Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Japfa Comfeed Berencana Ekspor Telur ke Myanmar
Japfa Comfeed Berencana Ekspor Telur ke Myanmar

Japfa Comfeed Berencana Ekspor Telur ke Myanmar

Duniaindustri.com (Oktober 2015) – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), emiten pakan ternak terintegrasi, akan mengekspor telur tetas induk ayam atau hatching eggs (HE) parent stock sebanyak 100.000 butir ke Myanmar, menurut pejabat Kementerian Pertanian. Nilai ekspor telur tetas induk ayam itu diperkirakan senilai Rp2,72 miliar.

Muladno Bashar, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, menyatakan ekspor telur tetas oleh Japfa Comfeed dilakukan dalam tiga tahap hingga akhir tahun dengan pengapalan pertama pada 8 September 2015. “Ekspor telur tetas ayam induk ini merupakan yang pertama semenjak Indonesia terserang Avian Influenza (AI) atau flu burung pada 2004,” katanya.

Japfa Comfeed, menurut dia, telah menandatangani kontrak ekspor ke Myanmar hingga 2017. Proses ekspor telur tetas ke Myanmar tersebut cukup berliku karena perlu penyesuaian regulasi antara kedua negara. Kementan selaku pemerintah ikut memfasilitasi hingga akhirnya tercapai kesepakatan pengiriman telur tetas ke negara tersebut.

Dia mengungkapkan, pada 1 Juli 2015 pemerintah Myanmar datang ke Indonesia untuk mempelajari langsung sistem manajemen penanggulangan flu burung di Indonesia. Delegasi yang dipimpin Deputy Minister of Livestock and Rural Development Myanmar, Aunt Myatt Oo, mengakui keberhasilan Indonesia dalam menangani flu burung dan akhirnya membolehkan telur tetas ayam Indonesia masuk ke negaranya. “Sebelumnya ada aturan di Myanmar yang melarang impor HE dari negara yang belum bebas AI,” katanya.

Namun, lanjutnya, pihaknya menjelaskan bahwa Indonesia berhasil mengatasi AI walaupun dengan vaksin dan mereka menerima penjelasan tersebut. “Akhirnya aturan di sana direvisi sehingga Myanmar mau menerima HE dari Indonesia,” kata Muladno.

Ke depan, pihaknya akan mendorong lebih banyak perusahaan Indonesia yang mengekspor unggas dan pemerintah akan membantu dari sisi regulasi. “Regulasi-regulasi yang menghambat, meningkatkan biaya, menyulitkan hubungan kerjasama antar negara kita permudah. Kami bertekat memudahkan semuanya sepanjang itu memberikan manfaat kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Suparman, Komisaris Independen PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), menyatakan pihaknya saat ini sedang menjajaki ekspor produk olahan unggas ke Jepang. “Masih dalam proses (ekspor ke Jepang). Sekarang dalam pembicaraan bisnis dengan bisnis,” kata mantan Irjen Kementerian Pertanian itu.

Tahan Ekspansi
Menghadapi pelemahan ekonomi serta depresiasi kurs, Japfa akan memangkas belanja modal sebesar 58% menjadi Rp 750 miliar dari rencana sebelumnya Rp 1,8 triliun sebagai strategi efisiensi di tengah kelebihan pasokan di pasar domestik.

Bambang Budi Hendarto, Wakil Direktur Japfa Comfeed, sebelumnya mengatakan tahun ini perseroan menahan rencana ekspansi akibat berbagai tekanan seperti permintaan konsumen yang masih flat, kelebihan pasokan DOC, serta pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang dihadapi tahun lalu diperkirakan terus berlanjut hingga tahun ini. Tekanan-tekanan yang dihadapi tahun lalu itu berdampak pada turunnya kinerja perseroan.

“Tahun ini kami menganggarkan belanja modal sebesar Rp 750 miliar dari yang semula direncanakan Rp 1,9 triliun. Kami akan menggunakan separuhnya untuk maintenance dan sisanya untuk investasi penambahan kapasitas pabrik seperti lima pabrik di Sidoarjo yang belum selesai. Kami memaksimalkan lahan yang sudah ada, bukan investasi untuk lahan baru,” ujar Bambang.

Dia menjelaskan belanja modal akan dialokasikan untuk poultry sebesar Rp 400 miliar, pengembangan breeding farm sebesar Rp 170 miliar, dan sisanya untuk feedmill. Anggaran belanja modal, lanjut dia, tahun ini berasal dari kas internal. “Sebagian keuntungan tahun 2014 akan kami gunakan untuk investasi. Kami memutuskan untuk tidak membagi dividen,” kata dia.

Charoen Pokphand juga memangkas alokasi belanja modal tahun ini menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan alokasi belanja modal perseroan di tahun lalu sebesar Rp 3 triliun. Menurut direksi perseroan, penurunan itu antara lain sejalan dengan pelemahan ekonomi saat ini sehingga perseroan harus menunda beberapa rencana ekspansi.

“Rencana ekspansi dan investasi biasanya sudah kami proyeksikan. Tetapi jika melihat perkembangan ekonomi terakhir, ditambah dengan langkah kami memangkas produksi DOC tahun ini, kemungkinan capex tahun ini bisa separuh dari alokasi tahun lalu Rp 3 triliun,” kata Ong Mei Sian, Direktur Charoen Pokphand.(*/berbagai sumber)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top