Duniaindustri.com (Februari 2018) – Presiden Joko Widodo menyebutkan, Indonesia masuk dalam kelompok negara dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar US$ 1 triliun per tahun. Hanya ada 16 negara di dunia yang masuk dalam kelompok negara dengan ekonomi triliunan dolar atau trillion dolar club.
“Kita tahu negara kita sudah masuk G20 dan tahun lalu kita juga masuk kelompok lebih istimewa lagi, yaitu kelompok trillion dolar club, negara-negara yang punya ekonomi US$ 1 triliun per tahun ini, banyak yang kita nggak sadar,” tutur Jokowi saat peresmian Pabrik Kalbe di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (27/2).
Banyak yang tak tahu kata Jokowi bahwa ekonomi Indonesia dan produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai US$ 1 triliun per tahun. Sayangnya, banyak yang merasa Indonesia adalah negara miskin.
“Kita masih merasa negara miskin, hanya ada 16 negara di dunia dengan nilai GDP atau produk domestik bruto sebesar US$ 1 trilliun per tahun, produk domestik bruto (PDB) yang kita miliki sebesar US$ 1 triliun per tahun dan kita menjadi negara meski dengan nomor ke-16 dalam GDP ini ini sekali lagi patut kita syukuri, artinya GDP kita besar jangan lupa itu,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu juga Jokowi mengatakan saatnya Indonesia membantu negara-negara yang ekonominya lebih rendah. Yang lebih membutuhkan bantuan. “Saat kita kumpulkan dubes dan menteri-menteri saya sampaikan jangan kita minta lagi bantuan negara-negara lain, kita sudah saatnya membantu negara lain, negara-negara kecil di bawah kita sudah saatnya dimasukkan G20,” katanya.
Jika Indonesia bisa menjaga pertumbuhan di atas 5% per tahun atau bisa meningkat hingga 5%, Jokowi mengatakan PDB tersebut akan meningkat menjadi US$ 2 triliun dalam beberapa tahun ke depan. “Pertumbuhan ekonomi itu katakanlah pertumbuhan kita 5-6% per tahun berarti ekonomi Indonesia akan naik dua kali lipat. Ini yang sering Indonesia lupa dalam kurang lebih 2 tahun ke depan sehingga ekonomi kita akan jadi ekonomi dengan nilai US$ 2 triliun paling lambat 2032, banyak orang nggak punya hitung-hitungan seperti ini,” ujar Jokowi.
Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde juga menilai perekonomian Indonesia saat ini sudah berjalan dengan sangat baik. Konsumsi, investasi, dan ekspor disebutnya menjadi penggerak utama dari ekonomi Indonesia saat ini.
“Saya sampaikan kepada Presiden bahwa perekonomian Indonesia berjalan dengan baik. Hal ini didorong oleh konsumsi, investasi, dan ekspor. Tiga mesin ekonomi itu semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Lagarde.
Meski demikian, Lagarde mengingatkan landscape perekonomian global sedang berubah seiring pesatnya perkembangan ekonomi digital. Hal itu terlihat dari lonjakan volatilitas di pasar keuangan, risiko peningkatan perselisihan perdagangan, dan dampak dari semakin lajunya perkembangan teknologi seperti digitalisasi, robotik, dan pendidikan artifisial.
“Untuk itu, negara-negara Asean mesti dapat melewati tantangan tersebut,” kata Lagarde saat menjadi keynote speaker pembukaan High-Level International Conference yang berlangsung 26-27 Februari 2018 dengan tema New Growth Models in A Changing Global Landscape di Hotel Fairmont, Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari kegiatan menuju Annual Meeting IMF – World Bank 2018.
Lagarde menyampaikan bahwa akhirnya kita melihat peningkatan perekonomian global. IMF berharap pertumbuhan ekonomi global bisa naik ke level 3,9% untuk tahun ini dan tahun depan.
Hal tersebut merupakan berita yang baik pula bagi Indonesia, sambungnya, yang diproyeksikan akan mencapai level pertumbuhan ekonomi di 5,3% pada tahun ini dan akan terus meningkat secara gradual dalam jangka menengah.
“Indonesia bisa berbangga dengan pencapaian tersebut. Setelah lebih dari dua dekade, level kemiskinan telah turun hampir 40%, tingkat ekspektasi hidup naik lebih dari 6%, dan jumlah masyarakat yang masuk ke pendidikan tingkat ketiga juga meningkat 250%,” puji Lagarde.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: