Latest News
You are here: Home | Umum | Januari-September, Indonesia Serap Investasi Rp 177,5 Triliun
Januari-September, Indonesia Serap Investasi Rp 177,5 Triliun

Januari-September, Indonesia Serap Investasi Rp 177,5 Triliun

Duniaindustri.com — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan investasi yang masuk periode Januari-September 2011 bisa mencapai Rp 177,5 triliun, dengan rincian Rp 115 triliun di semester I tahun ini dan sisanya di kuartal III 2011. Di kuartal III, BKPM memproyeksikan nilai investasi yang berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 62,5 triliun, naik dari kuartal II 2011 sebesar Rp 62 triliun.

Pertumbuhan investasi itu bisa berdampak positif bagi perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja baru, serta pemerataan kesejahteraan di luar Pulau Jawa. “Kami mencatat banyak investasi,” kata Kepala BKPM Gita Wirjawan.

Menurut dia, krisis utang yang dialami Eropa dan Amerika Serikat belum berdampak terhadap pertumbuhan investasi Indonesia di kuartal III 2011. “Memang ada dampak dari sisi portofolio. Kelihatan dari indeks. Banyak yang melakukan unwinding untuk kepentingan likuiditas. Jadi mereka menjual posisi mereka di market seluruh dunia, termasuk Asia Pasifik dan Indonesia,” tuturnya.

Gita menjelaskan, kenaikan realisasi investasi periode Januari-Juni 2011 sejalan dengan capital inflow dan terlihat dari meningkatnya cadangan devisa nasional yang mencapai US$ 119,65 miliar. Di samping kenaikan penanaman modal dalam negeri, pertumbuhan investasi juga didorong tingginya pemerataan sebaran wilayah berdasarkan koridor ekonomi.

“Realisasi investasi periode semester I 2011 berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp33 triliun dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp82,6 triliun,” ujarnya.

Investasi PMDN naik lebih tinggi dibandingkan PMA. Realisasi investasi PMDN meningkat 50,7%, sedangkan realisasi investasi PMA hanya tumbuh 16,2%. Realisasi PMDN terbesar berdasarkan sektor usaha meliputi industri makanan Rp 4,6 triliun, tanaman pangan dan perkebunan Rp 4,5 triliun, serta transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 4,3 triliun. Selanjutnya investasi industri nonlogam mineral sebesar Rp 3,5 triliun, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik Rp 3,2 triliun.

Pada saat yang bersamaan tercatat 5 lokasi investasi terbesar yaitu Jawa Barat dengan nilai investasi Rp 5,1 triliun, DKI Jakarta Rp 5 triliun, Jawa Timur Rp 4,6 triliun, Kalimantan Tengah Rp 2,3 triliun, dan Sulawesi Selatan Rp 2,1 triliun.

Sedangkan realisasi investasi PMA terbesar dari lima sektor usaha besar adalah pertambangan US$ 2,5 miliar, transportasi, gudang dan telekomunikasi US$ 1 miliar, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$ 0,9 miliar. Kemudian, sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik US$ 0,8 miliar dan tanaman pangan serta perkebunan US$ 0,7 miliar.

Realisasi investasi lima PMA terbesar berada di Jawa Barat sebesar US$ 2 miliar, DKI Jakarta US$ 1,5 miliar, Papua US$ 0,8 dolar, Banten US$ 0,8 miliar, dan Sumatera Selatan US$ 0,5 miliar.

Singapura masih merupakan negara dengan nilai investasi terbesar yaitu US$ 1,9 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 0,9 miliar, Jepang US$ 0,7 miliar, Belanda US$ 0,7 miliar, dan Korea Selatan US$ 0,3 miliar.

Peningkatan investasi berimplikasi pada kenaikan penyerapan tenaga kerja perusahaan PMA-PMDN selama semester I 2011 mencapai 225.804 orang, meningkat 7% dari 211.040 orang pada periode yang sama 2010.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top