Duniaindustri.com (Agustus 2021) – Dua emiten produsen makanan dan consumer goods tertekan di semester I 2021. Kedua emiten tersebut adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan penurunan laba bersih hingga semester I-2020. Laba bersih anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini tercatat turun 5% menjadi sebesar Rp 3,22 triliun di semester I 2021, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,38 triliun.
Padahal, pendapatan neto konsolidasi Indofood CBP tercatat sebesar Rp 28,20 triliun, tumbuh 21% dibandingkan semester I-2020 sebesar Rp 23,05 triliun. Laba usaha Indofood CBP juga tercatat tumbuh 36% menjadi Rp 6,36 triliun dari Rp 4,68 triliun. Marjin laba usaha juga naik menjadi 22,6% dari sebelumnya 20,3%.
Namun, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs yang belum terealisasi, maka core profit yang mencerminkan kinerja operasional meningkat 25% menjadi Rp 3,95 triliun dari Rp 3,16 triliun.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim menuturkan meskipun laju pemulihan ekonomi global belum menentu karena karena berlanjutnya pandemi, pihaknya dapat mencatatkan operasional yang positif di tahun 2021.
“Ke depan kami akan terus memperkuat keunggulan operasional dan mempertahankan ketangguhan model bisnis kami yang terintegrasi serta keselamatan para karyawan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/8).
Sejumlah emiten makanan minuman mulai merasakan dampak pandemic Covid-19 gelombang dua di pertengahan 2021 yang lebih dahsyat dibanding tahun lalu. Efek berantai pandemic mulai mempengaruhi kinerja pendapatan dan laba, meski beberapa emiten masih mampu mempertahankan kinerja positif.
Sebut saja, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat perolehan laba bersih pada semester I-2021 sebesar Rp 3,04 triliun, menurun 15,78% dibandingkan semester I-2020 yang mencapai Rp 3,61 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Kamis, (22/7), penurunan laba bersih ini dipengaruhi oleh penurunan penjualan bersih sebesar 7,34%, dari Rp 21,77 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp 20,17 triliun pada semester I-2021. Melambatnya penjualan domestik sebesar 7,3% menjadi salah satu penyebab penurunan pendapatan tersebut.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan, pertumbuhan pasar fast moving consumer goods (FMCG) belum sepenuhnya pulih karena pandemi Covid-19 menyebabkan konsumen berhati-hati dalam memilih pola konsumsi di beberapa kategori basic.
“Berbagai tantangan tersebut tentunya mempengaruhi tingkat pertumbuhan dari perseroan. Kondisi ini juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai mempengaruhi biaya produk,” jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (22/7).
Ira menjelaskan, untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, perseroan berusaha menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Penyeimbangan tersebut diwujudkan dalam lima strategi, yakni mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen; memperluas dan memperkaya portofolio ke value dan premium segment, memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel, menerapkan e-Everything di semua lini termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data serta tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.
Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama lebih dari 87 tahun, Unilever telah membuktikan keberhasilan dalam membangun merek di berbagai kategori. Saat ini, Unilever Indonesia adalah pemimpin pasar di setidaknya 12 kategori industri FMCG .
“Karenanya, mendorong pertumbuhan pasar bukan saja menjadi strategi yang tepat melainkan juga menjadi tanggung jawab perseroan sebagai pemain industri terdepan,” jelas dia.
Ira menjelaskan, seiring dengan dinamika segmen konsumen tanah air terkini, perseroan menjawab kebutuhan konsumen di value segment melalui produk Bango Rp 3 ribu dan juga di premium segment melalui berbagai inovasi yang digerakan oleh pakar-pakar terbaik di bagian product research and development di berbagai kategori.
Beberapa inovasi dalam premium segment antara lain peluncuran Baby Dove untuk meraih potensi di pasar bayi; peluncuran range Sensitive Expert berkekuatan teknologi terdepan Active Remin Complex, dan daging vegetarian The Vegetarian Butcher dari Unilever Food Solutions (UFS) untuk menjawab kebutuhan makanan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Sementara itu, proses produksi, pengiriman, dan penjualan yang terintegrasi melalui strategi e-Everything akan memastikan infrastruktur operasional yang lebih mulus dan tahan banting, dengan jangkauan lebih luas. Toko-toko kelontong dalam ekosistem Unilever saat ini sudah bertransaksi menggunakan aplikasi Sahabat Warung. Selain itu, official store Unilever juga tumbuh di berbagai platform e-commerce di Indonesia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/safarudin/indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 235 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 235 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: