Duniaindustri.com (Agustus 2022) – Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian dalam arti jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 9,6% (yoy) menjadi Rp7.846,5 triliun. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,9% (yoy) dan uang kuasi sebesar 3,2% (yoy).
Pertumbuhan M2 pada Juli 2022 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan perkembangan keuangan pemerintah, serta aktiva luar negeri bersih. “Penyaluran kredit pada Juli 2022 tumbuh 10,5% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,4% (yoy),” ujar Erwin Haryono dalam keterangannya, kemarin.
Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat terkontraksi 11,0% (yoy), setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 14,0% (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi 4,6% (yoy) pada Juli 2022 dimana sebelumnya terkontraksi sebesar 1,7% (yoy) pada Juni 2022.
Selang sehari sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan level Suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7- DRRR ) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Seiring itu, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility juga naik sebesar 25 basis poin menjadi level 3 persen serta suku bunga lending facility naik 25 basis poin menjadi 4,50 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan kenaikan kebijakan suku bunga acuan ini sebagai langkah preemtif dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga-harga di pasar, termasuk kenaikan harga BBM non subsidi dan kenaikan harga pangan.
“Keputusan kenaikan ini juga untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.
BI, tambah Perry, akan terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. BI akan memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang antar bank sesuai dengan kenaikan suku bunga. Ini diperlukan untuk memitigasi kenaikan inflasi inti dan ekspektasi kenaikan inflasi.
“BI juga akan memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, sebagai bagian untuk pengendalian inflasi dengan intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spot, DNDF serta pembelian dan penjualan SBN di pasar sekunder,” pungkas Perry.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 ini bisa mencapai 4,5% – 5,3%. Hal ini didasarkan pada realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022 yang bisa tembus di level 5,44% (yoy) atau jauh lebih tinggi dari perkiraan dan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 5,01% (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tingginya pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga, serta tetap tingginya kinerja ekspor. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha, terutama industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, serta perdagangan besar dan eceran.
“Pertumbuhan ekonomi kedepan diperkirakan akan tetap tinggi. Berbagai indikator dini pada Juli 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur terus membaik,” kata Perry.
Sementara itu, perkiraan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini akantumbuh lebih rendah dari asumsi sebelumnya. Sebab masih besarnya potensi risiko stagflasi dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, berisiko lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Berbagai indikator dini Juli 2022 mengindikasikan berlangsungnya perlambatan konsumsi dan kinerja manufaktur di AS, Eropa, dan Tiongkok. Sementara itu, tekanan inflasi global masih tinggi seiring dengan ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionisme yang masih berlangsung. Selain itu upaya perbaikan gangguan rantai pasokan dari sejumlah negara masih terbatas.
“Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, di tengah masih berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara, termasuk AS meskipun tidak seagresif dari prakiraan awal. Hal ini mengakibatkan masih terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” pungkas dia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: