Duniaindustri.com (Desember 2024) — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah menjadi salah satu instrumen utama pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi di berbagai daerah, terutama di luar Pulau Jawa. Namun, setelah lebih dari satu dekade penerapannya, evaluasi yang mendalam menunjukkan bahwa banyak KEK tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Laporan terbaru tentang KEK Tanjung Kelayang, KEK Morotai, dan KEK Arun Lhokseumawe hanya mengungkap sebagian kecil dari permasalahan besar yang meliputi penerapan kebijakan ini. “Salah satu masalah mendasar dalam penerapan KEK adalah ketidaktransparanan dalam proses penetapannya,” ujar Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, kemarin
Secara teori, KEK dirancang berdasarkan kriteria teknokratik yang mempertimbangkan keunggulan geografis, potensi ekonomi, dan kebutuhan strategis. Namun, pada praktiknya, penetapan KEK sering kali lebih didasarkan pada pertimbangan politik dan, dalam beberapa kasus, dugaan konflik kepentingan.
“Beberapa kawasan yang ditetapkan sebagai KEK tidak memiliki potensi ekonomi yang cukup kuat atau infrastruktur pendukung yang memadai untuk menarik investasi,” paparnya.
Ketidaksesuaian ini, lanjut dia, justru menimbulkan beban fiskal yang signifikan bagi negara. Anggaran yang digunakan untuk membangun infrastruktur dasar atau memberikan insentif pajak di KEK tidak selalu menghasilkan keuntungan ekonomi yang sebanding.
Dalam banyak kasus, investasi yang diharapkan tidak kunjung datang, sehingga KEK tersebut menjadi kawasan yang mati suri. Hal ini terjadi karena kriteria teknokratik sering kali diabaikan dalam proses seleksi lokasi KEK. “Pertimbangan politik telah memainkan peran besar dalam menentukan lokasi KEK,” jelasnya.
Beberapa KEK diduga ditetapkan untuk memenuhi kepentingan politik tertentu, seperti memperkuat basis dukungan politik di wilayah tertentu atau memberikan keuntungan kepada kelompok tertentu yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa.
Misalnya, lokasi KEK yang terpencil atau sulit diakses, seperti Morotai di Maluku Utara, menunjukkan bahwa pemilihan tersebut lebih bersifat politis daripada berdasarkan potensi ekonomi. Selain itu, kebijakan KEK sering kali tidak diselaraskan dengan kebutuhan lokal.
KEK yang difokuskan pada sektor tertentu, seperti pariwisata atau logistik, tidak selalu sesuai dengan potensi atau kebutuhan masyarakat setempat. Akibatnya, masyarakat lokal sering kali tidak merasakan manfaat langsung dari keberadaan KEK di wilayah mereka.
Menurut dia, konflik kepentingan juga menjadi isu yang mencemari penerapan KEK di Indonesia. Dugaan bahwa beberapa KEK ditetapkan untuk menguntungkan kelompok tertentu, baik secara politik maupun ekonomi, menciptakan ketidakpercayaan di kalangan publik dan investor.
Tanpa transparansi yang jelas, sulit untuk memastikan bahwa penetapan KEK benar-benar ditujukan untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif. Sebagai contoh, KEK Tanjung Kelayang yang difokuskan pada pariwisata menghadapi tantangan besar karena kurangnya infrastruktur dan aksesibilitas.
Investasi yang diperlukan untuk mengembangkan sektor pariwisata di kawasan tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan daya tariknya saat ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dasar keputusan untuk menetapkan kawasan tersebut sebagai KEK.(*/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 302 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: