Latest News
You are here: Home | Kimia | Investor India Bangun Pabrik Pupuk di Bontang US$ 1,25 Miliar
Investor India Bangun Pabrik Pupuk di Bontang US$ 1,25 Miliar

Investor India Bangun Pabrik Pupuk di Bontang US$ 1,25 Miliar

Duniaindustri (Mei 2011) – Perusahaan manufaktur asal India makin agresif menanamkan investasi di Indonesia. Kabar terbaru menyebutkan, Trimex Group (kelompok bisnis terkemuka asal India) berencana menanamkan investasi dengan membangun pabrik pupuk dan pengolahan bijih besi di Indonesia.

Penelusuran tim redaksi duniaindustri menunjukkan, Trimex Group sedang merancang ekspansi besar-besaran ke Indonesia setelah terjalin kesekapatan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah India. Trimex berkomitmen membangun pabrik pupuk dengan teknologi gasifikasi batu bara di Bontang, Kalimantan Timur, senilai US$ 1,25 miliar. Selain itu, Trimex juga akan membangun pabrik pengolahan bijih besi di Papua senilai US$ 1 miliar.

Komitmen investasi itu terlihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mencatat selama Januari-April 2011 sebanyak 13 perusahaan penanaman modal asing (PMA) sudah menyatakan minat melakukan investasi pada sektor industri dengan melakukan pendaftaran penanaman modal.

Deputi Kepala BKPM Bidang Pelayanan Penanaman Modal Teuku Otman Rasyid menjelaskan, dari 13 perusahaan PMA yang sudah mendaftar untuk berinvestasi, terdapat rencana investasi industri pupuk sebanyak US$ 1,25 miliar di Kabupaten Bontang (Kalimantan Timur) oleh penanam modal asal India. “Rencana investasi pabrik pupuk di Bontang cukup besar nilainya,” ujarnya.

Staf Khusus Kepala BKPM Silmy Karim menjelaskan, rencana investasi industri pupuk di Bontang senilai US$1,25 miliar kemungkinan besar dilakukan secara patungan (joint venture) antara investor India 99,8% dan mitra lokal 0,2%. “Dari 13 perusahaan PMA yang melakukan pendaftaran selama empat bulan pertama 2011, kebanyakan masih berminat pada sektor-sektor industri berbasis sumber daya alam,” tuturnya.

Sebelumnya, Trimex Group sudah melakukan studi kelayakan potensi sumber daya alam di Indonesia untuk beberapa daerah, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Setelah melakukan studi kelayakan, Trimex Group menjalin nota kesepahaman dengan pemerintah Indonesia saat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke India pada awal 2011.

Saat itu, CEO Trimex Group Prasad Konetu menandatangani nota kesepahaman investasi dengan Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Menperin menjelaskan, pada prinsipnya Trimex ingin membangun pabrik pupuk yang berbasis pada gasifikasi batu bara. Sedangkan untuk pabrik pengolahan bijih besi, Trimex Group minta kawasan atau konsesi pasir besi untuk membangun pabrik yang dapat memproduksi titanium, uranium, dan beberapa produk hilir lainnya.

Trimex Group ternyata tidak sendiri berinvestasi di Indonesia. Melalui MEC Holdings, Trimex Group menggandeng Raja Arab untuk menanamkan investasi hingga US$ 4,5 miliar di Kalimantan. MEC Holdings memfokuskan minat investasi di Kalimantan untuk sektor minyak dan gas serta tambang batu bara.

MEC Holdings sedang mengkaji sejumlah rencana investasi di Kalimantan, antara lain pembangunan jalur rel kereta api 130 kilometer di Pulau Kalimantan yang terintegrasi dengan pelabuhan senilai US$ 1 miliar, pengembangan tambang batu bara di Muara Wahau, Kalimantan Timur, senilai USS 500 juta. MEC Holdings juga menggandeng BUMN India, National Aluminium Corporation (Nalco), untuk membangun pabrik pengolahan aluminium berkapasitas 500 ribu ton senilai USS 3,5 miliar di Kalimantan.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top