Duniaindustri.com (November 2015) – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), emiten infrastruktur jalan tol, tower, energi, dan industri pengolahan air minum, dalam tiga tahun ke depan menyiapkan dana ekspansi Rp5 triliun. Tingginya dana ekspansi itu disesuaikan dengan stabilnya pertumbuhan laba bersih perseroan hingga kuartal III 2015 sebesar 22% secara tahunan.
Direktur Pengembangan Bisnis Nusantara Infrastructure Ridwan A Irawan menjelaskan dalam tiga tahun ke depan hingga 2018, setidaknya perseroan harus menyiapkan dana lebih dari Rp 5 triliun untuk mendukung bisnis perseroan.
Dia menjelaskan, kebutuhan untuk ekspansi jalan tol hingga 2018 akan mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun, terbesar di antara lini usaha perseroan. Sedangkan ekspansi tower diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 2 triliun. “Selain itu, kami sedang dalam progress menambah kapasitas pengolahan air di Serang,” paparnya.
Sumber pendanaan ekspansi itu akan diperoleh dari hasil kombinasi kas internal dan pinjaman perbankan. “Kami akan menggunakan pinjaman bank 70% dan ekuitas 30% untuk mendanai ekspansi tersebut,” paparnya.
Hingga kuartal III 2015, Nusantara Infrastructure membukukan laba bersih periode berjalan Rp 164,19 miliar, tumbuh 22% dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp134,73 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut didorong bisnis perusahaan yang terus tumbuh secara konsisten khususnya di sektor pengelolaan jalan tol, tim yang solid, kontribusi anak-anak usaha yang meningkat, dan efisiensi serta inovasi yang dilakukan entitas anak.
Kenaikan laba juga ditopang peningkatan pendapatan sebesar 4% menjadi Rp 397,79 miliar, dibandingkan periode yang sama 2014 senilai Rp382,31 miliar. EBITDA perseroan pun meningkat 22% menjadi Rp 236,7 miliar dari sebelumnya Rp 194,34 miliar.
Kenaikan Tarif
Tarif di 15 ruas jalan tol naik per awal November 2015 dimulai pukul 00.00. Ruas tol tersebut yakni ruas Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Jakarta-Tengerang, Jalan Tol Dalam Kota, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Padalarang-Cileunyi, Semarang Seksi A, B, C, Surabaya-Gempol, Palimanan-Plumbon-Kanci, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Serpong-Pondok Aren, Tangerang-Merak, Ujung Pandang Tahap I dan II, Pondok Aren Bintaro Viaduct-Ulujami dan Bali Mandara.
Golongan I yang naik mulai 1 November 2015, antara lain: 1. Tol Jagorawi dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.500. 2. Tol Jakarta-Tangerang Rp 5.000 menjadi Rp 5.500. 3. Tol JORR Rp 8.500 menjadi Rp 9.500. 4. Tol Padalarang-Cileunyi Rp 8.000 menjadi Rp 8.500. 5. Tol Semarang seksi ABC Rp 2.000 menjadi Rp 2.500. 6. Tol Surabaya-Gempol Rp 4.000 menjadi Rp 4.500. 7. Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang Rp 34.000 menjadi Rp 37.500. 8. Tol Palimanan-Plumbon-Kanci Rp 5.000 menjadi Rp 5.500. 9. Tol Serpong-Pondok Aren Rp 5.000 menjadi Rp 6.000. 10. Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa Rp 6.000 menjadi Rp 7.000. 11. Tol Tangerang-Merak Rp 36.000 menjadi Rp 41.500. 12. Tol Ujung Pandang tahap I dan II Rp 3.000 menjadi Rp 3.500. 13. Tol Pondok Aren-Bintaro-Viaduct-Ulujami Rp 2.500 menjadi Rp 3.000. 14. Tol Bali Mandara Rp 10.000 menjadi Rp 11.000. 15. Tol Dalam Kota Jakarta Rp 8.000 menjadi Rp 9.000.
Kenaikan tarif jalan tol yang paling tinggi terjadi di ruas tol Serpong-Pondok Aren sebesar 20% menjadi Rp 6.000 dari Rp 5.000.
Tarif baru tersebut mengalami kenaikan mengacu pada UU No 38/2014 pasal 48 ayat 3 tentang jalan. “Penyesuaian tarif” tersebut juga mengacu pada Peraturan Pemerintah no 15 tahun 2015 tentang jalan tol. Tarif ditetapkan setiap dua tahun sekali, dihitung berdasarkan tarif lama ditambah penyesuaian inflasi.
Seperti diketahui, dari 15 ruas tol yang mengalami kenaikan tarif, sebanyak sebelas ruas merupakan tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga. Sisanya dikelola operator lain di antaranya PT Margautama Nusantara (anak usaha Nusantara Infrastructure), PT Bintaro Serpong Damai, dan PT Citra Marga Nusapala Persada.
Jauh Tertinggal
Panjang jalan tol di Indonesia ternyata masih jauh tertinggal dibanding kompetitor utama seperti China. China merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, dengan infrastruktur yang sangat maju dan berkembang pesat. Misalnya infrastruktur jalan tol di Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai sekitar 85.000 km.
Bandingkan dengan Indonesia, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, panjang tol yang beroperasi di Indonesia kurang lebih mencapai 820,2 km.
Duta Besar Indonesia untuk China, Sugeng Raharjo menjelaskan selain AS dan negara lainnya, proyek infrastruktur seperti jalan dan kereta api di China mengalahkan negara lain seperti Indonesia, bahkan Jepang.
”Mereka konsentrasi di pembangunan infrastruktur, jalan tol 85.000 km kedua terpanjang setelah AS. Lalu 19.000 km railway high speed, artinya 10 kali lebih panjang dibanding Jepang. Bandara internasional hampir di semua kota, begitu juga dengan pelabuhannya,” kata Sugeng.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: