Duniaindustri.com (Juni 2021) – PT Bukalapak.com Tbk mengumumkan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham. Mengutip prospektus ringkas yang beredar pada Jumat, (9/7/2021), Bukalapak menawarkan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50.
Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran IPO Rp 750-Rp 850. Perseroan diperkirakan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 21,90 triliun.
Presiden Direktur Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin, mengatakan dalam kurun waktu 11 tahun ini Bukalapak terus berevolusi, berkembang, dan berproses untuk memecahkan masalah pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekaligus mempercayai hasil akan mengikuti proses.
“Tahun 2020 kami berhasil mencatatkan nilai transaksi sebesar US$ 6 miliar, sekitar Rp85 triliun atau sekitar 3,3 persen dari belanja APBN Indonesia di tahun 2020. Kami juga membukukan pendapatan sebesar sekitar US$ 96 juta atau Rp1,35 triliun,” ujar Rachmat dalam public expose Bukalapak, Jumat (9/7).
Rachmat menambahkan, Bukalapak juga menjadi penyedia layanan all-commerce terkemuka untuk masyarakat Indonesia terutama di luar kota besar, dimana 70 persen dari nilai transaksi Bukalapak datang dari luar kota tier 1 dan mempunyai lebih dari 100 juta register user.
“Tapi yang paling kami banggakan adalah di akhir tahun 2020 Bukalapak melayani 13,5 juta UMKM yang terdiri dari sekitar 6,5 juta pelapak online dan sekitar 7 juta UMKM Mitra Bukalapak yang merupakan jaringan mitra baru nomor satu di Indonesia,” kata dia.
Dia menyebut, banyak pihak yang menyampaikan jika perusahaan teknologi ingin tumbuh lebih besar harus bakar uang yang lebih banyak, namun startup unicorn ini memiliki cara yang sedikit berbeda karena bertujuan untuk tumbuh sekaligus memperbaiki profitabilitas.
“Sementara nilai transaksi dan pendapatan kami terus tumbuh, di tahun 2020 kami berhasil memperbaiki posisi EBITDA kami dari minus Rp2,69 triliun di tahun sebelumnya menjadi minus Rp1,67 triliun, perbaikan lebih dari Rp1 triliun,” ucapnya.
Berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020, perusahaan ternyata masih rugi sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, bila dibandingkan tahun sebelumnya rugi itu mengalami perbaikan.
Di tahun 2019 rugi Bukalapak lebih besar, mencapai Rp 2,8 triliun. Sementara itu, di tahun 2018 Bukalapak juga mengalami kerugian, jumlahnya mencapai Rp 2,2 triliun.
Di tahun 2020 Bukalapak sebenarnya memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun. Namun sayang Bukalapak masih memiliki beban yang juga sangat besar. Paling besar beban penjualan dan pemasaran dengan total Rp 1,5 triliun.
Beban terberat kedua untuk urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian beban pokok pendapatan sebesar Rp 123 miliar, dan beban lainnya Rp 48 miliar. Beban-beban ini membuat Bukalapak mengalami rugi usaha sebesar Rp 1,8 triliun.
Di akhir 2020, Bukalapak mencatatkan aset sebesar Rp 2,5 triliun, jumlahnya naik dari tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 2 triliun. Kemudian, total liabilitas Bukalapak di tahun 2020 sebesar Rp 985 miliar.
Rachmat menyampaikan, pihaknya perlu meyakinkan masyarakat bahwa Bukalapak dapat terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Dia menyampaikan beberapa hal yang menjadi keunggulan Perseroan dan menjadi alasan mengapa Bukalapak yakin dapat menjadi salah satu perusahaan terbuka yang terkemuka di Indonesia.
Keunggulan pertama, Bukalapak beroperasi dalam industri e-commerce dan ritel mikro offline Indonesia serta memiliki posisi yang baik untuk terus mengembangkan bisnis dalam peluang. Perseroan yang bergerak di bidang e-commerce, teknologi, platform online dan offline juga telah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam rangka IPO. Yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek yaitu PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT UBS Sekuritas Indonesia.
Direktur PT Buana Capital Sekuritas Ratna Karim Ratna Karim selaku penjamin emisi menjelaskan dana IPO sebesar 66 persen akan digunakan Bukalapak untuk modal kerja. Sementara sisanya 34 persen akan digunakan sebagai modal kerja oleh entitas anak.
“Rinciannya 15 persen dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia, 15 persen untuk PT Buka Usaha Indonesia, dan 15 persen untuk Buka Investasi Bersama. Kemudian masing-masing 1 persen untuk PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte Ltd, dan PT Five Jack Indonesia,” terang Ratna.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 228 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 228 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: