Duniaindustri.com (November 2014) – Sebanyak 11 emiten penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencetak total laba bersih sebesar Rp 6,01 triliun hingga kuartal III-2014 atau rata-rata melonjak 155,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 2,35 triliun.
Adapun total pendapatan emiten tersebut hingga kuartal III-2014 mencapai Rp 65,05 triliun atau rata-rata meningkat 39,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 46,58 triliun.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), masih menempati peringkat pertama dengan laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun atau naik 107 persen dari Rp 910,9 miliar. Selanjutnya PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) yang mencetak laba bersih Rp 1,2 triliun selama kuartal III-2014 atau tumbuh 38,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 864,6 miliar.
Direktur Utama Astra International Prijono Sugiarto pernah mengatakan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh kenaikan rata-rata harga CPO sebesar 24 persen menjadi Rp 8.474 per kilogram (kg) hingga kuartal III-2014. Meski begitu, volume penjualan CPO Astra sempat mengalami penurunan sebesar 9 persen menjadi 1 juta ton selama Januari – September 2014.
“Dari sisi pendapatan, Astra Agro bertumbuh 41,2 persenmenjadi Rp 11,7 triliun pada kuartal III – 2014. Selain CPO, fasilitas penyulingan minyak Astra Agro di Sulawesi Barat berhasil menyumbang penjualan sebanyak 144 ribu ton olein,” kata Prijono dalam penjelasan resmi, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) masing-masing membukukan laba bersih sebesar Rp 557,3 miliar dan Rp 698,6 miliar selama kuartal III – 2014. Laba bersih Salim Ivomas tumbuh 225,7 persen, sedangkan London Sumatera naik 57,7 persen. Kedua anak usaha Grup Indofood tersebut masing-masing mencetak penjualan sebesar Rp 10,7 triliun dan Rp 3,5 triliun selama kuartal III – 2014.
Di lain pihak, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan laba bersih sebesar Rp 521,5 miliar pada kuartal III – 2014 atau naik 361,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 123,2 miliar. Perseroan berhasil mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 3,73 triliun atau tumbuh 39,2 persen dibandingkan periode sama 2013.
Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Djojo Boentoro mengatakan, kinerja selama kuartal III – 2014 ditopang oleh peningkatan harga rata-rata CPO, yakni menjadi Rp 8,52 juta per ton. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata CPO pada kuartal III – 2013 sebesar Rp 6,67 juta per ton.
“Harga CPO sudah mengalami pelemahan selama beberapa bulan terakhir, meski masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata pada kuartal III tahun lalu,” kata Djojo.
Analis Waterfront Securities Oktavianus Marbun mengatakan, penggunaan energi dunia mulai beralih pada minyak kelapa sawit. Hal ini yang menyebabkan kenaikkan harga CPO, serta menurunkan harga minyak dan batu bara.
“Untuk jangka panjang, penggunaan minyak CPO akan terus meningkat karena sudah menjadi alternatif pemakaian energi selain minyak dan batu bara,” kata Oktavianus.
Oktavianus memperkirakan saham-saham emiten CPO akan mengalami rebound setelah sempat menurun sepanjang tahun ini. Dia menyarankan investor melirik saham-saham LSIP, SSMS, dan AALI.(*/berbagai sumber)