Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Gojek, perusahaan ride sharing online application, menerima investasi dana segar sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Suntikan dana segar itu berasal dari konsorsium global antara lain KKR & Co., Warburg Pincus, Farallon Capita, dan Capital Private Markets.
Direktur KKR Asia Terence Lee mengaku yakin terhadap peluang besar bagi Gojek untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi digital.
“Gojek adalah perusahaan yang unik karena mampu menjadi pemimpin dari tiap layanan di hampir seluruh kategori. Kami melihat ada peluang besar baginya demi memperkuat posisi sebagai yang terdepan di Indonesia,” tuturnya dalam keterangan tertulis.
Dengan suntikan dana sebesar itu, Gojek diperkirakan sudah bisa masuk ke dalam daftar prestisius, yaitu perusahaan start-up asal Asia Tenggara yang berstatus unicorn. Sebagai informasi, unicorn adalah istilah di dunia start-up bagi perusahaan yang mencapai estimasi nilai (valuation) US$ 1 miliar. Situs TechCrunch memperkirakan bahwa dengan investasi terbaru ini, Gojek memiliki nilai valuasi US$ 1,3 miliar.
Gojek bergabung dengan start-up unicorn asal Asia Tenggara lainnya, seperti perusahaan game Garena asal Singapura dengan nilai US$3,75 miliar, kompetitor Gojek yaitu Grab asal Malaysia dengan nilai US$ 1,8 miliar, serta situs e-commerce yang baru-baru ini disuntik dana oleh Alibaba yaitu Lazada dengan nilai US$ 1,5 miliar.
Saat ini, Gojek bermitra dengan 200 ribu pengendara ojek di seluruh Indonesia dengan jumlah pemesanan tumpangan sebesar 20 juta per bulan Juni 2016.
Gojek dan Grab adalah dua strart-up bidang transportasi yang berkompetisi di Indonesia. Keduanya memang menjadi rising star dengan menapaki babak baru investasi yang nilainya mencapai triliunan rupiah.
Asia Tenggara bakal jadi pasar yang besar untuk usaha serupa kedua perusahaan ini. Google dan Temasek Holdings memperkirakan akan ada pertumbuhan lima kali lipat, atau sebesar S$13,1 miliar.
Sementara itu, Grab yang sudah didirikan sejak 2012 silam, diketahui telah mendapatkan dana setidaknya U$800 juta. Pada pekan ini, Grab juga mengumumkan pendanaan baru sebesar US$600 juta atau sekitar Rp7,8 triliun dari SoftBank Group dan Didi Chuxing, penyedia layanan mobil panggilan asal China.
Kedua perusahaan ini mengklaim punya modal banyak untuk terus saling bersaing. “Kami memiliki tim yang kuat, teknologi yang hebat. Oleh karena itu, kami punya modal yang sangat besar,” kata CEO Grab Anthony Tan.
Modal tersebut disebutnya bakal dipakai untuk mengembangkan teknologi di aplikasi Grab yang membutuhkan banyak dana. Perusahaan membutuhkannya untuk mempekerjakan para ahli pemrograman komputer.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: