Duniaindustri.com (Agustus 2014) – Presiden Terpilih, Joko Widodo (Jokowi), mengundang pengusaha asing untuk berinvestasi di sektor manufaktur, pariwisata, dan infrastruktur Indonesia. Tiga sektor, yang ia sebut sebagai sektor kunci pertumbuhan di bawah pemerintahannya mulai Oktober mendatang.
Dalam wawancara dengan media Malaysia, StarBiz, Jokowi menyatakan Indonesia membutuhkan investasi masif jika modal dalam negeri tak cukup banyak tersedia, sehingga Indonesia makan mencari investor asing, termasuk Malaysia. “Tugas saya sebagai presiden adalah menyeimbangkan tekanan-tekanan (untuk membatasi kepemilikan asing/sikap nasionalisme) dengan komitmen saya kepada rakyat Indonesia untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja,” papar Jokowi seperti diberitakan thestar.com.my, Senin (25/8).
Menurut Jokowi, dirinya sadar adanya tekanan politik domestik untuk membatasi ekspansi asing, termasuk di bidang jasa keuangan dan sektor perkebunan. Namun, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang cepat, mau tidak mau investasi yang masih perlu didorong.
Jokowi pun menunjuk pada proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta yang telah dimulai setelah berdekade tertunda dengan melibatkan investor Jepang dan nilai investasi puluhan triliun. Ia pun mengisyaratkan, pengusaha Malaysia seharusnya bisa melirik sektor lain di luar perkebunan kelapa sawit, misalnya di infrastruktur.
Dalam era kampanye pilpres, Jokowi memang sempat ditanya oleh kalangan bisnis terkait dengan kecenderungan para kandidat presiden yang memainkan kartu nasionalisme di bidang ekonomi. Ia pun ditanya soal prioritas kebijakan, terutama pada investasi langsung, bursa saham, jasa keuangan, dan perkebunan.
Menjawab hal itu, Jokowi mengulangi bahwa banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Melanjutkan program yang baik dari pemerintahan terdahulu dan membenahi birokrasi yang harus ditujukan kepada pelayanan publik. “Kami akan fokus pada masalah pertumbuhan ekonomi, menghapus korupsi, berinvestasi di pendidikan yang berkualitas, dan sistem kesehatan secara keseluruhan.”
Pada saat yang sama, lanjutnya, perhatian investasi akan lebih diarahkan ke pengembangan infrastruktur. Ini dilakukan dengan menghemat dari subsidi bahan bakar.
Jokowi juga mengingatkan Indonesia perlu meningkatkan pariwisata, di luar tujuan Jakarta dan Bali, seperti ke Sumbawa, Raja Ampat (Papua), dan tujuan wisata lainnya.
Namun, Jokowi enggan memberi jawaban langsung dan spesifik terkait adanya keinginan dari sejumlah anggota DPR era saat ini untuk membatasi kepemilikan asing di sektor perkebunan hingga maksimal 30 persen.(*/berbagai sumber)