Latest News
You are here: Home | Elektronik | Inflasi Melonjak, Biaya Modal Tinggi, Badai Startup Digital Belum Mereda
Inflasi Melonjak, Biaya Modal Tinggi, Badai Startup Digital Belum Mereda

Inflasi Melonjak, Biaya Modal Tinggi, Badai Startup Digital Belum Mereda

Duniaindustri.com (Februari 2023) – Market trend di kuartal I 2023 penuh dengan kejutan dan tantangan. Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 boleh jadi telah sirna, namun efeknya justru belum mereda. Pemulihan aktivitas masyarakat pasca Covid-19 mestinya mampu menggairahkan ekonomi dan iklim bisnis, namun sebaliknya terhantam tantangan lain berupa lonjakan inflasi dan suku bunga yang membuat biaya modal menjadi tinggi.

Di sisi lain, pergeseran siklus bisnis pasca Covid-19 membuat bisnis startup digital ‘seakan kehilangan momentum’ dengan kondisi terburuk. Sejumlah startup digital bahkan terpaksa menutup operasional karena tak mampu memperoleh suntikan dana baru, setelah mengalami kerugian operasional, menurut tim Duniaindustri.com.

Secara tahunan, inflasi di Indonesia melonjak menjadi 5,51% sepanjang tahun 2022, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Secara bulanan, inflasi pada Desember 2022 sebesar 0,66%, tertinggi jika dibandingkan dengan tiga periode ke belakang.

Kenaikan inflasi ini yang disertai dengan kenaikan suku bunga acuan, menurut tim Duniaindustri.com, membuat biaya modal (cost of fund) menjadi tinggi. Namun, kondisi ini tidak dikompensasi dengan peningkatan market demand. Salah satu faktor yang cukup krusial karena ketiadaan stimulus pemerintah, yang mendekati masa pemilu 2024, sangat berbeda dengan kondisi era Covid-19 di mana pemerintah jor-joran memberikan insentif bagi masyarakat.

Akumulasi kondisi ini membuat iklim bisnis terasa berjalan melambat di kuartal I 2023. Ditambah lagi badai yang menerpa bisnis startup digital yang belum mereda. Lihat saja, perusahaan layanan belanja online (e-commerce) JD.ID mengumumkan akan menyetop menerima pesanan mulai 15 Februari 2023 dan perusahaan akan menutup total usahanya pada 31 Maret mendatang. Pengumuman itu tercantum di website resmi JD.ID.

“Dengan sangat menyesal kami mengumumkan JD.ID akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari 2023 dan seluruh servis akan dihentikan efektif mulai 31 Maret 2023,” tulis pengumuman JD.ID, kemarin.

Selanjutnya, JD.ID menginformasikan akan memberi waktu bagi seluruh mitra pengguna dan penjual untuk menyelesaikan transaksinya hingga akhir Maret 2023. JD.ID merupakan perusahaan patungan e-commerce China JD.com dan Provident Capital. Sebelum pengumuman tutup kali ini, JD.ID menutup cabang logistiknya, JDL Express Indonesia, per 22 Januari 2023.

Rencana penutupan JDL Express Indonesia ini muncul setelah sebuah laporan mengatakan JD.com berencana untuk keluar dari Indonesia dan Thailand pada awal 2023.

Sebelumnya, tahun 2022 JD.ID mengambil langkah PHK terhadap karyawan demi mempertahankan eksistensi perusahaan dengan kondisi pasar Indonesia. “Perusahaan melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon, waktu itu.

Selain JD.ID, sebelumnya startup platform game dan turnamen online asal India, yakni Mobile Premier League (MPL), yang memutuskan tidak beroperasi lagi di Indonesia.“Per tanggal 30 May 2022, MPL tidak lagi beroperasi di wilayah Indonesia. Semua Turnamen, Pertandingan, dan fitur Top Up telah dinonaktifkan, namun fungsi penarikan Berlian masih dapat di akses sehingga semua Berlian Top Up telah di konversi ke Berlian Kemenangan dan kamu dapat menarik semua Berlian Kemenangan melalui channel penarikan yang tersedia.,” tulis MPL Indonesia di situsnya.

Diketahui, MPL merupakan startup asal India yang saat ini sudah merambah ke berbagai negara Asia Pasifik, Amerika Serikat (AS), dan Eropa. Tidak disebutkan secara pasti alasan MPL hengkang dari Indonesia dan jumlah pekerja di Indonesia yang di-PHK. Namun, mengutip sejumlah sumber, perusahaan tersebut diduga memberhentikan setidaknya 10% dari total pekerjanya.

Sejak 2022, kabar gelombang PHK ratusan pekerja di sejumlah startup di dalam negeri, seakan membebani jalur pemulihan sektor lain yang baru saja mulai bangkit dan lepas dari efek pandemi. Bahkan startup dompet digital besutan BUMN, yakni LinkAja, tidak luput melakukan gelombang PHK terhadap pekerjanya.

Hingga pekan terakhir Mei 2022, berdasarkan pemantauan tim Duniaindustri.com, selain MPL, terdapat enam startup yang melakukan PHK terhadap pekerjanya. Keenam startup itu adalah Zenius, LinkAja, Tanihub, Fabelio, Uang Teman, hingga JD.ID. Sejumlah pengamat, praktisi startup, dan analis menilai arus pendanaan di bisnis startup makin sulit, yang salah satunya dipengaruhi volatilitas sektor finansial.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 261 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 261 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top