Latest News
You are here: Home | World | Lonjakan Inflasi dan Pemulihan Pandemi Guncang Bisnis Startup
Lonjakan Inflasi dan Pemulihan Pandemi Guncang Bisnis Startup

Lonjakan Inflasi dan Pemulihan Pandemi Guncang Bisnis Startup

Duniaindustri.com (Mei 2022) – Sedikitnya tujuh startup skala besar terpaksa melakukan efisiensi hingga berujung pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga awal Juni 2022. Tim Duniaindustri.com menilai lonjakan inflasi serta pemulihan pandemi yang membuka penguncian ikut mempengaruhi bisnis startup hingga terguncang cukup hebat.

Lonjakan inflasi memicu kenaikan cost of fund di tingkat investor (penyandang dana), memaksa pemilik modal mengevaluasi kembali target sektoral mengingat sejumlah sektor yang telah dibuka pasca pandemi bisa menjanjikan prospek pertumbuhan tinggi. Bisnis startup yang semula meraup pertumbuhan tinggi karena karakteristik yang fully digital dan menjadi solusi di era penguncian Covid-19, kini berubah drastis.

Tim Duniaindustri.com menilai para investor cenderung mengadopsi strategi diversifikasi modal ke sektor yang tertinggal akibat Covid-19, seperti pariwisata dan pendidikan, di saat jalur pemulihan terlihat jelas. Konsekuensinya arus modal ke bisnis startup cenderung menurun dan mengering.

Di sisi lain, inflasi yang tinggi justru menguntungkan bisnis consumer goods dengan kebutuhan yang sangat tinggi, di era kebebasan pasca penguncian Covid-19. Trend mobilitas masyarakat yang naik membuat daya konsumsi ikut terdorong, sebagai kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi.

Pergeseran trend peluang pertumbuhan pasar ini, menurut tim Duniaindustri.com, sangat mempengaruhi arus modal di semester II 2022. Tidak heran sejumlah investor kakap menilai pendanaan bagi bisnis startup makin sulit, di tengah sejumlah alternatif pilihan investasi di sektor yang lebih menjanjikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi tahunan pada April 2022 dibandingkan April 2022 sebesar 3,47 persen. Inflasi tersebut merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, sebelum era pandemi Covid-19. Tingkat inflasi yang cukup tinggi ini, menurut kajian tim Duniaindustri.com, akan memacu tiap sektor ekonomi untuk ‘mempercantik diri’ guna bertumbuh secara eksponensial, ditopang arus investasi yang cenderung teralihkan dari bisnis startup.

Tanpa arus modal yang deras, bisnis startup akan cenderung memainkan strategi bertahan untuk survive. Terbukti, makin panjang daftar startup di Indonesia yang melakukan PHK dengan bertambahnya startup platform game dan turnamen online asal India, yakni Mobile Premier League (MPL), yang memutuskan tidak beroperasi lagi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.

“Per tanggal 30 May 2022, MPL tidak lagi beroperasi di wilayah Indonesia. Semua Turnamen, Pertandingan, dan fitur Top Up telah dinonaktifkan, namun fungsi penarikan Berlian masih dapat di akses sehingga semua Berlian Top Up telah di konversi ke Berlian Kemenangan dan kamu dapat menarik semua Berlian Kemenangan melalui channel penarikan yang tersedia.,” tulis MPL Indonesia di situsnya.

Diketahui, MPL merupakan startup asal India yang saat ini sudah merambah ke berbagai negara Asia Pasifik, Amerika Serikat (AS), dan Eropa. Tidak disebutkan secara pasti alasan MPL hengkang dari Indonesia dan jumlah pekerja di Indonesia yang di-PHK. Namun, mengutip sejumlah sumber, perusahaan tersebut diduga memberhentikan setidaknya 10% dari total pekerjanya.

Kabar gelombang PHK ratusan pekerja di sejumlah startup di dalam negeri, seakan membebani jalur pemulihan sektor lain yang baru saja mulai bangkit dan lepas dari efek pandemi. Bahkan startup dompet digital besutan BUMN, yakni LinkAja, tidak luput melakukan gelombang PHK terhadap pekerjanya.

Hingga pekan terakhir Mei 2022, berdasarkan pemantauan tim Duniaindustri.com, selain MPL, terdapat enam startup yang melakukan PHK terhadap pekerjanya. Keenam startup itu adalah Zenius, LinkAja, Tanihub, Fabelio, Uang Teman, hingga JD.ID. Sejumlah pengamat, praktisi startup, dan analis menilai arus pendanaan di bisnis startup makin sulit, yang salah satunya dipengaruhi volatilitas sektor finansial.

Zenius, startup bidang pendidikan, telah mem-PHK lebih dari 200 karyawan. Manajemen mengaku kinerja perusahaan turun di tengah gejolak ekonomi. “Agar dapat beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi industri, Zenius melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan,” ungkap manajemen dalam keterangan resmi, Selasa (24/5).

Karyawan yang diberhentikan, kata manajemen, akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Selain itu, Zenius juga akan melanjutkan manfaat asuransi karyawan termasuk anggota keluarga hingga 30 September 2022. Kemudian, Zenius juga memperpanjang layanan konseling kesehatan dengan konsultan pihak ketiga sampai 30 September 2022.

Demikian juga dengan LinkAja yang melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan dalam rangka reorganisasi sumber daya manusia (SDM). “Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini,” ujar Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo.

Menurut Reka, akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan anak usaha Telkom ini, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan. Hal tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, salah satunya adalah reorganisasi SDM.

“Tentunya ini krusial untuk dilakukan, untuk memastikan bahwa perusahaan dapat bertumbuh secara optimal, dengan ditopang oleh pilar SDM yang efisien dan sesuai dengan fokus dan target perusahaan ke depan,” ujar Reka.

Sementara itu, dia memastikan bisnis LinkAja beroperasi seperti biasa. Dengan demikian, penyesuaian jumlah SDM tak akan mempengaruhi layanan LinkAja kepada pengguna.

Sedangkan Tanihub, startup pertanian, diketahui melakukan PHK setelah dua gerainya di Bandung dan Bali ditutup. Langkah PHK dilakukan karena startup ini menghentikan kegiatan Business to Consumer (B2C) dan fokus meningkatkan pertumbuhan Business to Business (B2B).

Di sisi lain, startup e-commerce JD.ID mengambil langkah PHK terhadap karyawan demi mempertahankan eksistensi perusahaan dengan kondisi pasar Indonesia. “Perusahaan melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 255 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top