Duniaindustri.com (Desember 2023) — Selama lebih dari satu dekade, fintech dan e-commerce terus menduduki peringkat teratas dalam daftar investasi di Indonesia, dan kembali menduduki posisi teratas pada tahun 2023, bahkan ketika pendanaan ekuitas secara keseluruhan untuk perusahaan teknologi Indonesia melambat.
Berdasarkan laporan SE Asia Deal Review: Q3 2023 DealStreetAsia, setidaknya 11 perusahaan fintech dan sembilan startup e-commerce dan commerce Enabler di Indonesia telah mengumpulkan investasi baru pada bulan November.
Di antara kesepakatan yang paling menonjol, perusahaan buy now dan pay later Kredivo mengumumkan investasi $270 juta yang dipimpin oleh Mizuho Bank Jepang pada bulan Maret, sementara rekannya Investree mengumpulkan sekitar $231 juta dalam pendanaan Seri D, yang dipimpin oleh JTA International Holdings Qatar bulan lalu. Amartha, sementara itu, mengumpulkan dana utang sebesar $25 juta pada bulan Maret dari IFC, dan $100 juta dari perusahaan investasi Community Investment Management yang berbasis di San Francisco pada bulan Juni.
Meskipun nilai dan volume pendanaan dalam industri e-commerce jauh lebih kecil dibandingkan dengan fintech, beberapa sektor vertikal, seperti e-commerce Enabler dan pasar B2B (business to business) telah menarik perhatian investor secara signifikan, yang menunjukkan bahwa industri e-commerce masih unggul di negara ini.
Pada November 2023, setengah lusin perusahaan e-commerce dalam negeri telah mengumpulkan dana di atas $10 juta. Ini termasuk perusahaan perdagangan sosial Evermos, yang memperoleh $39 juta dalam putaran Seri C pada bulan Mei, dan perdagangan bahan makanan segar Segari yang memperoleh $23,5 juta pada bulan September.
Seiring dengan berkembangnya lanskap investasi, peluang dan area pertumbuhan apa yang akan muncul di masa depan, tetap menjadi pertanyaan menarik yang akan membentuk narasi lanskap keuangan dan perdagangan digital Indonesia yang dinamis.
Dengan mayoritas penduduk yang tidak mempunyai rekening bank atau underbanked, Indonesia merupakan pasar yang sangat panas bagi inovasi keuangan digital. Layanan Fintech seperti peminjaman dan pembayaran diharapkan dapat mengisi kesenjangan tersebut dan memberikan akses keuangan kepada masyarakat luas di Tanah Air.
Herston Elton Powers, Managing Partner pendiri 1982 Ventures, percaya bahwa fintech akan terus menawarkan peluang investasi yang jelas, dan bahwa generasi berikutnya dari perusahaan-perusahaan unicorn Indonesia yang tidak terdaftar yang bernilai $1 miliar atau lebih – akan berasal dari sektor keuangan digital.
“Investasi modal ventura di fintech Indonesia baru dimulai dengan baik dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, tingkat pendanaan pada tahun 2023 sangat terpukul, dengan banyak dana yang masih menunggu. Kami memperkirakan akan terjadi peningkatan tajam dalam pendanaan VC pada tahun 2024, khususnya di bidang fintech, karena investor internasional optimis terhadap prospek jangka panjang Indonesia,” kata Powers.
Berdasarkan tinjauan SE Asia Q3, Wealthtech merupakan kategori fintech teratas di kawasan ini, dipimpin oleh startup yang berbasis di Singapura seperti Bolttech dan Endowus. Meskipun demikian, di Indonesia, perusahaan pemberi pinjaman terus mendominasi transaksi fintech tahun ini karena kesenjangan pembiayaan yang lebar antara usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM ) di negara ini.
Dengan semakin ketatnya persaingan di segmen ini, perusahaan yang mampu mengelola risiko dengan benar dan memberikan eksekusi serta pengalaman pelanggan yang sangat baik akan terus berkembang di pasar.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 281 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 281 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: