Duniaindustri.com – Kabar terbaru dari Kementerian Pertanian (Kementan), sebanyak 11 perusahaan gula akan menanamkan investasi Rp 27,5 triliun. Namun, investasi itu belum bisa direalisasikan karena terganjal kepastian lahan. Sebagian besar dari 11 perusahaan tersebut akan membangun pabrik gula di Merauke, Papua.
“Sebagian besar investasi itu masih terganjal soal lahan,” ujar sumber duniaindustri di pemerintahan.
Dalam program dan rencana aksi revitalisasi industri gula 2011 – 2014, pemerintah akan memberikan fasilitas bea masuk (BM) fleksibel bagi kebutuhan produksi gula nasional, penghapusan PPN jasa giling, serta peninjauan dan usulan penghapusan perda yang menghambat pengembangan industri dan distribusi gula.
Kebijakan itu ditempuh untuk mempercepat program revitalisasi pabrik gula yang dicanangkan pemerintah. Pemerintah berjanji akan memberikan insentif berupa pengurangan pajak penghasilan (PPh) bagi kalangan investor yang membangun pabrik gula (PG) baru di luar Jawa. Insentif itu tertuang dalam PP No. 62/2008 tentang Insentif Pajak untuk Investasi di Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu.
Saat ini, untuk mempercepat realisasi 11 investor gula tersebut pemerintah berkomitmen untuk mempercepat pembebasan lahan. Namun hal itu belum terlaksana. Di antara 11 investor tersebut, raksasa minyak sawit mentah (CPO) Wilmar International serius membangun pabrik gula di Merauke, Papua.
Wilmar berencana membangun pabrik gula berkapasitas 8.000 ton tebu per hari (ton cain per day/TCD) yang terintegrasi dengan lahan 20.000 hektar dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp2 triliun.
Laporan rencana aksi revitalisasi industri gula 2011-2014 menyebutkan, sejumlah investor gula telah mendapatkan rekomendasi gubernur dan bupati setempat. Selain Wilmar di Merauke, PT Sukses Mantap Sejahtera berencana membangun pabrik gula di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Investasi pabrik gula dengan kapasitas 10.000 TCD diperkirakan menelan biaya Rp1 triliun – Rp1,2 triliun. Pabrik gula dengan kapasitas itu harus didukung perkebunan seluas 20.000 hektare.(Tim redaksi 02)