Latest News
You are here: Home | Elektronik | Instrumen Investasi, Saham Telkom Beri Return 1.400% dalam 20 Tahun
Instrumen Investasi, Saham Telkom Beri Return 1.400% dalam 20 Tahun

Instrumen Investasi, Saham Telkom Beri Return 1.400% dalam 20 Tahun

Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom, salah satu saham berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia, memberikan keuntungan (return) 1.400% sejak listing pertama 20 tahun lalu. Bagi investor jangka panjang, tawaran return itu cukup menggiurkan sebagai alternatif instrumen investasi.

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui kehadiran PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ke pasar modal Indonesia memberikan banyak manfaat bagi investor. Sebab, saham Telkom memiliki potensi yang cukup cerah. ”Sudah 20 tahun, ‎Telkom memberikan manfaat bagi bursa Indonesia. Dimana saham Telkom juga cerah dan berpotensi diminati sama masyarakat banyak,” kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio.

Manfaat yang didapatkan Indonesia, sebut Tito, Telkom sudah memberikan keuntungan kepada masyarakat Indonesia, khususnya investor pasar modal yang telah memberikan return atau keuntungan sebesar 1.400%‎. Sehingga langkah pencatatan saham yang dilakukan Telkom sangatlah baik, dan diharapkan jejak Telkom bisa diikuti oleh perusahaan BUMN lainnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida menambahkan, selama 20 tahun Telkom mencatatkan saham di pasar modal Indonesia, perseroan meraih kinerja yang cukup signifikan. Maka dari itu, manfaat go public di bursa sangat besar diraih. ”Perusahaan akan lebih baik mengelolanya, tidak hanya Direksi dan Komisaris, setiap perusahaan go publik, laporan keuangan dan kejadian penting bisa didapatkan dengan jelas. Semua pihak bisa mendapatkannya, jadi tidak main-main manfaatkan yang didapatkan oleh perusahaan bila listed di bursa,” tandasnya.

Sebagai informasi, Tekom menggelar seremoni 20 tahun perusahaan dalam melakukan penawaran saham perdana ke publik. Dimana go public Telkom tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Kiprah Telkom di bursa itu terbukti berdampak posotif bagi perusahaan, investor, dan negara. Saham Telkom tercatat di NYSE dan LSE dalam bentuk American Depositary Shares (ADS) melalui program American Depositary Receipt (ADR) dengan kustodian The Bank of New York Mellon.

“Sebagai perusahaan milik negara, diperdagangkannya saham Telkom di bursa global tentulah memiliki nilai strategis, di samping meningkatkan kebanggaan nasional,” ujar Direktur Utama PT Telkom, Alex J Sinaga.

Return IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia selama 10 tahun terakhir tumbuh 580,6%.

“Dalam 120 bulan terakhir atau 10 tahun, IHSG telah tumbuh sebesar 580,6%,” kata Kepala Grup dan VP Investasi PT Sun Life Finansial Indonesia Marsangap P Tamba.

Dia mengatakan, pertumbuhan harga saham tersebut merefleksikan pertumbuhan ekonomi sebuah negara yang berarti laba perusahaan akan semakin tinggi. “Kalau kita melihat tingkat ekonomi yang tinggi, saham merupakan salah satu instrumen investasi yang harus kita punya,” katanya.

Dia menambahkan, selama 10 tahun itu, 86 bulan indeks berjalan positif sementara hanya 36 bulan berjalan negatif. “Salah satu penurunan yang cukup besar terjadi saat terjadinya ‘global finansial crisis’ atau krisis keuangan global tahun 2008, dimana IHSG turun hingga 15% dan 31%,” katanya.

Dalam kasus saham menjadi negatif, dia mengatakan, dengan akumulatif IHGS yang tinggi maka pihaknya akan melakukan pendekatan yang panjang dan reguler agar nasabah dapat mendapatkan keuntungan dari langkah yang diambil.

“Kami coba ‘reguler’, kita ‘top-up’ kita jadikan peluang untuk ‘average down cost’ kita, dan yang kedua harus panjang, agar dapat merasakan benefitnya,” katanya.

Berdasarkan data dari PT Sun Life Indonesia, IHSG selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sebesar 580,6 persen, dimana sebesar 70 persen kinerja bulanannya positif.

Kinerja positif tertinggi terjadi pada bulan April 2009 sebesar 20,13 persen, sementara kinerja negatif terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2008 sebesar 31,42 persen.

Sementara itu, pada 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, dan 2012 menjadi tahun dengan kinerja positif terbanyak yaitu sembilan bulan, dan tahun 2008 menjadi tahun dengan kinerja positif paling sedikit yaitu tiga bulan.(*/berbagai sumber/tim redaksi 04)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top