Duniaindustri.com (Juni 2019) — Di tengah gencarnya kemajuan era disrupsi digital, inovasi baru terus muncul. Raksasa sosial media Facebook berencana merilis mata uang digital baru yang dikenal dengan nama Libra.
Rencana kehadiran Libra telah menjadi pembicaraan hangat di publik. Peluncuran Libra sebagai mata uang digital (cryptocurrency) baru akan dilakukan oleh Facebook pada 2020, tapi sentimen terhadap kehadirannya mulai dirasakan saat ini, seperti mendorong harga Bitcoin.
Popularitas Bitcoin yang sempat memudar karena tidak diakui oleh sejumlah negara sebagai mata uang, justru seakan mendapat angin segar. Akibat ‘dorongan’ Libra, harga Bitcoin melonjak ke level tertinggi sejak Maret 2018 menembus US$ 11.000 pada Senin (24/6). Dengan demikian harga Bitcoin lebih tinggi 170% sepanjang tahun ini (year to date).
Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan yang mengatur mata uang sudah mewanti-wanti jauh-jauh hari sebelum kelahiran Libra. Bank Indonesia (BI) menyatakan telah mencermati perkembangan mata uang digital Libra. Namun, sesuai aturan yang berlaku, BI menyatakan mata uang digital tersebut tidak sah sebagai alat transaksi di Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan mata uang tersebut tidak sah untuk dijadikan alat transaksi di Indonesia karena rupiah telah ditetapkan sebagai satu-satunya mata uang yang sah sebagai alat transaksi di Indonesia. Hal itu diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 Tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Terkait Libra, kami tegaskan bahwa alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah rupiah dan lembaga negara yang ditunjuk dan dimandatkan undang-undang adalah Bank Indonesia,” ujar Perry di Jakarta, Kamis (20/6).
Meski dilarang di Indonesia, kehadiran Libra telah menyeruak pasar mata uang digital global. CEO Facebook Mark Zuckerberg menyatakan Libra dimungkinkan untuk dipakai oleh miliaran pengguna Facebook di seluruh dunia untuk melakukan transaksi keuangan online. Kemunculan Libra berkat kerja sama dengan 27 organisasi dari seluruh dunia.
Bagaimana sebenarnya mata uang digital ini bekerja sehingga disinyalir dapat mengguncang system perbankan global? Dengan Libra, 2,4 miliar pengguna Facebook akan bisa melakukan transaksi keuangan di seluruh dunia. Libra disebut-sebut sebagai sarana untuk menghubungkan orang-orang yang tidak memiliki akses ke platform perbankan tradisional (bank konvensional).
Teknologi untuk melakukan transaksi dengan Libra akan tersedia sebagai aplikasi mandiri – serta pada platform WhatsApp dan Facebook Messenger – sejak 2020. Ini akan memungkinkan konsumen untuk saling mengirim uang serta berpotensi membayar barang dan jasa menggunakan mata uang digital yang didukung Facebook, bukan mata uang lokal mereka.
Para eksekutif Facebook mengklaim sistem Libra akan membantu jutaan orang tanpa rekening bank tetapi dengan akses ke ponsel untuk memasuki dunia perbankan dan mengirim uang dengan lebih lancar.
Sementara Facebook menciptakan mata uang, keputusan mengenai pemeliharaan platform Libra yang sedang berlangsung akan dilakukan oleh Asosiasi Libra, sebuah kumpulan dari puluhan perusahaan keuangan, nirlaba, dan perusahaan dagang. Untuk bergabung dengan anak perusahaan Facebook yang baru, masing-masing perusahaan ini menyumbang minimal US$ 10 juta untuk usaha, memberikan perusahaan lebih dari US$ 1 miliar untuk dimasukkan ke dalam mata uang baru.
Perusahaan yang terlibat termasuk Mastercard, PayPal, crypto exchange Coinbase, dan eBay. Juga bergabung dengan Libra Association adalah perusahaan pemula Uber dan Lyft dan organisasi keuangan nirlaba Women World World, platform pinjaman mikro Kiva, dan kelompok bantuan kemanusiaan Mercy Corps. Yayasan ini akan berkantor pusat di Jenewa dan Facebook mengklaim akan independen dari pemerintah dan perusahaan itu sendiri.(*/Tim redaksi 05/06/Safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 167 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 167 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: