Duniaindustri (Juni 2011) — Asosiasi Baja Dunia (World Steel Association) menyatakan produksi baja di Indonesia berkisar antara 3,5 – 4,2 juta ton per tahun sepanjang 2005-2009. Dengan produksi sebesar itu, Indonesia menempati urutan ke-34 produsen baja terbesar di dunia.
Asosiasi Baja Dunia merekap data produksi baja dari 170 perusahaan baja skala besar, termasuk 18 dari 20 perusahaan baja terbesar di dunia. Data produksi baja dari Asosiasi Baja Dunia merepresentasikan 85% produksi baja global.
Asosiasi Baja Dunia melaporkan produksi baja kasar (crude steel) dunia naik 4,2% mencapai 130 juta ton di bulan Mei 2011 dari bulan yang sama di 2010. Laporan itu mengacu pada survei Asosiasi Baja Dunia yang dirilis 20 Juni 2011.
Pasar baja di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 63,7 triliun pada tahun ini atau setara 9,5 juta ton. Angka itu meningkat 53,4% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp 41,5 triliun.
Nilai pasar baja Indonesia itu diperoleh dari perhitungan tim redaksi dunia industri berdasarkan data Kementerian Perindustrian dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA). Data Kementerian Perindustrian menyebutkan penjualan baja di Indonesia pada 2011 diprediksi mencapai 9,5 juta ton, naik 44% dibandingkan 2010 sebanyak 6,6 juta ton.
Pada tahun ini, Kementerian Perindustrian menargetkan produksi baja nasional diperkirakan mencapai 6-6,5 juta ton. Sehingga masih terjadi defisit pasokan baja di dalam negeri mencapai 3-3,5 juta ton. Defisit pasokan itu terpaksa harus dipenuhi dari impor.(Tim redaksi 01)