Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Kertas Basuki Jual Anak Usaha ke Grup Sampoerna US$ 7,8 Juta
Kertas Basuki Jual Anak Usaha ke Grup Sampoerna US$ 7,8 Juta

Kertas Basuki Jual Anak Usaha ke Grup Sampoerna US$ 7,8 Juta

Duniaindustri (Desember 2011) — PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, produsen kertas, menjual 100% saham di anak usahanya PT Hutan Ketapang Industri kepada Grup Sampoerna senilai US$ 7,8 juta. Grup Sampoerna membeli PT Hutan Ketapang melalui PT Sungai Menang, salah satu anak usaha PT Sampoerna Agro Tbk.

PT Hutan Ketapang merupakan anak usaha Kertas Basuki yang memegang izin 100.115 hektare hutan tanaman industri (HTI) di Ketapang, Kalimantan Barat. Izin konsesi tersebut berlaku untuk periode 100 tahun yang baru dimulai sejak 2007.
“Penjualan unit usaha HTI tersebut dilakukan karena perseroan ke depannya akan fokus menjalankan bisnis kertas,” ujar Direktur Keuangan Kertas Basuki Ito Prawira.

Menurut dia, HTI yang dijual itu saat ini kosong dan investasinya jangka panjang, perlu waktu 7 tahun untuk bisa dipanen. Proses penjualan 100% saham PT Hutan Ketapang itu dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama saham yang dilepas sebanyak 99,8% dan sisanya akan dilepas berikutnya.

Dana hasil penjualan saham PT Hutan Ketapang akan digunakan untuk merevitalisasi mesin kertas (paper machine) 1. Dana yang dibutuhkan untuk revitalisasi mesin kertas sekitar Rp 12 miliar, pada tahun ini sudah terealisasi Rp 5 miliar – Rp 6 miliar. “Sisanya akan masuk belanja modal 2012,” tuturnya.

Kapasitas produksi mesin kertas 1 telah mengalami peningkatan menjadi 1.000 ton per bulan dari sebelumnya hanya 700-800 ton per bulan. Perseroan masih menjajaki pinjaman perbankan senilai US$ 60 juta untuk mesin kertas 2. Dengan selesainya pembangunan mesin kertas 2, total kapasitas produksi perseroan bisa meningkat menjadi 160.000 ton per tahun dari posisi saat ini 12.000 ton per tahun.

Industri pulp dan kertas Indonesia menempati peringkat kesembilan dunia dilihat dari kapasitas produksi. Hingga 2011, kapasitas produksi industri pulp dan kertas Indonesia menguasai 3,6% dari kapasitas produksi global.

Berdasarkan data Asosiasi Pulp dan Kertas indonesia (APKI), saat ini industri pulp dan kertas Indonesia masih kalah dibanding China, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, Finlandia, Swedia, dan Korsel.

Total kapasitas terpasang produksi industri kertas Indonesia mencapai 12,9 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, produksi riil industri kertas Indonesia mencapai 11,5 juta ton pada 2010. Sementara kapasitas terpasang industri pulp nasional mencapai 7,9 juta ton per tahun. Produksi riil industri pulp Indonesia mencapai 6,3 juta ton pada 2010.

Volume ekspor kertas Indonesia pada 2010 meningkat 7,6% menjadi 4,2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,9 juta ton. Sementara ekspor pulp tumbuh 18% menjadi 2,6 juta ton pada 2010 dari tahun sebelumnya sebesar 2,2 juta ton.

Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas indonesia (APKI) Muhammad Mansur mengatakan, industri pulp dan kertas nasional masih prospektif karena berpotensi menyediakan 240 ribu tenaga kerja dalam beberapa tahun ke depan. Industri pulp dan kertas nasional juga berdaya saing tinggi di pasar dunia.

Dia mengatakan industri pulp dan kertas nasional berpotensi untuk menempati peringkat 3-4 dunia. Untuk mencapai target tersebut, perlu dilakukan penambahan kapasitas pulp 7 juta ton per tahun melalui penambahan 7 pabrik pulp dan kertas dengan kapasitas satu juta ton per pabrik per tahun dengan nilai investasi US$ 8,5 miliar dan tambahan luasan Hutan Tanaman Industri (HTI) 1,5 juta hektare.

Mansur mengatakan, perlu berbagai upaya agar penaikan peringkat bisa berhasil, di antaranya perbaikan iklim investasi yang didukung oleh kestabilan politik, hukum, kepastian lahan, perbaikan infrastruktur dan kesamaan persepsi antar lembaga pemerintah. “Mengingat tingginya investasi, pemilik usaha harus yakin kalau investasinya aman,” katanya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top