Latest News
You are here: Home | Rokok | Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 50% di 2022, Bisnis Tembakau Tercekik Cukai dan Inflasi?
Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 50% di 2022, Bisnis Tembakau Tercekik Cukai dan Inflasi?

Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 50% di 2022, Bisnis Tembakau Tercekik Cukai dan Inflasi?

Duniaindustri.com (Maret 2023) — PT Gudang Garam Tbk (GGRM), emiten produsen rokok yang menjadi salah satu market leader di Indonesia, merilis kinerja keuangannya per 31 Desember 2022. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sekitar 50% menjadi Rp 2,78 triliun per akhir tahun 2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 5,6 triliun.

Pendapatan perseroan juga turun 0,16% menjadi Rp 124,68 triliun pada akhir 2022, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 124,88.

Hal ini dikarenakan adanya kenaikan beban usaha sebesar 2,31% menjadi Rp 7,32 triliun, kemudian adanya perubahan selisih kurs, yang mulanya masih mencetak laba menjadi rugi sebesar Rp 9,17 miliar, dan kenaikan beban bunga yang sekitar 250% menjadi Rp 262,4 miliar.

Di lain sisi, naiknya kembali cukai rokok juga menghambat kinerja keuangan Gudang Garam, karena hal tersebut dapat menahan laju bisnis GGRM. Perseroan menghadapi persaingan yang cukup ketat imbas kesenjangan tarif yang semakin melebar dengan produsen rokok golongan kedua.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbaru tentang cukai hasil tembakau untuk tahun 2023-2024. Ketentuan tersebut resmi dimulai pada 1 Januari 2023 untuk tahun 2023 dan 1 Januari 2024 untuk tahun 2024.

Kemenkeu menerapkan tarif cukai Sigaret Kretek Mesin (SKM) tingkat 1 per batang akan naik 11,8% untuk tahun 2023 dan 2024. Sedangkan untuk cukai SKM tingkat 2 akan naik 11,5%. Dengan demikian, kesenjangan cukai antara kategori tingkat 1 dan tingkat 2 semakin melebar di tahun 2023 dan 2024.

Sebagai strategi diversifikasi usaha, Gudang Garam memberikan tambahan modal kepada entitas usahanya yakni PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sebesar Rp 3 triliun secara bertahap. Penambahan modal tersebut dilakukan untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara (Bandara) Terpadu di Kediri, Jawa Timur yang dibangun oleh Perseroan melalui SDHI.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi afiliasi tersebut dilakukan melalui pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan oleh SDHI sejumlah 3.000.000 saham, atau setara dengan Rp 3 triliun.

Sehingga, modal ditempatkan dan modal disetor SDHI yang semula Rp 10 triliun, bertambah menjadi Rp 13 triliun dengan kepemilikan oleh Perseroan seluruhnya sebanyak 12,9 juta atau sebesar Rp 12,9 triliun, dan kepemilikan PT Surya Duta Investama sebanyak 1 saham atau sebesar Rp 1 juta.

“Perubahan jumlah modal SDHI tersebut diatas adalah sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham (Keputusan Sirkuler) SDHI tertanggal 24 Maret 2023 yang akan dituangkan dalam akta Perubahan Anggaran Dasar SDHI ,” kata Corporate Secretary Heru Budiman, Senin (27/3).

Menurut tim Duniaindustri.com, bisnis rokok yang terus mengepul dan demand cenderung elastis telah memasuki era yang jauh berbeda. Mulai dari efek pandemi, volatilitas harga komoditas, inflasi tinggi, serta lonjakan cukai yang terus menerus ternyata mengobrak-abrik demand rokok di Indonesia. Daya beli cenderung menurun, sementara harga rokok terus menjulang. Sebagian konsumen telah beralih ke brand lain yang lebih terjangkau, daripada loyal terhadap brand sebelumnya.(*/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 263 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 263 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top