Duniaindustri.com (September 2014) – Kementerian Perdagangan optimistis nilai ekspor sektor otomotif pada 2020 mampu mencapai US$11 miliar dengan proyeksi produksi mencapai dua juta unit per tahun.
Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan kondisi tersebut didorong oleh pencapaian ekspor pada tahun lalu mencapai US$4,5 miliar dengan nilai impor sebesar US$2 miliar sehingga surplus sebesar US$2,5 miliar.
“Ekspor kita hari ini baik dari komponen, barang jadi maupun setengah jadi sebesar US$4,5 miliar sedangkan impornya sebesar US$2 miliar. Dalam jangka lima sampai 10 tahun mendatang nilai ekspor kita bisa meningkat tiga kali lipat,” tuturnya di sela-sela pembukaan Indonesia International Motor Show.
Lutfi mengatakan, dengan target pencapaian tersebut akan otomatis mengundang pertumbuhan industri pendukung otomotif.
Menurutnya, dengan proyeksi produksi dua juta unit, maka sudah seharusnya industri otomotif mulai bergeser dari Jabodetabek.
“Ketika produksinya sudah menyentuh 1,5 juta harus dipikirkan ke luar Jakarta. Bisa bergeser ke Kendal, atau Banyuwangi, dan otomatis akan menyerap investasi lainnya,” katanya.
Lutfi menargetkan produksi roda empat di Indonesia mencapai tiga juta unit, Balikpapan atau Sulawesi Selatan akan disiapkan sebagai kota industri di masa mendatang. Rencana ini terkait dengan dijadikannya kota-kota di luar Pulau Jawa sebagai basis produksi metal di masa depan.
Lewat fokus pemerintah yang mengembangkan kelas LCGC dan jenis sedan maka ekspor dari sektor otomotif akan menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan alas kaki, serta mampu menyodok elektronik.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) produksi otomotif nasional pada 2008 sebesar 600.628 unit sedangkan pada 2013 melonjak dua kali lipat sebesar 1.206.368 unit.
Dalam kurun waktu lima tahun produksi meningkat lebih dari dua kali lipat, maka menjadi hal yang tidak mustahil capaian industri otomotif akan mencapai dua juta unit pada lima tahun ke depan.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Sudirman MR mengatakan industri mobil di Tanah Air siap mendukung keinginan pemerintah untuk meningkatkan nilai ekspor otomotif dalam lima tahun ke depan.
“Hal ini terlihat dari tren pertumbuhan produksi otomotif nasional yang berada di posisi rerata 23,4% per tahun, di mana pada 2009 lalu sempat menurun akibat krisis tapi kini terus tumbuh dan siap menjadi sektor utama ekspor non migas nasional,” katanya.
Menurut data Gaikindo nilai produksi otomotif nasional Januari – Agustus tahun ini sudah mencapai 878.000 unit, dengan target hingga akhir tahun bisa mencapai 1,4 juta unit. Sedangkan pasar mobil diprediksi berada di angka 1,2 juta – 1,25 juta unit dan sisanya pasar ekspor.
Pada 2013 tercatat nilai ekspor mobil utuh nasional mencapai 170.958 unit, sementara Januari – Agustus telah mencapai 126.935 unit. Sudirman memerkirakan hingga akhir tahun bisa menyentuh 200.000 unit.
Selain mobil utuh, Indonesia juga mengekspor mobil secara terurai, dimana pada 2013 mencapai 105.000 set, januari – Agustus telah mencapai 71.000 set dan pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai 120.000 set.
Ekspor Komponen
Sementara itu, Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, mengatakan industri pendukung otomotif nasional bertumbuh pesat dalam lima tahun belakangan, hal ini menunjukkan bahwa industri tersebut ikut menikmati hasilnya.
“Lima tahun lalu jumlahnya 700 sekarang sudah 1.200 bayangkan bagaimana dukungannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Dia menambahkan, industri komponen akan terus menguat seiring dengan investasi baru perusahaan otomotif dunia yang menancapkan pabriknya di Indonesia.
“VW sedang outgoing, belum lagi saat ini Mercedes sudah mulai ba nyak dirpoduksi dalam negeri. Kalau setiap model bisa dibuat disini maka industri komponennya juga terdongkrak.”(*/berbagai sumber)
Butuh data industri otomotif, klik di sini.