Duniaindustri.com (Agustus 2020) – Iklim bisnis yang belum pulih sepenuhnya dari ekses negatif pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri domestik, menurut market trend monitoring Duniaindustri.com. Berbagai indikator makro ekonomi menunjukkan adanya perbaikan, meski masih bersifat terbatas. Hal ini ikut mempengaruhi volatilitas kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali bertengger di level Rp 14.877/US$ di kurs tengah Bank Indonesia.
Upaya pemerintah mengendalikan penyebaran virus Covid-19 serta berbagai inisiatif untuk menggairahkan daya beli domestik masih harus menghadapi dampak pandemi Covid-19 yang telah berjalan 5 bulan menyandera perekonomian global. Fokus pelaku industri bergeser dari periode survival ke arah time lagging (penyesuaian waktu) dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional.
Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia per Juni 2020 mengindikasikan penjualan eceran mulai membaik meskipun masih dalam fase kontraksi. Indeks Penjualan Riil terkontraksi sebesar -17,1% (yoy), membaik dari -20,6% (yoy) pada Mei 2020. Perbaikan kinerja penjualan eceran terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, terutama kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -27,0% (yoy), membaik dari -45,4% (yoy) pada Mei 2020 dan Makanan, Minuman dan Tembakau yang mengalami perbaikan kontraksi dari -9,7% (yoy) pada Mei 2020 menjadi -7,6% (yoy) pada Juni 2020.
Selain itu, kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi tercatat kontraksi sebesar -16,3% (yoy), membaik dibandingkan -19,7% (yoy) pada bulan sebelumnya. Membaiknya kinerja penjualan eceran didorong oleh mulai beroperasinya pertokoan seiring peralihan kebijakan PSBB di beberapa daerah dan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Pada Juli 2020, penjualan eceran juga diindikasi semakin membaik meskipun masih tetap terkontraksi. Indeks Penjualan Riil diperkirakan sebesar 194,0, atau mengalami kontraksi -12,3% (yoy), membaik dari -17,1% (yoy) pada Juni 2020, namun lebih rendah dari 2,4% (yoy) pada Juli 2019. Hampir seluruh kelompok menunjukkan perbaikan, terutama pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya masing-masing sebesar -2,1% (yoy) dan -19,5% (yoy), relatif lebih baik dibandingkan -7,6% (yoy) dan -23,1% (yoy) pada Juni 2020. Semakin membaiknya penjualan eceran didorong oleh sejumlah kebijakan pemerintah terkait dengan peralihan kebijakan PSBB dan implementasi AKB.
Di sisi lain, pemerintah akan memperluas bantuan untuk pemulihan ekonomi nasional dengan memberi subsidi bagi tenaga kerja tertentu. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pemerintah sedang mengkaji pemberian subsidi gaji kepada jutaan pekerja yang mengalami pengurangan pendapatan akibat pandemi virus Covid-19. “Pemerintah mengkaji pemberian gaji kepada 13 juta pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5 juta,” kata Menkeu, beberapa waktu lalu.
Sri Mulyani memprediksi anggaran yang dibutuhkan untuk program subsidi gaji pekerja mencapai Rp31,2 triliun. Selain subsidi gaji bagi pekerja, pemerintah juga menambah program dan durasi penerimaan bantuan sosial (bansos). Hal itu dilakukan seiring belum pulihnya perekonomian dan meningkatnya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.(*/tim redaksi 08 & 04/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 192 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 192 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: