Latest News
You are here: Home | Otomotif | Laba Bersih Astra Flat Senilai Rp 19,4 Triliun
Laba Bersih Astra Flat Senilai Rp 19,4 Triliun

Laba Bersih Astra Flat Senilai Rp 19,4 Triliun

Duniaindustri.com (Maret 2014) — PT Astra International Tbk (ASII)pada tahun 2013 membukukan laba bersih Rp 19,4 triliun, flat dibanding tahun 2012. Pendapatan bersih Astra per Desember tahun 2013 mencapai Rp 193,9 triliun, naik 3% dibandingkan tahun 2012.

Laba bersih per saham sebesar Rp 480 per saham tidak mengalami perubahan dari tahun 2012. Nilai bersih aset Astra Rp 2.073 per saham pada 2013, mengalami kenaikan sebesar 18% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 1.759 per saham.

“Perseroan mencatat kinerja yang memuaskan di tahun 2013, meski beberapa divisi bisnis mengalami kondisi yang cukup menantang. Prospek bisnis di tahun 2014 diperkirakan tetap baik, walaupun kompetisi di pasar penjualan mobil masih akan tinggi dan harga batu bara masih melemah. Sementara itu, kenaikan suku bunga pinjaman dan volatilitas nilai tukar rupiah harus diwaspadai,” ungkap Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto.

Seiring dengan strategi Perseroan untuk terus melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan memasuki lini bisnis baru yang berpotensi untuk berkembang sejalan dengan nilai-nilai filosofi Astra, dan dengan memanfaatkan sinergi di dalam Grup Astra, maka pada tahun 2013 telah dikeluarkan beberapa inisiatif baru, diantaranya peluncuran Low Cost Green Car; akuisisi saham pabrik wheel rim oleh Astra Otoparts; pengembangan proyek properti untuk gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta Pusat; dan pada bulan Januari 2014, diumumkannya kesepakatan bersama Aviva plc untuk membentuk perusahaan patungan di bidang asuransi jiwa.

Saat ini, kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, serta Teknologi Informasi.

Divisi Otomotif

Laba bersih Divisi Otomotif naik sebesar 4% menjadi Rp 9,8 triliun. Sepanjang tahun 2013, permintaan kendaraan bermotor tetap tinggi, namun peningkatan persaingan yang terjadi akibat meningkatnya kapasitas produksi domestik serta tingginya biaya tenaga kerja sedikit mempengaruhi kontribusi laba bersih dari divisi mobil. Bisnis Grup Komponen juga mengalami kenaikan volume penjualan, namun dari sisi laba bersih mengalami penurunan akibat kenaikan biaya material dan biaya tenaga kerja yang tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan. Meskipun demikian, divisi sepeda motor mencatatkan kenaikan kontribusi laba bersih akibat meningkatnya permintaan dan naiknya pangsa pasar.

Total penjualan mobil nasional meningkat 10% menjadi 1,2 juta unit. Penjualan mobil Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot) naik 8% menjadi 655.000 unit, dengan pangsa pasar 53%, turun dari 54% pada tahun 2012. Sepanjang tahun 2013, Astra meluncurkan 23 model baru dan 12 model facelift, termasuk Low Cost Green Car (LCGC): Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla, yang mulai dijual pada bulan September 2013.

Sementara itu penjualan sepeda motor nasional naik 10% menjadi 7,7 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) meningkat 15% menjadi 4,7 juta unit, dengan peningkatan pangsa pasar dari 58% menjadi 61%. Sepanjang tahun 2013, AHM meluncurkan 2 model baru dan 9 model facelift. PT Astra Otoparts Tbk (AOP), perusahaan di bidang komponen otomotif yang 80% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 1 triliun, turun 4%, di mana sebesar 60% merupakan kontribusi dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku dan biaya tenaga kerja yang tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pelanggan, meskipun ada peningkatan penjualan pada segmen Original Equipment Manufacturer (OEM), suku cadang dan pasar ekspor.

Divisi Jasa Keuangan

Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 15% menjadi Rp 4,3 triliun di tahun 2013, disebabkan oleh tingginya pertumbuhan di Bank Permata dan pembiayaan otomotif Astra Credit Companies, Toyota Astra Financial Services dan Federal International Finance, mengimbangi penurunan jumlah pembiayaan alat berat dari Surya Artha Nusantara Finance dan Komatsu Astra Finance.
Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 13% menjadi Rp 57 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse. Sementara itu pembiayaan alat berat turun 30% menjadi Rp 5 triliun akibat penurunan penjualan alat berat.

PT Bank Permata Tbk yang 44,56% sahamnya dimiliki Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, meningkat 26%. Pendapatan bunga bersih meningkat 26% didorong oleh pertumbuhan kredit yang tinggi, meskipun terdapat kenaikan biaya operasional. Pada Desember 2013, Bank Permata memperoleh dana atas penerbitan senior and subordinated debt sebesar Rp 2,2 triliun. Kemudian pada Januari 2014, Bank Permata memperoleh Rp 1,5 triliun atas penerbitan saham baru atau right issue, dimana porsi Astra atas right issue tersebut sejumlah Rp 668 miliar. Seluruh dana yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk memperkuat modal inti dan mendanai akuisisi 25% saham Astra Sedaya Finance, yang telah disetujui oleh Bank Indonesia pada bulan Desember 2013 dan diharapkan selesai pada kuartal kedua tahun 2014.

PT Asuransi Astra Buana (AAB), anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, berhasil membukukan laba bersih yang lebih tinggi disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan premi kotor dan hasil investasi yang melebihi peningkatan biaya klaim dan biaya operasional.

Divisi Alat Berat dan Pertambangan

Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan turun 15% menjadi Rp 3 triliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan pendapatan bersih sebesar 9%, sementara laba bersih turun 16% menjadi Rp 4,8 triliun.
Pendapatan bersih segmen usaha mesin konstruksi turun 29%, dikarenakan turunnya penjualan alat berat Komatsu sebesar 32% menjadi 4.203 unit. Hal ini terjadi akibat menurunnya permintaan dari sektor tambang, akibat melemahnya harga batu bara. Penurunan pendapatan bersih sedikit diimbangi oleh kenaikan pendapatan jasa.

PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak usaha UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, melaporkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 13%, dikarenakan meningkatnya produksi kontrak batu bara sebesar 11% menjadi 105 juta ton walaupun kontrak pengerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun sebesar 1% menjadi 845 juta bcm.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan penurunan pendapatan bersih sebesar 34% yang disebabkan oleh menurunnya penjualan batu bara sebesar 26% menjadi 4,2 juta ton ditambah dengan rata-rata harga batubara yang turun sebesar 14%. Penurunan harga batu bara dan kenaikan harga bahan bakar memberikan dampak negatif pada laba kotor perusahaan. United Tractors dan anak usahanya memiliki sembilan tambang batubara dengan total cadangan diperkirakan mencapai 409 juta ton.

Divisi Agribisnis

Laba bersih Divisi Agribisnis sebesar Rp 1,4 triliun, turun 25%. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun, turun 25% dibandingkan tahun 2012. Sementara harga rata – rata CPO turun 1% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 7.277/kg, penjualan CPO meningkat 11% menjadi 1,6 juta ton. Namun demikian, laba bersih turun disebabkan oleh turunnya yield tandan buah segar sawit dari kebun inti, kenaikan biaya tenaga kerja, dan kerugian kurs atas hutang perusahaan dalam mata uang US dollar.

Divisi Infrastruktur dan Logistik

Laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik naik sebesar 10% menjadi Rp 748 miliar. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang 79,3% sahamnya dimiliki oleh Perseroan dan mengoperasikan jalur Tangerang – Merak sepanjang 72,5 km, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 9% menjadi 41 juta kendaraan, dengan kenaikan tarif rata-rata sebesar 3%. Perseroan memiliki saham sebesar 95%, pada jalan tol Kertosono – Mojokerto sepanjang 40,5 km, yang diakuisisi pada akhir 2011 lalu. Saat ini jalan tol tersebut masih dalam pembangunan dan diharapkan bisa selesai pada akhir tahun 2014, tergantung selesainya proses pembebasan lahan. Bila ditambah dengan 40% kepemilikan Astratel di jalan tol lingkar luar Jakarta rute Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km, maka Perseroan memiliki total kepemilikan jalan tol sepanjang 124,2 km. PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), perusahaan penyedia air bersih di wilayah barat Jakarta, melaporkan penurunan dalam volume penjualan air bersih sebesar 1% menjadi 159 juta m3.

PT Serasi Autoraya (SERA), mencatat peningkatan pendapatan, meskipun ada penurunan unit sewa kendaraan sebesar 1% menjadi 31.000 unit. Namun kenaikan pendapatan tersebut tergerus oleh tingginya biaya depresiasi dan biaya operasional, sehingga laba bersih turun 33% menjadi Rp 202 miliar.

Di dalam laba bersih bisnis infrastruktur, logistik dan lain – lain tercatat keuntungan senilai Rp 436 miliar sehubungan dengan revaluasi dan pelepasan sebagian aset tanah di Jakarta Pusat, serta penurunan nilai investasi pada salah satu perusahaan joint venture sejumlah Rp 242 miliar. Kedua transaksi tersebut dibukukan di kuartal keempat.

Divisi Teknologi dan Informasi

Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 161 miliar, naik 22% dibandingkan tahun sebelumnya. PT Astra Graphia Tbk (AG), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 209 miliar, naik 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

Aksi Korporasi Lain

Pada Oktober 2013, perseroan mengumumkan kesepakatan untuk mengembangkan lahan seluas 2,4 hektar di pusat kota Jakarta menjadi gedung perkantoran dan apartemen, dengan perkiraan luas bangunan mencapai 230.000 m2. Keseluruhan desain dan konstruksi diperkirakan akan selesai dalam waktu empat tahun mendatang.

Pada Januari 2014, Perseroan mengumumkan kesepakatan dengan Aviva plc, perusahaan asuransi terbesar di Inggris untuk mendirikan Astra Aviva Life, sebuah perusahaan patungan (50:50) untuk menjual dan mendistribusikan produk asuransi jiwa di Indonesia.

Dividen Dividen final sebesar Rp 152 per lembar saham (2012: Rp 150 per lembar saham) akan diusulkan kepada pemegang saham pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di bulan April 2014. Usulan tersebut ditambah dengan dividen interim sebesar Rp 64 per lembar saham (2012: Rp 66 per lembar saham) menjadikan total dividen untuk tahun 2013 sebesar Rp 216 (2012: Rp 216).(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top