Latest News
You are here: Home | Rokok | Konglomerat Bisnis Rokok Kuasai Daftar Orang Terkaya Indonesia
Konglomerat Bisnis Rokok Kuasai Daftar Orang Terkaya Indonesia

Konglomerat Bisnis Rokok Kuasai Daftar Orang Terkaya Indonesia

Duniaindustri.com (Desember 2015) – Konglomerat bisnis rokok menguasai daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk tahun perhitungan 2015. Adalah Budi dan Michael Hartono yang masih kokoh di posisi puncak untuk ketujuh kalinya meskipun nilai kekayaannya turun pada tahun ini. Total kekayaan Hartono bersaudara itu tercatat sebesar US$ 15,4 miliar, turun dibandingkan posisi tahun lalu US$ 16,5 miliar. Keduanya masih mengadalkan perusahaan rokok keluarga, PT Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Kompetitor Djarum di industri rokok, yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengusung bosnya, Susilo Wonowidjojo, di posisi kedua daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, meski nilai asetnya turun dari US$ 8 miliar pada tahun lalu menjadi US$ 5,5 miliar. Kejatuhan harga saham Gudang Garam pada tahun ini dinilai menjadi penyebab anjloknya kekayaan Susilo sebesar US$ 2,5 miliar.

Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia untuk tahun perhitungan 2015. Total kekayaan seluruhnya nyaris mencapai US$ 92 miliar atau setara Rp 1.264 triliun (kurs US$13.759 per dolar), menurut Forbes. 50 orang terkaya di Indonesia rata-rata mengalami penurunan harta sebanyak 9% atau sekitar US$ 9 miliar-US$ 10,23 miliar.

Di peringkat tiga dan empat juga diduduki oleh konglomerat Anthoni Salim dan Eka Tjipta Widjaja karena memiliki kekayaan yang sama. Kekayaan Anthoni ditaksir sebesar US$ 5,4 miliar, turun dari tahun lalu US$ 5,9 miliar. Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini masih mengandalkan berbagai lini usahanya di industri makanan dan minuman, perkebunan kelapa sawit, telekomunikasi, ritel, properti, dan perbankan.

Sementara kekayaan Eka Tjipta, Bos Sinar Mas Group, juga turun dari US$ 5,8 miliar menjadi US$ 5,3 miliar akibat anjloknya harga minyak sawit. Lini bisnis sawitnya, PT Golden Agri Resources tercatat mengalami kejatuhan harga saham sekitar 30% pada tahun lalu.

Menyodok di peringkat kelima, Chairul Tanjung dengan nilai kekayaan sebesar US$ 4,8 miliar. Bos CT Corp ini menggeser Sri Prakash Lohia ke posisi enam setelah asetnya membengkak US$5 00 juta berkat berbagai varian bisnisnya. CT tercatat memiliki usaha di industri media, ritel, perbankan, waralaba, gaya hidup, hiburan dan perkebunan.

Sri Prakash Lohia harus puas turun peringkat ke posisi enam setelah bertukar posisi dengan Chairul Tanjung. Padahal, kekayaan Bos Indorama Group ini naik sebesar US$ 400 juta menjadi US$4,7 miliar.

Bisnis Rokok
Indonesia merupakan salah satu negara pengkonsumsi rokok terbesar di dunia. Tanpa memasukkan Amerika Serikat dan China, Indonesia merupakan pasar rokok terbesar ke-2 di dunia, setelah Rusia, dengan volume produksi rokok mencapai 265 miliar batang pada 2014.

Duniaindustri.com mencatat, nilai pasar rokok di Indonesia pada 2013 ditaksir mencapai Rp 214,9 triliun atau enam kali dari penerimaan cukai negara. Prediksi itu mengacu pada taksiran dari Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri). “Nilai pasar rokok di Indonesia itu setara dengan enam kali penerimaan cukai negara,” kata Ketua Gappri Ismanu Soemiran.

Pada 2012, nilai pasar rokok di Indonesia mencapai Rp 197 triliun – Rp 199 triliun, naik 5%-6% dibanding tahun sebelumnya Rp 188 triliun. Pertumbuhan nilai penjualan seiring proyeksi kenaikan produksi rokok nasional sebesar 3%-4% menjadi 263 miliar batang – 266 miliar batang di 2012 dibanding tahun sebelumnya.

Dari total 1.664 unit usaha di industri rokok di Indonesia, ternyata enam perusahaan rokok menguasai pangsa pasar terbesar. Keenam perusahaan rokok tersebut adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan pangsa pasar sebesar 31,1% pada 2012, diikuti oleh PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan pangsa 20,7%, PT Djarum dengan pangsa 20,2%, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dengan pangsa 8,0%, PT Nojorono dengan pangsa sebesar 5,8%, dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) memegang pangsa 1%, berdasarkan data duniaindustri.com.

Jumlah perokok Indonesia menunjukkan kenaikan cukup signifikan dalam 15 tahun terakhir. Jumlah perokok mencapai 65,1 juta jiwa, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional dan data Riset Kesehatan Dasar. Jumlah perokok Indonesia naik rata-rata 13,3% compounded annual growth rate (CAGR) 1995-2010. Kementerian Kesehatan mengestimasi jumlah perokok di Indonesia merupakan ketiga terbanyak di dunia.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)

Berikut daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2015 versi Forbes:
1. Budi dan Michael Hartono (US$ 15,4 miliar)
2. Susilo Wonowidjojo (US$ 5,5 miliar)
3. Anthoni Salim (US$ 5,4 miliar)
4. Eka Tjipta Widjaja (US$ 5,3 miliar)
5. Chairul Tanjung (US$ 4,8 miliar)
6.Sri Prakash Lohia (US$ 4,7 miliar)
7. Bachtiar Karim (US$ 3,3 miliar)
8. Boenjamin Setiawan (US$ 3 miliar)
9. Mochtar Riady (US$ 2,2 miliar)
10. Tahir (US$ 2 miliar)
11. Peter Sondakh (US$ 1,9 miliar)
12. Kusnan & Rusdi Kirana (US$ 1,87 miliar)
13. Murdaya Poo (US$ 1,85 miliar)
14. Putra Sampoerna dan Keluarga (US$ 1,65 miliar)
15. Eddy Kusnadi Sariaatmadja (US$ 1,6 miliar)
16. Ciputra dan Keluarga (US$ 1,5 miliar)
17. Eddy William Katuari (US$ 1,45 miliar)
18. Eka Tjandranegara (US$ 1,4 miliar)
19. Kuncoro Wibowo dan Keluarga (US$ 1,37 miliar)
20. Theodore Rachmat (US$ 1,35 miliar)
21. Ciliandra Fangiono (US$ 1,3 miliar)
22. Djoko Susanto (US$ 1,2 miliar)
23. Husodo Angko Subroto (US$ 1,17 miliar)
24. Achmad Hamami (US$ 1,15 miliar)
25. Martua Sitorus (US$ 1,12 miliar)
26. Soegiarto Adikoesoem0 (US$ 1,07 miliar)
27. Low Tuck Kwong (US$ 1,05 miliar)
28. Hary Tanoesodibjo (US$ 1 miliar)
29. Purnomo Prawiro (US$ 990 juta)
30. Abdul Rasyid (US$ 975 juta)
31. Harjo Sutanto (US$ 970 juta)
32. Husain Djojonegoro (US$ 950 juta)
33. Edwin Soeryadjaya (US$ 930 juta)
34. Sukanto Tanoto (US$ 880 juta)
35. Aksa Mahmud (US$ 850 juta)
36. Alexander Tedja (US$ 820 juta)
37. Hashim Djojohadikusumo (US$ 750 juta)
38. Kartini Muljadi (US$ 715 juta)
39. Benny Subianto (US$ 710 juta)
40. Sudhamek (US$ 665 juta)
41. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (US$ 660 juta)
42. Garibaldi Thohir (US$ 605 juta)
43. Osbert Lyman (US$ 600 juta)
44. Jogi Hendra Atmaja (US$ 590 juta)
45. Iwan Lukminto (US$ 540 juta)
46. Sjamsul Nursalim (US$ 470 juta)
47. Irwan Hidayat (US$ 460 juta)
48. Arifin Panigoro (US$ 450 juta)
49. The Nin King (US$ 410 juta)
50. Soetjipto Nagaria (US$ 400 juta)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top