Duniaindustri.com (Oktober 2013) — Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan III tahun 2013 tercatat dalam data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai Rp100,5 triliun. Angka ini merupakan pertama kalinya realisasi investasi di negeri ini melebihi angka Rp100 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menilai angka tersebut menunjukan bahwa investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Angka ini saya lihat sebagai stabilizing iklim investasi di Indonesia. Dalam arti, kita sudah mencapai angka investasi yang tinggi dimana investasi adalah sumber pertumbuhan,” tutur Mahendra dalam Konfrensi Pers di Kantor BKPM, Rabu (23/10/2013).
Mahendra memaparkan, dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2012 yang berada pada angka Rp82,8 Triliun, realisasi proyek investasi triwulan III 2013 mengalami peningkatan sebesar 22,9 persen.
Dari data paparan Mahendra, tercatat realisasi penanaman modal dalam Negeri (PMDN) triwulan III tahun 2013 mencapai angka Rp33,5 Triliun atau naik 32,9 persen dari angka realisasi periode yang sama di tahun 2012. Sedangkan untuk penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp67 Triliun.
Mahendra menyatakan pertumbuhan investasi di Indonesia sejak tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan setiap triwulannya sampai sekarang. Trend pertumbuhan ini menurut dia harus dilihat dari prespektif investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi.
“Kita sudah harus melihat investasi dari kacamata itu (investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi),” pungkasnya.
Catatan duniaindustri.com menyebutkan sebagian dari investasi yang mengalir ke Indonesia ditujukan untuk sektor pertambangan dan mineral serta manufaktur. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri manufaktur pada 2013 mencapai 7,1% dengan peningkatan investasi pada sektor otomotif, industri pupuk, dan industri kimia serta semen. Pertumbuhan industri manufaktur sebesar 7,1% di 2013 akan ditopang arus investasi yang diperkirakan sebesar Rp 223 triliun.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, meskipun kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian, pemerintah optimistis kinerja sektor industri manufaktur akan tumbuh 7,1% di 2013. “Tantangan yang akan dihadapi masih berkisar pada minimnya infrastruktur dan tingginya biaya investasi,” ujarnya.
Menperin memperkirakan nilai investasi pada industri manufaktur (nonmigas) di Indonesia mencapai Rp 223,64 triliun pada 2013. Angka tersebut jauh meningkat dibandingkan prediksi pencapaian hingga akhir 2012 sebesar Rp 160 triliun.
Menurut dia, investasi pada industri manufaktur sebesar itu dengan asumsi total target investasi yang dicanangkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai Rp 390,3 triliun pada 2013. Penanaman modal asing (PMA) yang masuk sebesar Rp 272,6 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 117,7 triliun.(*tim redaksi)