai untuk melayani rute-rute baru, dominasi maskapai besar pada rute-rute utama dapat dikurangi.

Pasar tiket pesawat hanyalah salah satu contoh dari banyak pasar oligopoli di Indonesia. Pemerintah juga perlu hadir dalam mengawasi dan mengatur pasar lain yang menunjukkan karakteristik serupa, seperti pasar internet, pasar telekomunikasi, pasar energi, pasar transportasi publik, dan pasar perbankan.

Semua pasar ini memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi sering kali didominasi oleh beberapa pemain besar. Pasar internet, misalnya, meskipun telah mengalami peningkatan akses dalam beberapa tahun terakhir, masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemerataan. Banyak daerah terpencil yang belum terjangkau oleh layanan internet berkualitas.

Pemerintah perlu memastikan bahwa semua masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil, memiliki akses yang setara. Pasar telekomunikasi juga menghadapi tantangan serupa. Dominasi oleh beberapa operator besar, seperti Telkomsel, Indosat, dan XL, sering kali menciptakan harga tinggi dan layanan yang tidak konsisten.

Regulasi yang mendorong persaingan sehat sangat diperlukan untuk menciptakan layanan telekomunikasi yang lebih baik. Pasar energi, transportasi publik, dan perbankan juga menunjukkan pola serupa. Dalam setiap kasus, dominasi oleh pemain besar menciptakan ketidakseimbangan dalam pasar, yang sering kali merugikan konsumen. Intervensi pemerintah yang tepat dapat membantu menciptakan pasar yang lebih adil dan efisien.

Pasar oligopoli memberikan tantangan besar bagi konsumen dan pemerintah. Dominasi oleh beberapa pemain besar sering kali menghasilkan harga tinggi dan pilihan yang terbatas bagi konsumen. Intervensi pemerintah, seperti yang dilakukan pada Nataru 2024/2025, menunjukkan bahwa langkah terkoordinasi dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

Namun, upaya semacam ini perlu dilakukan secara konsisten, tidak hanya pada musim tertentu tetapi juga dalam sektor-sektor lain yang menghadapi tantangan serupa. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, pemerintah dapat menciptakan pasar yang lebih kompetitif, adil, dan inovatif, memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top