Duniaindustri.com (Juni 2016) – Lulu Group Retail, raksasa ritel asal Uni Emirat Arab yang menguasai 33% pangsa pasar hypermarket di Timur Tengah, akan membangun 10 hypermarket di Indonesia dengan total investasi US$ 500 juta. Lulu Group melalui PT Lulu Group Retail resmi membuka tokonya yang ke-126 di Indonesia.
Toko yang diberi nama Lulu Hypermarket ini sudah berdiri permanen di Cakung, Jakarta Timur. Peresmian Lulu Hypermarket sendiri dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pemimpin Lulu Group Yusuf Ali MA mengatakan, dana investasi secara keseluruhan sebesar USD500 juta dan ditargetkan akan membangun 10 Lulu Hypermarket di seluruh Indonesia. “Investasi awal mencapai USD300 juta,” kata Yusuf di Lulu Hypermarket Cakung.
Yusuf mengatakan, Lulu Group telah mengoperasikan 125 toko di Jazirah Arab, Mesir, dan India dengan mempekerjakan lebih dari 38.000 karyawan dari berbagai kewarganegaraan dan merupakan salah satu jaringan ritel terbesar di Timur Tengah.
Selain membangun 10 Lulu Hypermarket, Lulu Group juga akan membangun sebuah pusat logistik dan fasilitas gudang di Jakarta. “Kami juga berencana untuk menjalin kerjasama dengan sejumlah peternakan untuk menjamin pasokan produk berkualitas sekaligus mendukung kemajuan sektor pertanian Indonesia,” tambahnya.
Lulu Group merupakan salah sati jaringan ritel raksasa di Jazirah Arab dengan pangsa pasar sebesar 33 persen. Lulu Cakung merupakan yang pertama dan salah satu yang terbesar di Indonesia.
Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, para pemain ritel internasional siap membanjiri pasar Indonesia. Saat ini, Presiden Jokowi telah meresmikan pengoperasian Lulu Hypermarket & Departemen Store.
Lulu Hypermarket dimiliki oleh Lulu Group Retail yang merupakan pemain ritel raksasa di Uni Emirat Arab (UEA). “Ada (selain Lulu), saya tidak hapal, ada dari Australia itu Home Appliance, dari Kanada, dari Amerika, yang kelihatan serius itu dari Australia,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani.
Pemain ritel dari tiga negara tersebut format investasinya akan sama dengan Lulu Group, yakni dengan membuka hypermart dan akan memperluas atau mengembangkan yang sudah ada, seperti IKEA.
“Nilai komitmennya belum ketahuan, range luas tokonya juga sekitar 4-10 ribu. Jadi masih lakukan pendalaman untuk size berapa. Apakah 4.000 m2 atau 10.000 meter persegi,” tambahnya.
Menurut Franky, membangun swalayan tidak semudah membalikan telapak tangan, para pelaku harus melalui banyak perizinan. Misalnya, produk makanan yang dijual itu harus terdaftar di BPOM. “Ada beberapa buah yang impor seperti kiwi dan tentu harus melalui karantina,” tandasnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: