Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Kebijakan Diskriminasi Sawit, Indonesia Siap Boikot Produk Eropa
Kebijakan Diskriminasi Sawit, Indonesia Siap Boikot Produk Eropa

Kebijakan Diskriminasi Sawit, Indonesia Siap Boikot Produk Eropa

Duniaindustri.com (Maret 2019) — Pemerintah Indonesia mematangkan tindakan balasan (retaliasi) terhadap kebijakan diskriminasi Uni Eropa terhadap kelapa sawit. Perlawanan dan retaliasi tersebut diperkirakan berupa gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) hingga bentuk terburuk yakni pemboikotan produk Uni Eropa yang beredar di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Mahmud, menjelaskan pemerintah menyiapkan dua cara mengajukan gugatan ke WTO, yaitu panel dan dispute. “Tapi ini perlu proses, paling cepat 6 bulan. Yang jelas pemerintah harus melakukan perlawanan. Kalau tidak tentunya kita mengakui telah melakukan praktik deforestasi. Padahal kebun sawit tumbuh di atas lahan terbuka karena sudah dimanfaatkan kayunya untuk reboisasi. Contohnya Kalimantan menjadi ijo royo royo kembali,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Uni Eropa menyatakan budi daya kelapa sawit mengakibatkan deforestasi berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan.

Musdalifah menegaskan, kelapa sawit adalah komoditas nomor satu yang mampu bertahan lama dan menjadi sangat penting bagi sumber devisa negara dari banyak komoditas yang ada.

“Nah untuk Borneo, posisinya menjadi penting karena ada 34% perkebunan sawit di wilayah ini (Kalimantan). Tentunya tanpa Borneo, kita akan kehilangan sekian banyak kontribusi bagi negara. Sehingga Borneo Forum harus dimanfaatkan luas untuk kepentingan komoditi ekspor kelapa sawit Indonesia,” tegas Musdalifah.

Musdalifah menjelaskan, untuk kampanye melawan diskriminasi sawit di pasar global, pemerintah akan menyiapkan dengan mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah diratifikasi 158 negara.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla juga ikut bersuara terkait rencana Uni Eropa melarang penggunaan kelapa sawit dalam bahan bakar kendaraan. Wapres menegaskan kebijakan diskriminasi itu akan merugikan sekitar 15 juta tenaga kerja yang terkait dengan industri perkebunan kelapa sawit.

“Kalau sawit diboikot, maka akan merugikan setidak-tidaknya 15 juta para pekerja. Daya belinya turun,” kata Wapres di Jakarta, Jumat (22/3).

Karena itu, lanjut dia, hal itu juga akan mengganggu dan merugikan perekonomian Eropa. Karena, ketidakmampuan untuk membeli produk-produk dari Eropa. “Ekonomi kita bisa rusak, maka kita tidak beli barang Eropa. Bisa terjadi itu,” ujar Wapres.

Polemik kebijakan Uni Eropa itu terus menjadi pembicaraan hangat di kalangan publik. Sebelumnya, Indonesia mempertimbangkan opsi pelarangan produk Uni Eropa masuk ke dalam negeri sebagai bentuk balasan atas tindakan diskriminasi negara-negara kawasan tersebut terhadap produk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa sejumlah produk Eropa yang diimpor Indonesia tersebut seperti truk, pesawat terbang, dan kini tengah bernegosiasi pengadaan kereta api dari Polandia.

“Kalau nanti sampai begini, ya banyak juga produk Eropa di Indonesia bisa bermasalah. Ya, kami pertimbangkan semua, saya sudah sebutkan beberapa (termasuk pemboikotan),” kata Luhut.

Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia mulai 2021 dan menghapus secara bertahap penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel berbasis CPO hingga 2030.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution sepakat untuk membawa permasalahan diskriminasi sawit Indonesia ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) serta mempertimbangkan pemboikotan produk Uni Eropa.

“Bisa saja (memboikot), makanya selain langsung ke WTO, kita juga bisa retaliasi. Memangnya kenapa, kalau dia sepihak, masa kita tidak bisa lakukan sepihak,” kata Darmin.(*/tim redaksi 05, 06/Safarudin)

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini

** Butuh competitor intelligence, klik di sini

*** Butuh company survey, klik di sini

**** Butuh content provider, klik di sini

***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 19 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market research dan kajian finansial, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)

Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Pemasok alkes berkualitas dan termurah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top