Latest News
You are here: Home | Umum | Industri Jasa Keuangan, RI Dinilai Tertinggal Dibanding Thailand dan Vietnam
Industri Jasa Keuangan, RI Dinilai Tertinggal Dibanding Thailand dan Vietnam

Industri Jasa Keuangan, RI Dinilai Tertinggal Dibanding Thailand dan Vietnam

Duniaindustri.com (Februari 2022) – Indonesia dinilai masih tertinggal dalam pembangunan sektor industri jasa keuangan dibanding negara-negara tetangga di ASEAN seperti, Thailand, Malaysia dan Vietnam. Berdasarkan indikator-indikator pembangunan sektor industri jasa keuangan, yaitu kedalaman finansial, akses finansial, efisiensi dan stabilitas sektor keuangan, menunjukkan Indonesia masih banyak memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Berdasarkan data World Development Indicator (WDI) 2019, rasio domestic to private sector terhadap PDB sebagai proksiuntuk mengukur kedalaman finansial Indonesia hanya 32,5%, menduduki posisi terendah di ASEAN,” kata Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Dendi Ramdani dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2).

Indikator ini menunjukkan Indonesia masih memiliki ruang yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, sehingga jumlah kredit yang disalurkan bisa lebih banyak. Pada akhirnya, kredit ini bisa lebih mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indikator efisiensi perbankan Indonesia juga masih kalah dibandingkan efisiensi perbankan negara tetangga dilihat dari indikator interest rate sperad. Berdasarkan data WDI, interest rate spread  Indonesia sebesar 3,7%, jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Thailand yang masing-masing 1,9% dan 2,7%.

“Interest rate spread yang tinggi mengindikasikan overhead bank-bank di Indonesia masih tinggi dan premi risiko dari penyaluran kredit masih besar,” ujar Dendi.

Perkembangan pasar modal Indonesia pun masih relatif di bawah negara-negara tetangga. Kapitalisasi pasar modal Indonesia masih rendah yaitu hanya 46,2%, hanya lebih tinggi dari Vietnam pada tahun 2019.

Indikator ini menunjukkan peran pembiayaan pasar modal masih relatif kecil bagi perusahaan di Indonesia. Dilihat dari jumlah perusahaan yang listed pun, masih sangat sedikit yaitu hanya 738 perusahaan sampai dengan tahun 2021, dibanding dengan jumlah perusahaan perusahaan menengah-besar di Indonesia yang sebanyak 384.500 perusahaan.

Sebagai tambahan, pendanaan korporasi dari obligasi juga masih relatif rendah. Sampai dengan Januari 2022,  outstanding obligasi korporasi hanya senilai Rp 430 triliun. Beberapa penyebabnya adalah biaya penerbitan obligasi korporasi yang mahal dan pasar sekunder yang belum tercipta. Oleh karenanya, biaya penerbitan obligasi korporasiperlu dibuat murah dan prosedur penerbitan yang lebih sederhana.

Menurut Dendi, Indonesia harus membangun sektor jasa keuangan Indonesia ke depan dengan meningkatkan efisiensi sehingga suku bunga kredit bisa lebih murah. Peningkatan efisiensi perlu dilakukan dengan menekan biaya overhead bank terutama dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Biaya overhead juga bisa ditekan dengan meningkatkan produktivitas baik fixed aset maupun tenaga kerja.

“Selain itu, efisiensi juga bisa dilakukan dengan menekan premi risiko dengan menerapkan manajemen resiko yang bisa mengidentifikasi potensi risiko-risiko ke depan dengan baik sehingga cost of credit bisa ditekan,” tegas Dendi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top