Latest News
You are here: Home | Semen | Melonjak 60%, Yogyakarta Jadi Primadona Pasar Semen Indonesia
Melonjak 60%, Yogyakarta Jadi Primadona Pasar Semen Indonesia

Melonjak 60%, Yogyakarta Jadi Primadona Pasar Semen Indonesia

Duniaindustri.com (Maret 2019) — Pasar semen di Yogyakarta tumbuh 60,27% pada Februari 2019 menjadi 126,6 ribu ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 79 ribu ton. Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi dibanding daerah lainnya di negeri ini.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang diperoleh tim Duniaindustri.com, pasar semen di Yogyakarta tumbuh secara signifikan dalam dua bulan pertama 2019. Pada Januari 2019, pasar semen di Yogyakarta juga melonjak 40,7% menjadi 121,6 ribu ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 86,4 ribu ton. Secara agregat, pasar semen di Yogyakarta tumbuh 50,04%  sepanjang Januari-Februari 2019 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan penjualan semen di Yogyakarta ikut mendorong pertumbuhan positif di Pulau Jawa, meski dibayangi pelemahan pasar di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pasar semen di Pulau Jawa mampu tumbuh 1,79% menjadi 2,7 juta ton pada Februari 2019 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 2,65 juta ton.

Tiga provinsi di Pulua Jawa menorehkan hasil penjualan negatif pada Februari 2019, yakni DKI Jakarta (-12,34%), Jawa Tengah (-2,98%), dan Jawa Timur (-4,33%). Sementara Banten, Jawa Barat, dan Yogyakarta mampu mengimbangi pelemahan tersebut. Pasar semen di Banten tumbuh 6,08% pada Februari 2019 secara tahunan, sedangkan Jawa Barat tumbuh 11,77%.

Secara nasional, pasar semen di Indonesia tumbuh 2,15% pada Februari 2019 menjadi 4,92 juta ton secara tahunan, membalikkan posisi setelah pada Januari 2019 terjadi pelemahan pasar. Dalam dua bulan pertama 2019, pasar semen nasional tumbuh sangat rendah hanya 0,28% menjadi 10,54 juta ton, menandakan permintaan yang belum stabil di awal tahun serta belum bergairahnya proyek-proyek properti dan infrastruktur.

Sebaliknya, ekspor semen pada periode Februari 2019 tercatat meroket 158% menjadi 176 ribu ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 68,2 ribu ton. Bulan lalu (Februari 2019) menjadi masa panen bagi ekspor, setelah sebelumnya sempat lesu pada Januari 2019 yang hanya menorehkan pertumbuhan 3,67% untuk ekspor semen.

Di awal tahun ini, persaingan di industri semen makin menarik untuk dicermati. Tiga market leader semen yang terdiri dari dua market leader existing dan satu market leader new comers tercatat paling agresif dalam melakukan ekspansi baik organik maupun non-organik.

Berdasarkan pengamatan tim duniaindustri.com, dua market leader existing yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) tidak henti-hentinya melakukan ekspansi untuk memperkuat genggaman pasar. Sementara market leader new comers yakni PT Conch Cement Indonesia juga tercatat paling agresif di antara pemain baru lainnya.

Kabar terbaru, Indocement mulai mengoperasikan terminal semen dan pabrik pengantongan semen yang berlokasi di Lampung pada 17 Januari 2019. “Terminal semen ini dapat menunjang distribusi semen dengan kapasitas 1.000 ton semen curah setiap hari dan pengepakan 1.500 ton semen kantor per hari,” kata Sekretaris Perusahaan Oey Marcos melalui keterbukaan informasi, Jumat (18/1).

Sementara itu, Semen Indonesia resmi mengakuisisi 80,6% kepemilikan saham LafargeHolcim di PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Total nilai transaksi mencapai US$ 1,7 miliar atau setara dengan Rp 25,78 triliun (dengan kurs Rp 14.735/US$).

“Kami memutuskan untuk melakukan divestasi saham Holcim Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk meninjau ulang semua portofolio,” kata Jan Jenisch, CEO of LafargeHolcim dalam keterangan resmi.

Aset Holcim Indonesia yang akan dilepas ke Semen Indonesia adalah semua yang dimiliki LafargeHolcim, di mana terdapat empat pabrik semen, 33 pabrik semen siap jadi, dan dua tambang batu kapur.

Di sisi lain, meski terjadi kelebihan pasokan (oversupply) semen di pasar domestik, raksasa dari China tampaknya belum berhenti untuk melakukan ekspansi kapasitas baru. Informasi yang diperoleh Duniaindustri.com menyebutkan Grup Conch Cement secara proaktif mendorong pembangunan proyek di luar negeri.

Ekspansi Conch Cement di luar negeri itu mencakup tiga proyek di Indonesia, yakni Merak (Banten), Sulawesi Utara, dan Papua. Tahap kedua dari proyek pabrik penggilingan (grinding mills) di Merak, Banten, telah selesai konstruksi dan segera dimasukkan ke dalam produksi. Sementara itu, konstruksi utama untuk proyek-proyek semen Keong Sulawesi Utara telah selesai dan diperkirakan proyek ini akan dioperasikan pada 2018.(*/tim redaksi 04, 05, 06/safarudin)

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 19 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market research dan kajian finansial, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)

Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Pemasok alkes berkualitas dan termurah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top