Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Kebutuhan Minyak Goreng Nasional Hanya 25,07% dari Total Produksi, Mengapa Langka?
Kebutuhan Minyak Goreng Nasional Hanya 25,07% dari Total Produksi, Mengapa Langka?

Kebutuhan Minyak Goreng Nasional Hanya 25,07% dari Total Produksi, Mengapa Langka?

Duniaindustri.com (Maret 2022) – Krisis minyak goreng di pasar domestik yang terjadi akibat kelangkaan pasokan makin meluas, dan membuat masyarakat kesulitan di berbagai daerah. Ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan minyak goreng sawit di pasar domestik diduga dipicu akumulasi berbagai faktor, terutama dipicu lonjakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang memicu intensitas ekspor lebih besar, menurut analisis tim Duniaindustri.com.

Padahal, mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), realisasi produksi minyak goreng sawit tahun 2021 mencapai 20,22 juta ton yang digunakan untuk memenuhi dalam negeri sebesar 5,07 juta ton (25,07%) dan sisanya sebesar 15,55 juta ton (74,93%) untuk tujuan ekspor. Dengan demikian kebutuhan minyak goreng nasional hanya sekitar 25,01% dari total produksi nasional.

“Dengan angka produksi demikian, kemampuan pasok industri minyak goreng sawit jauh di atas kebutuhan dalam negeri dan menciptakan penerimaan devisa negara yang sangat besar,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis (10/3).

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan minyak goreng sawit nasional tahun 2021 sebesar 5,07 juta ton, terdiri dari kebutuhan curah industri sebesar 1,62 juta ton (32%), curah rumah tangga 2,12 juta ton (42%), kemasan sederhana 0,21 juta ton (4%), dan kemasan premium 1,11 juta ton (22%).

Pemenuhan kebutuhan minyak goreng curah sebesar 1,62 juta ton untuk industri makanan pengguna bahan baku dan/atau bahan penolong kecil kemungkinan menggunakan minyak goreng curah hasil Domestic Market Obligation (DMO) karena biasanya disuplai oleh pabrik minyak goreng milik grupnya dengan harga pasar atau membeli dari pabrik minyak goreng dengan mekanisme Business to Business (B2B). “Kami meyakini industri makanan pengguna minyak goreng tidak menggunakan hasil DMO,” ujar Febri.

Selain itu, Febri menilai, masalah kekosongan pasar MGS merupakan akumulasi dari permasalahan persediaan atau stok minyak goreng sejak bulan Desember 2021, termasuk terjadinya rush buying pada pertengahan bulan Januari 2022. Hal ini diperkirakan berkontribusi pada kelangkaan minyak goreng di pasar, meskipun pada beberapa minggu terakhir dilakukan tambahan pasokan minyak goreng ke masyarakat hasil perolehan DMO.

“Industri makanan dan minuman juga terus berkomitmen untuk menggunakan Minyak Goreng Sawit (MGS) yang sesuai dengan peruntukannya,” ujar Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman.

Lebih lanjut, Adhi menjelaskan, industri makanan yang membutuhkan minyak goreng sebagai bahan baku atau bahan penolong, seperti industri mi instan, industri makanan ringan, dan industri ikan dalam kaleng, membeli minyak goreng dengan mekanisme B2B dengan harga pasar. “Khusus untuk industri makanan skala UMKM dan/atau IKM masih diperbolehkan membeli minyak goreng dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai Pasal 4 ayat (2) Permendag No. 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET minyak goreng,” ujarnya. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top