Latest News
You are here: Home | World | Rupiah Sentuh Rp 14.317/US$, Investor Khawatir Risiko Krisis Utang Indonesia
Rupiah Sentuh Rp 14.317/US$, Investor Khawatir Risiko Krisis Utang Indonesia

Rupiah Sentuh Rp 14.317/US$, Investor Khawatir Risiko Krisis Utang Indonesia

Duniaindustri.com (September 2015) – Investor menjual rupiah karena merebaknya kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami risiko krisis utang, menyusul rekor utang luar negeri yang hampir tiga kali dari cadangan devisa. Mengutip Bloomberg.com, rupiah menyentuh titik terendah baru di level Rp 14.317/US$ pada Selasa (8/9).

Pelemahan kurs rupiah selama sembilan minggu ini menjadi yang terpanjang sejak Juni 2004, dan yang terburuk setelah krisis finansial Asia. Kondisi ini menjadi saat buruk bagi utang luar negeri pemerintah, bank, dan perusahaan yang mencapai rekor US$ 304 miliar, hampir tiga kali dari cadangan devisa negeri ini US$ 105,4 miliar, menurut data bank sentral.

Berdasarkan data Bloomberg.com, rupiah melemah 13,3% sepanjang tahun ini, terparah setelah ringgit Malaysia, sebagai dampak dari devaluasi yuan oleh pemerintah China. Kebijakan pemerintah China itu memicu perang kurs di Asia Pasifik.

“Beban bunga utang perusahaan akan naik dan itu berdampak pada leverage serta coverage ratio. Dampaknya bisa mempengaruhi bottom line perusahaan serta dividen, yang dapat menyebabkan harga saham turun,” kata Raymond Chia, Kepala Riset Kredit untuk Asia ex-Jepang di Schroder Investment Management, seperti dikutip Bloomberg.com.

Dari total utang luar negeri sebesar US$ 304 miliar, sekitar US$ 169,7 miliar merupakan utang pihak swasta, menurut data bank sentral. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dilaporkan memegang utang mata uang asing sekitar US$ 22 miliar pada akhir Juni 2015, lebih tinggi 24% dari tahun sebelumnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. PT Astra International Tbk (ASII), yang merakit dan menjual mobil untuk Toyota Motor Corp, memiliki eksposur utang dengan mata uang asing terbesar US$ 3,5 miliar.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), produsen mi instan terbesar yang dikuasai Salim Group, menjadi debitur mata uang asing terbesar kedua di antara perusahaan publik dengan total utang US$ 1,7 miliar. Rupiah pada perdagangan Selasa (8/9) diperdagangkan di kisaran Rp 14.263-Rp 14.317 per dolar AS.(*)

iwu

datapedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top