Latest News
You are here: Home | Elektronik | Investor China dan Perancis Bangun Pabrik Perakitan Smartphone
Investor China dan Perancis Bangun Pabrik Perakitan Smartphone

Investor China dan Perancis Bangun Pabrik Perakitan Smartphone

Duniaindustri.com (September 2015) – Dua investor dari China dan Perancis berencana membangun pabrik perakitan telpon genggam pintar (smartphone) di Indonesia. Kedua investor tersebut tergiur dengan besarnya pasar dan pertumbuhan permintaan yang pesat di negeri ini.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan investor asal China akan membangun pabrik perakitan ponsel di Tangerang, Jawa Barat, dengan nilai investasi US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun (kurs Rp14.000/US$).

“Kemarin mereka sampaikan keinginan untuk berinvestasi. Saya sampaikan silahkan berkomunikasi dengan BKPM. Mereka sampaikan keinginan buat produk di Indonesia. Macam-macam, ada beberapa bidang. Ada handphone (ponsel), ada lampu. Mereka sudah menyampaikan maksudnya dan memperlihatkan contoh produk. Kita harus tangkap peluang itu,” kata Saleh.

Dia mengatakan, pabrikan ponsel asal China tersebut siap menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 200 juta untuk membangun pabrik perakitan. “Itu baru ucapan mereka. Besarannya itu kita harus berterima kasih atas keinginan mereka. Jangan kemarin hanya sekadar pertemuan. Langkah selanjutnya ini yang akan saya kejar,” tambah Saleh.

Saleh mengungkapkan, lokasi pabrik perakitan ponsel tersebut ada di Tangerang. “Akan ada di Tangerang, mereka minta lahan. Satu kompleks sama pabrik lampu mereka. Jadi nilainya besar karena terintegrasi antara pabrik perakitan ponsel dan lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, produsen gadget asal Perancis, Wiko, berencana mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Hal ini sebagai wujud untuk memenuhi kewajiban pemerintah Indonesia agar produsen membangun pabrik di Indonesia jika operasional bisnisnya sudah berjalan untuk kurun waktu tertentu.

Hanya saja, masih ada satu hal yang benar-benar menjadi pertimbangan, yakni soal efisiensi. “Arahnya ke sana memang ada, tapi bukan berarti untuk jangka pendek,” kata Janto Djojo, Chief Marketing Officer Wiko Mobile Indonesia.

Pertama, soal TKDN memang untuk jangka pendek bisa menjadi sedikit katalis positif menghadapi pelemahan rupiah. Tapi, itu hanya untuk komponen-komponen tertentu, bahkan yang sifatnya hanya sebagai penunjang.

Sementara, komponen utamanya seperti chipset dan sejenisnya masih harus diimpor. Malah, dalam kondisi ini, bisa saja impor lebih murah ketimbang membangun pabrik di dalam negeri. Belum lagi jika ada pendatang baru yang masuk, dan dia tidak mendirikan pabrik.

“Kami, sih, maunya bangun pabrik disini, apalagi kami berbisnis di Indonesia, kan, jadi harus memenuhi peraturan pemerintah. Tapi, kalau sudah begitu lalu ada satu yang enggak (mendirikam pabrik) itu nanti mempengaruhi persaingan harga,” jelas Janto.

Harga handset keluaran pemain baru itu bisa menjadi lebih murah ketimbang produsen yang sudah bangun pabrik disini. Murahnya harga juga terjadi dengan latar belakang yang kurang pas.(*/berbagai sumber)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top