Latest News
You are here: Home | Kimia | Menengok 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp 618 Triliun, dari Smelter hingga Industri Nata de coco
Menengok 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp 618 Triliun, dari Smelter hingga Industri Nata de coco

Menengok 18 Proyek Hilirisasi Bernilai Rp 618 Triliun, dari Smelter hingga Industri Nata de coco

Duniaindustri.com (Juli 2025) — Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyerahkan secara resmi dokumen Pra-Studi Kelayakan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) sebagai langkah konkret percepatan agenda hilirisasi nasional. Dokumen ini diserahkan secara langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia kepada CEO Danantara Rosan Roeslani.

Dalam sambutannya, Menteri Bahlil menyampaikan bahwa Satgas Hilirisasi menyerahkan sebanyak 18 dokumen pra feasibility study (pra-FS) proyek hilirisasi dengan nilai investasi total sebesar USD38,63 miliar atau setara Rp618,13 triliun.

“Dari 18 proyek tersebut, 8 proyek hilirisasi di sektor mineral dan batubara, 2 proyek tentang transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan. Ini di luar ekosistem baterai mobil khusus yang kita akan bangun,” jelas Bahlil.

Ia menekankan dengan nilai investasi pada proyek hilirisasi tersebut akan menciptakan potensi ratusan ribu lapangan pekerjaan. Proyek hilirisasi juga akan menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Itu (proyek hilirisasi) akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baik dengan upah yang layak. Bukan lagi upah, mohon maaf, bukan lagi upah UMR (Upah Minimum Regional). Dan ini sebagai instrumen penetrasi dalam rangka memberikan keadilan dalam pertumbuhan ekonomi kawasan,” tegasnya.

Satgas Hilirisasi, sambung Bahlil, selalu siap untuk terus berkoordinasi dengan Danantara, membahas lebih lanjut terkait penentuan skema pembiayaan, penentuan modal bisnis, pelaksanaan proyek, penetapan lokasi, ataupun penyelesaian kendala proyek yang di dalamnya termasuk perizinan lahan dan mitigasi sosial lingkungan.

Sementara itu, CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan bahwa kontribusi investasi di bidang hilirisasi meningkat cukup signifikan. “Kurang lebih dari investasi yang masuk di kloter kedua atau kalau dalam satu semester, itu kurang lebih kontribusinya dari Rp950triliun lebih itu mencapai 30%, itu berdasarkan dari hilirisasi,” tandasnya.

Rosan juga menyebutkan selama empat bulan Danantara diluncurkan, telah mendapatkan pendanaan melalui kerja sama dengan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) lain sebesar USD7 miliar.

“Dari USD7 miliar itu dengan Qatar USD4 miliar, kemudian dengan CIC (China Investment Corporation) USD2 juta dan juga kemudian dengan RDIF (Russian Direct Investment Fund). Dan kita sedang ada pembicaraan dengan Sovereign Wealth Fund lainnya untuk bersama-sama untuk berinvestasi terutama di Indonesia,” pungkas Rosan.

Untuk diketahui, berdasarkan kajian awal Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, dari 18 proyek tersebut, proyek hilirisasi minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai USD20,1 miliar dan potensi menyerap 104.974 tenaga kerja. Proyek di sektor pertanian dan kelautan masing-masing menyerap 23.950 dan 67.100 tenaga kerja.

Sementara itu, proyek transisi energi bernilai USD2,5 miliar dan menyerap 29.652 tenaga kerja. Di sektor ketahanan energi, nilai investasinya mencapai USD14,5 miliar dengan potensi penyerapan 50.960 tenaga kerja. Secara keseluruhan, 18 proyek ini berpotensi menciptakan 276.636 lapangan kerja langsung dan tidak langsung.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09)

Daftar 18 Proyek Hilirisasi Prioritas Hilirisasi Minerba

  1. Industri Smelter Aluminium (bauksit) Proyek ini berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, Nilai investasinya mencapai Rp60 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 14.700 orang.
  2. Industri DME (batu bara) Proyek ini berada di enam lokasi yakni di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, dan Banyuasin. Investasi dari proyek ini mencapai Rp164 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 34.800 orang.
  3. Industri Aspal (Aspal Buton) Proyek ini berlokasi di Buton, Sulawesi Tenggara. Proyek ini memiliki nilai investasi Rp1,49 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 3.450 orang.
  4. Industri Mangan Sulfat (Mangan) Proyek ini berlokasi di Kupang, NTT dengan investasi sebesar Rp3,05 triliun. Adapun, potensi pembukaan lapangan kerja dari proyek ini untuk 5.224 orang.
  5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) Proyek ini berlokasi di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 triliun dan potensi lapangan kerja untuk 12.000 orang.
  6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (Katoda Tembaga) Proyek ini berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 9.700 orang.
  7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) Proyek ini berlokasi di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 18.000 orang.
  8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) Proyek ini berlokasi di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 7.100 orang.

Hilirisasi Pertanian

  1. Industri Oleoresin (Pala) Proyek ini berlokasi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp1,8 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 1.850 orang.
  2. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) Proyek ini berlokasi di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) dengan investasi Rp3 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 4.800 orang.
  3. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MCT), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) Proyek ini berlokasi di KI Tenayan, Riau dengan investasi Rp2,3 triliun dan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 22.100 orang.

Hilirisasi Kelautan dan Perikanan

  1. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) Proyek ini berlokasi di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumsel, Riau, Banten, dan NTT. Proyek dengan nilai investasi Rp16 triliun ini berpotensi membuka lapangan kerja untuk 33.000 orang.
  2. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) Proyek ini berlokasi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Proyek tersebut memiliki nilai investasi Rp1 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 27.600 orang.
  3. Industri Carrageenan (Rumput Laut) Proyek ini berlokasi Kupang, NTT dengan investasi Rp212 miliar dan berpotensi membuka lapangan kerja untuk 1.700 orang.

Ketahanan Energi

  1. Oil Refinery (Kilang Minyak) Proyek ini berlokasi di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp160 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 44.000 orang.
  2. Oil Storage Tanks Proyek ini juga berlokasi di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak. Proyek tersebut memiliki nilai investasi Rp72 triliun dengan potensi pembukaan lapangan kerja untuk 6.960 orang.

Transisi Energi

  1. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit & Silika) Proyek ini berlokasi di KI Batang, Jawa Tengah dengan investasi Rp24 triliun dan berpotensi membuka lapangan kerja untuk 19.500 orang.
  2. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) Proyek ini berlokasi di KBN Marunda; KI Cikarang; dan KI Karawang dengan investasi Rp16 triliun dan berpotensi membuka lapangan kerja untuk 10.152 orang.

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 312 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top