Latest News
You are here: Home | Otomotif | Kemenperin Kaji Aturan Pembatasan Usia Kendaraan Pribadi
Kemenperin Kaji Aturan Pembatasan Usia Kendaraan Pribadi

Kemenperin Kaji Aturan Pembatasan Usia Kendaraan Pribadi

Duniaindustri.com (Desember 2015) – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian mengkaji aturan pembatasan usia kendaraan pribadi. Aturan baru itu akan ditekankan pada menciptakan pasar untuk produk kendaraan dengan emisi rendah.

“Saat ini, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan tengah melakukan kajian terhadap pembatasan usia kendaraan. Dalam perhitungan kami, terlaksananya kebijakan pembatasan usia kendaraan pribadi yang dipatok maksimal 10 tahun, akan memberikan lahan garapan buat industri kendaraan bermotor,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.

Kebijakan pembatasan itu, menurut Putu, pada tahap awal menyasar kota-kota besar di Indonesia. “Dengan membatasi usia kendaraan, produk rendah emisi lebih terjamin,” papar dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menghitung populasi kendaraan berdasarkan perizinan kepemilikan, tercatat hingga 2013 sebanyak 19,3 juta unit mobil. Tingkat pertumbuhan populasi sejak 2012 sekitar 1 juta unit tiap tahun.

Dari data yang sama, mobil berusia lebih dari 10 tahun mencapai jumlah 9,091 juta unit. Sekitar separuh populasi kendaraan beredar terdapat di kawasan Jabodetabek.

Selama ini, untuk mengendalikan populasi kendaraan, pemerintah hanya bertumpu pada sanksi administrasi dari pihak Kepolisian. Untuk kendaraan yang tergolong tua, umumnya tidak diizinkan lagi untuk perpanjangan Surat Tanda Kepemilikan Kendaraan (STNK).

Pengendalian administrasi tidak bertaji manakala secara fisik kendaraan nyatanya masih beredar. Di balik itu, belum terdapat beleid yang dapat memaksa agar kendaraan dengan usia pakai lebih dari sepuluh tahun dilarang kepemilikannya.

Berkaitan dengan kebijakan tersebut, hanya Ibukota DKI Jakarta yang telah menyatakan akan mulai membatasi usia kendaraan pribadi pada 2017. Syaratnya, Pemprov DKI Jakarta harus berupaya lebih dulu menciptakan moda transportasi publik yang terjamin.

Namun, belum jelas apakah kajian pembatasan usia kendaraan itu hanya diterapkan untuk mobil atau motor. Duniaindustri.com (November 2015) – Jumlah populasi sepeda motor di Indonesia hingga akhir 2015 diperkirakan mencapai 93,25 juta unit, menurut riset dan kompilasi data duniaindustri.com. Tingginya jumlah populasi sepeda motor tersebut sejalan dengan tingkat rasio kepemilikan yang mencapai 140 unit per 1.000 penduduk.

Jumlah tersebut merupakan hasil penambahan penjualan tahun ini yang diperkirakan sekitar 6,5 juta unit hingga 7 juta unit dengan total populasi menurut data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan data terbaru, Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, ada 86,253 juta unit sepeda motor di seluruh Indonesia pada April 2014, naik 11% dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit.

Sepanjang 10 bulan (Januari-Oktober) 2015, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor di Indonesia mencapai 5,42 juta unit, turun -19,4% dibanding periode yang sama tahun lalu 6,72 juta unit. Merek Honda besutan PT Astra Honda Motor masih merajai industri sepeda motor di Indonesia, dengan pangsa pasar 68% hingga kuartal III 2015. Disusul, Yamaha dengan pangsa psar 28%, Suzuki 2%, Kawasaki 2%, dan sisanya produsen lain.

Pada Oktober 2015, penjualan merek Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS turun signifikan secara tahunan, dengan rata-rata penurunan di atas 30%, akibat pelemahan daya beli konsumen lokal. Penurunan tersebut melampaui pelemahan secara industri, mengingat penjualan secara nasional hanya turun 10,8% pada Oktober 2015 secara tahunan.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang diterima duniaindustri.com, penjualan Yamaha–pemegang pangsa pasar terbesar kedua seteah Honda–turun -31% menjadi 131.463 unit pada Oktober 2015 dibanding bulan yang sama tahun au 190.618 unit. Secara bulanan, penjualan Yamaha juga turun -16,8% menjadi 131.463 unit pada Oktober 2015 dibanding September tahun ini 158.101 unit.

Penjualan motor Suzuki anjlok lebih dalam, turun -57,9% pada Oktober 2015 menjadi 7.242 unit dibanding bulan yang sama tahun lalu 17.195 unit. Secara bulanan, penjualan Suzuki turun -20% menjadi 7.242 unit pada Oktober 2015 dibanding September tahun ini 9.050 unit.

Demikian juga penjualan motor Kawasaki turun -30,4% secara tahunan (year on year) dan -1,4% secara bulanan menjadi 10.105 unit pada Oktober 2015 dibanding 14.514 unit pada Oktober 2014 dan 10.251 unit pada September 2015. Penjualan Kawasaki pada Oktober 2015 melampaui Suzuki, sehingga bertengger di posisi ketiga.

Penjualan TVS tercatat turun terparah, -84,3% secara tahunan dan -47,1% secara bulanan, pada Oktober 2015 menjadi 128 unit dibanding 817 pada Oktober 2014 dan 242 unit pada September 2015.

Sedangkan market leader Honda justru mencatatkan pertumbuhan positif, naik 0,3% secara tahunan dan 6,7% secara bulanan, menjadi 453.944 unit pada Oktober 2015 dibanding 452.508 unit pada Oktober 2014 dan 425.458 unit pada September 2015.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top