Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Publik sangat antusias dengan investasi dalam obligasi ritel Indonesia (ORI) 012. Terbukti, realisasi pemesanan ORI 012 sebesar Rp27,7 triliun, lebih tinggi dari target indikatif awal Rp20 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting, mengatakan bahwa penawaran ORI 012 sejak 21 September 2015 hingga 15 Oktober 2015 ini diminati oleh investor ritel. Sarana investasi ini dinilai aman dan menguntungkan. Pasalnya, ada penambahan kuota dari delapan agen penjual.
“Dari 21 agen penjual 18 mencapai lebih dari yang ditargetkan,” kata Loto saat konferensi pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Meski demikian, Loto menyatakan setelah dilakukan cleaning data, total penjualan ORI 012 mencapai Rp27,439 triliun. Pasalnya, ada beberapa investor yang membeli ORI lebih dari yang disyaratkan.
“Maksimal beli ORI per KTP kan Rp3 miliar. Jadi setelah kita olah datanya penjualan ORI 012 sebesar Rp27,439 triliun dengan 49.521 pemesan yang tersebar di 34 provinsi yang terdiri dari 45.298 investor. Ada investor baru 28.520 investor,” jelas dia.
Menurut Loto, penjualan ORI 012 merupakan yang terbesar di antara ORI sebelumnya. Hal ini terlihat dari jumlah investor dan total pemesanan.
“Perkembangan jumlah investor tampak dari sisi tambahan setelah ORI 004. Terbesar adalah 012. Total pemesanan juga tertinggi. Size untuk setiap seri penerbitan juga yang terbesar,” tandas dia.
Dari 21 agen penjual, sebanyak 18 agen penjual mengumpulkan pemesanan di atas target yang ditetapkan pemerintah. “Di tengah ketidakpastian kondisi pasar keuangan dan pelambatan ekonomi global, ternyata minat investasi masyarakat atas ORI012 cukup tinggi,” kata Loto.
Jumlah pemesan terbesar pada kisaran di atas Rp100 juta hingga Rp500 juta, sebanyak 36,7% dari jumlah pemesan. Berdasarkan kelompok profesi, pegawai swasta ambil porsi terbesar, yakni 25,24%, diikuti wiraswasta 21,36% dan ibu rumah tangga 11,3%.
Director of Consumer Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Hery Gunardi menuturkan, per 15 Oktober 2015, pemesanan ORI012 yang masuk melalui Bank Mandiri mencapai Rp 3,69 triliun.
Angka tersebut melampaui target awal mereka yang dipatok Rp 3,369 triliun. Memang agen penjual ORI012 Bank Mandiri beberapa saat lalu meminta tambahan jatah penerbitan Rp 800 miliar akibat pemesanan ORI012 yang melonjak.
“Target basic kami Rp 3,369 triliun. Pencapaiannya 109%,” tukasnya. Hery mengaku, pemesanan ORI012 melalui Bank Mandiri terbilang merata, sesuai dengan potensi jumlah nasabah masing-masing daerah.
Investasi ORI
ORI merupakan salah satu alternatif investasi yang menjanjikan untuk jangka waktu menengah, namun Anda harus memahami terlebih dahulu karakteristik investasi obligasi atau ORI tersebut agar mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.
Obligasi ritel adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah dengan denominasi rupiah minimal Rp. 5.000.000 atau jumlah diatas itu dengan kelipatan Rp. 5.000.000. Pembayaran kupon obligasi ritel dilakukan setiap bulan. Jangka waktu (3 atau 4 tahun) dan bunga (coupon rate) ditetapkan sediri oleh pemerintah. Pendapatan bunga atas obligasi tersebut dikenakan pajak final sebesar 20%. Pemerintah dapat membeli kembali (buyback) ORI sebelum jatuh tempo dengan harga pasar. Pemerintah sebagai penerbit ORI juga menjaga kerahasiaan data pemilik ORI. Pihak yang terkait dengan pengelolaan surat utang negara (SUN) hanya dapat melakukan publikasi data dan informasi mengenai SUN setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri keuangan.
Untuk membeli obligasi ritel Anda dapat membeli pada agen penjual (Bank atau perusahaan sekuritas) yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Tata cara pembelian ORI sangat mudah. Anda tinggal datang ke bank atau perusahaan sekuritas yang menjadi agen penjual, kemudian membuka rekening, melakukan pendaftaran untuk menjadi nasabah agen penjual, lalu menyetor uang Anda ke rekening agen penjual sesuai dengan nilai investasi yang dikehendaki oleh Anda. Kemudian Anda mengisi kelengkapan formulir pemesanan yang dilampiri dengan fotokopi KTP. Setelah itu, pemerintah menetapkan hasil penjatahan kepada masing-masing agen penjual mengenai investor yang memperoleh alokasi pembelian ORI. Apabila Anda tidak mendapat alokasi penjatahan, Anda akan menerima uangnya kembali sehari sesudahnya atau tiga hari setelah pengumuman penjatahan. Jika Anda membutuhkan likuiditas Anda dapat menjual ORI yang Anda miliki sewaktu-waktu di pasar sekunder dengan menghubungi agen penjual Anda.
Ditinjau dari segi profil resiko kredit, ORI tergolong aman karena dijamin oleh pemerintah. Pandangan ini ditentukan oleh kinerja pemerintah, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan, utang negara dan perekonomian agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tingkat inflasi yang terkendali. Suku bunga tetap dan keamanan terjamin yang diperoleh pemegang obligasi ritel merupakan daya tarik tersendiri.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: