Duniaindustri.com (Maret 2014) — PT Karakatau Steel Tbk (KRAS), perusahaan baja terbesar di Indonesia, memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) menjadi US$ 490-500 juta dari anggaran capex sebelumnya US$ 800 juta tahun ini. Pada 2013, perseroan telah merealisasikan capex sebesar US$ 499 juta.
“Capex akan didanai dari kas internal dan eksternal,” ujar direktur keuangan Krakatau Steel Sukandar.
Dia menuturkan, perseroan telah mendapatkan komitmen fasilitas kredit sebesar US$ 450 juta dari Export Credit Agency (ECA). Tahun ini, perseroan akan menarik pinjaman tersebut sebesar US$ 300 juta untuk mendanai capex.
Menurut dia, capex akan dipakai untuk membiayai blast furnance complex di Cilegon, Banten.Sekitar US$ 30 juta capex akan dialokasikan kepada entitas anak usaha.
Adapun capex tersebut tidak termasuk untuk PT Krakatau Posco. Karena, pembangunan perusahaan patungan dengan Posco Korea itu sudah rampung. Saat ini, perusahaan tersebut sudah memasuki masa produksi.
Tahun lalu, perseroan mengalami kerugian sebesar US$ 13,9 juta dibandingkan rugi tahun sebelumnya US$ 20,4 juta. Pendapatan perseroan turun 8,87 persen menjadi US$ 2,08 miliar dari 2012 US$ 2,87 miliar.
Direktur utama Krakatau Steel Irvan K Hakim mengatakan, penurunan pendapatan menyusul jatuhnya harga rata-rata produk baja perseroan sejalan dengan jatuhnya harga baja dunia. Juga, tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
“Kerugian tersebut disebabkan hilangnya nilai penjualan sebesar US$ 39,4 juta akibat melemahnya nilai tukar dan juga rugi dari entitas asosiasi US$ 12,3 juta, yang terutama sebesar US$ 11,49 juta yang berasal dari PT Krakatau Posco, karena perusahaan tersebut masih dalam tahap pra-operasi,” ujar dia di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, tahun ini, perseroan menyiapkan beberapa strategi bisnis. Perseroan akan menggenjot produksi baja menjadi 2,6 juta ton dari tahun lalu 2,4 juta ton. Perseroan akan lebih banyak memenuhi memasok baja ke dalam negeri menyusul posisi Krakatau Steel sebagai pemegang pangsa pasar terbesar pada level 41 persen untuk HRC, 28 persen untuk CRC, dan 22 persen untuk wire-root.
Menurut dia, perseroan juga akan mengenjot anak-anak usaha non-baja untuk lebih maju. Perseroan menargetkan kontribusi pendapatan dari anak usaha menjadi 35 persen dari posisi saat ini 10 persen pada 2016.
Perseroan memiliki beberapa anak usaha yang bergerak pada 4 lini bisnis berbeda seperti infrastruktur dan utilitas, energi, kawasan industri. Saat ini, perseroan tengah menyiapkan akuisisi lahan seluas 1.000 hektare (ha) untuk industrial estate. Dia enggan menyebutkan berapa nilai akuisisi lahan tersebut.
“Untuk menggenjot usaha non-baja, kami tentu membutuhkan dana. Saat ini, kami tengah melihat peluang untuk pendanaan baik dari fasilitas kredit maupun dari pasar modal,” imbuhnya.
Pasar Baja Indonesia
Pasar baja Indonesia pada 2013 ditaksir mencapai Rp 71,05 triliun, naik 7% dari 2012 sebesar Rp 66,4 triliun. Tim duniaindustri.com memperhitungkan nilai pasar baja Indonesia di 2013 sesuai prediksi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang menargetkan konsumsi baja di dalam negeri pada 2013 meningkat 7% menjadi 10,97 juta ton dari 10,25 juta ton pada 2012.
Namun, harga baja dunia (baja canai panas/HRC yang menjadi patokan harga baja dunia) di akhir 2012 turun ke level US$ 570-590 per ton dari posisi akhir 2011 sebesar US$ 690-720 per ton. Penurunan harga baja dunia bisa mempengaruhi nilai pasar baja Indonesia di 2013.
Prediksi peningkatan konsumsi baja di Indonesia didasarkan pada peningkatan investasi di sektor manufaktur, otomotif dan realisasi pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pemerintah. Pertumbuhan industri baja pada tahun depan masih prospektif sepanjang industri dan kondisi ekonomi global terus membaik.
“Bertambahnya realisasi investasi di bidang manufaktur dan meningkatnya konsumsi kendaraan bermotor serta proyek infrastruktur yang terus berjalan sangat mempengaruhi pertumbuhan industri baja di 2013,” kata Ketua IISIA, Irvan Kamal Hakim.
Dengan adanya perlambatan ekonomi di China akibat krisis global, menurut Irvan, harga jual baja tertekan seiring over supply akibat penurunan permintaan. “Jika kondisi ekonomi China pada tahun depan dapat kembali rebound, pasar baja nasional ikut membaik. Diproyeksikan konsumsi baja di 2013 bisa meningkat 7%,” paparnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah akan memperkuat sektor industri baja nasional untuk mengurangi impor bahan baku industri. “Kami akan memperkuat industri dengan memperkuat sektor hulu hingga hilir dengan memperkuat sektor baja agar produksi meningkat. Diharapkan produk baja bisa mensubtitusi barang impor,” ujarnya.
Hidayat menambahkan, krisis yang melanda Amerika dan Eropa tidak akan memberikan dampak yang signifikan jika industri di dalam negeri terus tumbuh. “Kinerja ekspor yang akan menurun akibat krisis di Amerika dan Eropa bisa diantisipasi dengan penguatan industri dalam negeri,” tandasnya.
Pasar baja di Indonesia diperkirakan naik 7,9% di 2012 menjadi 10,25 juta ton dibanding 2011. Jika harga baja dunia—menurut Middle East Steel—mencapai US$ 690-720 per ton di Januari 2012, maka pasar baja di Indonesia ditaksir senilai US$ 7,38 miliar atau Rp 66,4 triliun pada tahun ini.
Nilai pasar baja di Indonesia dihitung tim redaksi duniaindustri.com berdasarkan data World Steel yang disesuaikan dengan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). Harga baja yang digunakan merujuk pada data Middle East Steel—lembaga riset baja—yang menyebutkan harga baja canai panas (hot rolled coils/HRC) yang menjadi patokan harga baja dunia mencapai US$ 690-720 per ton.
Nilai pasar baja di Indonesia di 2012 diperkirakan naik 4,2% dibanding 2011 sebesar Rp 63,7 triliun. Peningkatan dipicu oleh konsumsi baja di sektor konstruksi dan manufaktur yang diperkirakan naik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diramalkan bisa mencapai 6,5%. Sektor konstruksi diperkirakan tumbuh 7,3%, sedangkan dan sektor manufaktur ditargetkan tumbuh di atas 6,5%.
Khusus kebutuhan baja di dalam negeri, selain ditopang pertumbuhan ekonomi, konsumsi baja juga didorong oleh peningkatan produksi otomotif. Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Namun yang terjadi saat ini, produksi baja nasional tidak pernah seimbang dengan konsumsi kebutuhan dalam negeri.
World Steel Association menyatakan produksi baja di Indonesia berkisar antara 3,5 – 4,2 juta ton per tahun sepanjang 2005-2009. Dengan produksi sebesar itu, Indonesia menempati urutan ke-34 produsen baja terbesar di dunia.
Asosiasi Baja Dunia merekap data produksi baja dari 170 perusahaan baja skala besar, termasuk 18 dari 20 perusahaan baja terbesar di dunia. Data produksi baja dari Asosiasi Baja Dunia merepresentasikan 85% produksi baja global.
Pada tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan produksi baja nasional diperkirakan mencapai 6-6,5 juta ton. Sehingga masih terjadi defisit pasokan baja di dalam negeri mencapai 3-3,5 juta ton. Defisit pasokan itu terpaksa harus dipenuhi dari impor.(Tim redaksi 01)
KABAR BAIK!!!
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.