Duniaindustri.com (Januari 2020) — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong laju pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) pada 2020. Di tengah tantangan volatilitas harga komoditas dunia, Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri makanan dan minuman dapat tumbuh di atas 8% pada 2020, lebih tinggi dibanding 7,9% pada periode Januari-September 2019.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim menjelaskan perbaikan pertumbuhan industri makanan dan minuman sudah mulai terlihat pada kuartal III 2019. “Pada kuartal III 2019, pertumbuhan industri mamin sudah mulai bagus dengan angka 7,72%. Sedangkan pertumbuhan sektor ini sepanjang Januari-September sebesar 7,9%,” katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk mendukung hal itu, Kemenperin menyiapkan berbagai strategi dalam tiga bulan terakhir di tahun 2019, agar pertumbuhan industri mamin meningkat hingga di atas 8% pada akhir 2019 serta memiliki daya saing. Salah satunya dengan meningkatkan produksi.
“Hari Raya Natal juga diharapkan menjadi pemicu pertumbuhan industri makanan dan minuman, karena biasanya ada kebutuhan dalam acara perayaan Natal itu,” ujarnya.
Rochim mengatakan, target jangka panjang Kemenperin adalah meningkatnya pertumbuhan industri mamin agar mampu stabil di atas level 9%. Untuk mengimplementasikan target tersebut, pemerintah mendorong ketersediaan bahan baku agar industri mamin dapat terus berproduksi.
Kemudian, dalam hal pemasaran, Kemenperin menganggarkan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan ekspor pada tahun 2020. “Di antaranya fasilitasi temu bisnis dan promosi pada pameran berskala internasional serta fasilitasi pelatihan ekspor (export coaching) bagi pelaku usaha di sektor industri agro,” jelasnya.
Selain itu, salah satu bentuk dukungan peningkatkan ekspor sektor mamin adalah dengan mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta dalam pameran berskala internasional seperti pameran SIAL Interfood Expo 2019 yang diselenggarakan pada 13 -16 November 2019 di JIEXPO Kemayoran, DKI Jakarta.
“Ajang SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman untuk mendukung Indonesia sebagai industri makanan dan minuman terkemuka di ASEAN,” terangnya.
SIAL Interfood Expo 2019 diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan industri mamin di Tanah Air. Dengan diikuti oleh lebih dari 880 perusahaan yang berasal dari 30 negara di Timur Tengah, Australia, Asia Tenggara, India, Pakistan, maupun Asia Timur, Eropa, dan Amerika, pameran yang merupakan bagian dari Salon International de I’alimentation (SIAL) Network tersebut berperan strategis dalam mempertemukan produsen dan buyer, serta menjadi pintu gerbang untuk ekspor produk mamin Tanah Air.
Rochim menambahkan, SIAL Interfood Expo 2019 juga dapat dimanfaatkan pelaku industri mamin untuk memamerkan inovasi produk dan teknologinya, terutama yang terkait industri 4.0, seperti augmented reality, smart factory, smart packaging, ataupun smart distribution. “Terlebih, Indonesia akan menjadi Official Partner Country Hannover Messe 2020, kami harap para pelaku industri mamin juga dapat berpartisipasi dalam pameran industri terbesar di dunia tersebut,” jelas Rochim.
Untuk meningkatkan peningkatan daya saing dan ekspor pada sektor mamin, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung berupa insentif fiskal untuk menarik investasi, di antaranya tax holiday, tax allowance, serta bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP).
Tax Holiday seperti dituangkan dalam PMK 150/2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan dapat diberikan kepada industri-industri agro pionir, seperti industri green diesel, green gasoline, green avtur, atau bioethanol. Sedangkan Tax Allowance dapat diberikan kepada investasi baru atau perluasan yang memenuhi kriteria umum sesuai PP 9/2016, antara lain yang memiliki nilai investasi tinggi atau untuk ekspor, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, serta memiliki kandungan lokal tinggi.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 175 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 175 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: