Realisasi Investasi Industri Kertas di Semester I 2016 US$ 2,3 Miliar
Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Realisasi investasi di industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, mendominasi realisasi investasi asing (penanaman modal asing/PMA) pada semester I 2016. Di sektor ini, realisasi investasi PMA mencapai 130 proyek senilai US$ 2,3 miliar, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sementara industri makanan dan minuman mendominasi realisasi investasi pengusaha domestik (penanaman modal dalam negeri/PMDN). Realisasi investasi di industri makanan dan minuman mencapai Rp 16,6 triliun di 523 proyek.
Secara total, BKPM mencatat pencapaian investasi semester I 2016 naik sebesar Rp 298,1 triliun, meningkat 14,8% dibandingkan pada periode yang sama pada 2015 sebesar Rp 259,7 triliun. Dengan meningkatnya nilai investasi tersebut, maka capaian target investasi 2016 sudah mencapai 50,1%. Dengan capaian tersebut, BKPM optimistis target investasi 2016 sebesar Rp 594,8 triliun dapat tercapai.
“Realisasi investasi sudah on track dan sudah cukup menggembirakan, mengingat periode ini banyak tantangan global seperti Brexit dan sentimen lainnya. Saya kira ini pencapaian yang menggembirakan,” ujar Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers.
Thomas mengaku cukup puas dengan capaian realisasi investasi pada semester I 2016 ini. Sebab, pertumbuhan investasi berada di atas pertumbuhan PDB dan pertumbuhan sektor riil berada di kisaran delapan persen sampai 10 persen. Selain itu, realisasi investasi di luar Jawa secara year on year meningkat 17,7 persen.
Pada semester I 2015, investasi di luar Jawa sebesar Rp 115,1 triliun, dan pada semester II 2016 meningkat menjadi Rp 135,5 triliun. Thomas mengatakan, tren peningkatan investasi di luar Jawa mencerminkan strategi ekonomi pemerintah untuk pemerataan pembangunan. Thomas optimistis berbagai paket kebijakan dan skema investasi yang disiapkan dapat mendorong pemerataan dan peningkatan investasi ke luar Jawa.
“Pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mendorong perekonomian di daerah,” kata Thomas.
Sementara itu, berdasarkan sektor industri makanan dan minuman masih menempati posisi teratas. Menurut Thomas, investasi di sektor pangan harus terus digenjot untuk menciptakan efisiensi sehingga dapat menstabilkan harga pangan.
“Setelah setahun di Kementerian Perdagangan saya hapal kendala-kendala pangan. Sebetulnya untuk solusi kendala itu dibutuhkan investasi di pergudangann untuk memodernisasi rumah potong hewan, maupun penggilingan beras,” kata Thomas.
Berikut 5 besar sektor investasi PMDN sepanjang semester I 2016. Pertama, industri makanan dan minuman sebesar Rp 16,6 triliun pada 523 proyek. Kedua, transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 13,3 triliun pada 161 proyek. Ketiga, tanaman pangan dan perkebunan sebesar Rp 12,2 triliun pada 242 proyek. Keempat, industri mineral non logam sebesar Rp 11 triliun pada 114 proyek. Kelima, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp 9 triliun pada 227 proyek.
Sementara lima besar sektor investasi PMA sepanjang semester I 2016 antara lain, pertama, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sebesar US$ 2,3 miliar pada 130 proyek. Kedua, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar US$ 1,5 miliar pada 1.071 proyek. Ketiga, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$ 1,54 miliar pada 552 proyek. Keempat, industri alat angkutan dan transportasi sebesar US$ 1,3 miliar pada 462 proyek. Kelima, industri makanan sebesar US$ 988,6 juta pada 889 proyek.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: