Duniaindustri.com (Agustus 2021) – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan kebijakan pemerintah dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara pararel berdampak pada perdagangan nasional. Selain itu, kebijakan PPKM juga memicu kontraksi aktivitas industri.
Terkait perdagangan ekspor, Lutfi menjelaskan secara kumulatif neraca perdagangan juga surplus USD14,42 miliar. Jika tak ada PPKM diperkirakan angka surplus semakin besar. Surplus secara bulanan ini melanjutkan tren surplus yang terjadi selama 15 bulan terakhir.
“Kinerja ekspor dan impor Juli 2021 menunjukkan pelemahan yang dipicu pemberlakuan PPKM darurat. Namun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus USD2,59 miliar,” kata Lutfi dalam keterangannya, kemarin.
Dia menilai kebijakan PPKM darurat pada awal Juli 2021 memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor. Kinerja ekspor tercatat USD17,70 miliar turun 4,53 persen (m-o-m) dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode Juli 2021, ekspor migas merosot 19,55 persen dan nonmigas turun 3,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pembatasan kegiatan mengakibatkan adanya keterbatasan aktivitas perekonomian mulai dari produksi hingga konsumsi yang tercermin pada penurunan keluaran sektor industri manufaktur, pesanan, dan kontraksi pada ekspor. Hal ini tercermin dari angka IHS Markit Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia pada Juli 2021 yang turun menjadi 40,1. Hal ini berarti terjadi kontraksi pada aktivitas industri,” kata Lutfi.
Produk yang mengalami penurunan ekspor pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu tembaga dan barang daripadanya (HS 74) anjlok 28,11 persen. Kemudian kendaraan dan bagiannya (HS 87) -24,17 persen, besi dan baja (HS 72) -20,56 persen, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) -20,41 persen, serta olahan daging dan ikan (HS 16) -16,62 persen.
Pada Juli 2021, kinerja ekspor Indonesia mengalami pelemahan di beberapa kawasan dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor yang menunjukkan pelemahan signifikan, antara lain menuju Asia Tengah merosot 47,52 persen, disusul Karibia anjlok 29,16 persen, dan Asia Barat turun 27,60 persen.
Namun demikian, ekspor ke beberapa kawasan juga mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Seperti di kawasan Afrika Selatan melonjak 124,11 persen dan Afrika Timur melesat 41,62 persen.
“Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan Afrika menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia yang perlu didorong pertumbuhannya,” ujar dia.
PPKM Diperpanjang
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan PPKM Level 2 sampai 4 masih diperpanjang dari 23 Agustus 2021 sampai 30 Agustus 2021. Namun, ada beberapa wilayah yang turun ke PPKM Level 3.
“Untuk Pulau Jawa dan Bali, wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya dan beberapa wilayah kota kabupaten lainnya sudah bisa berada di level 3 mulai tanggal 24 Agustus 2021,” kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (23/8/2021).
Menurut dia, keputusan ini diambil lantaran pemerintah melihat situasi Covid-19 di wilayah tersebut telah menunjukkan perbaikan. Saat ini, hanya ada 51 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang menerapkan PPKM level 4.
“Level 4, dari 67 kabupaten/kota berkurang menjadi 51 kabupaten/kota. Level 3 dari 59 kabupaten/kota (berkurang) menjadi 67 kabupaten/kota,” jelas Jokowi.
Sementara itu, daerah di luar Jawa-Bali yang menerpkan PPKM level 3 menjadi 234 kabupaten/kota. Sedangkan, daerah PPKM level 2 dari 39 kabupaten/kota bertambah menjadi 48 kabupaten/kota. “Untuk luar Jawa dan Bali juga ada perkembangan yang membaik, tapi tetap harus waspada,” ucap Jokowi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/safarudin/indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 235 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 235 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: