Duniaindustri.com (Oktober 2013) – Produksi timah Indonesia per tahun mencapai 100.000 ton-120.000 ton per tahun dan menguasai 40% pasokan timah dunia. Namun, para pelaku pertambangan timah di Indonesia bergerak sendiri-sendiri dan bahkan sebagian produksi timah dijual ke penadah dan selanjutnya diseludupkan ke luar negeri.
Di dunia, sedikitnya terdapat lima perusahaan timah besar yang menguasai 70% pasar timah dunia. Lima perusahaan itu berada di China, dan Peru, sebuah negara di Amerika Selatan.
Menurut duniaindustri.com, Indonesia berpeluang besar menjadi penentu harga timah dunia sejalan dengan pembentukan bursa nasional sumber daya mineral tersebut.
Hal itu juga diperkuat dengan pernyataan sejumlah CEO produsen timah dalam negeri. “Dengan adanya undang-undang yang mengatur perdagangan timah melalui bursa timah nasional, diharapkan tidak akan terjadi lagi penjualan di bawah harga pokok, sehingga proyeksi bahwa Indonesia menjadi penentu harga timah bisa terealisasi,” kata Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk Sukrisno.
Menurut Sukrisno, kemungkinan Indonesia menjadi penentu harga timah dunia cukup besar karena di samping sebagai salah satu produsen terbesar, negara ini juga menjadi pengekspor terbesar yang memunuhi kebutuhan timah dunia. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, harga timah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari US$ 19.000 per ton menjadi US$ 23.000 per ton.
Menurut Sukrisno, pihaknya menargetkan harga timah dapat mencapai 25.000 per ton di akhir Desember 2013.
Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan harga timah di akhir tahun ini dapat melampaui target yang kami rencanakan melihat perkembangan harga yang cukup signifikan selama tiga bulan terakhir.
Dia menjelaskan, kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatur perdagangan dan ekspor timah melalui bursa nasional cukup strategis, karena dapat menjamin harga tetap berada di atas harga pokok sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan, daerah dan negara.
“Kami lebih memilih menjual 15 ton timah dengan harga US$ 30.000 per ton, dibanding menjual 30 ton dengan harga US$ 15.000 per ton. Penghasilan yang diterima perusahaan memang sama namun berbeda dalam jumlah timah yang diperdagangkan,” tambah Sukrisno.
Sementara itu, kata Sukrisno, semua produsen timah di Indonesia mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk membentuk busa nasional untuk mengendalikan harga sumber daya mineral tersebut.
“Keberadaan bursa timah nasional cukup menguntungkan produsen di negara ini, namun kami tetap meminta pemerintah memperketat seleksi produsen yang akan bergabung karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak juga,” jelasnya.
Keunggulan Komoditas RI
Selain timah, Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.
Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.
Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya.
Indonesia menempatkan diri sebagai produsen terbesar minyak sawit (palm oil) dunia. Menurut laporan lembaga independen internasional, Oil World, Indonesia menghasilkan 47% produksi minyak sawit dunia di 2011.
Sementara itu, Malaysia yang menyumbang 39% produksi minyak sawit global berada di posisi kedua. Negara lain yang juga banyak memproduksi minyak kelapa sawit adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil.
Data Oil World menyebutkan, produksi kelapa sawit dunia pada 2010 mencapai 46 juta ton dengan total area yang digunakan untuk menanam sawit di seluruh dunia mencapai 12 juta hektare. Sebagian besar lahan perkebunan kelapa sawit itu berlokasi di Indonesia dan Malaysia.
Untuk komoditas kakao, Indonesia menargetkan mampu memproduksi dua juta ton kakao pada 2020 mendatang. Saat ini, produksi kakao nasional tercatat sebesar 600 ribu ton yang memasok sekitar 15% terhadap total dunia yang sebanyak empat juta ton.
Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar dunia pada 2014. Saat ini, predikat tersebut masih dipegang oleh dua negara Afrika, yaitu Ghana dan Pantai Gading. International Cocoa Organization (ICCO) menyebutkan, pada 2011 pemasok utama kakao dunia adalah Pantai Gading (38,3%), Ghana (20,2%) dan Indonesia (13,6%). Pemasok lainnya adalah Kamerun (5,1%), Brasil (4,4%), Nigeria (4,9%) dan Ekuador (3,1%).
Untuk batubara, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebutkan, Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Berdasarkan data IEA, di tahun 2009 Indonesia mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton.
Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam top coal exporters list, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).
Menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India. Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237.295 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157.010 juta ton (14,4% cadangan dunia), menyusul Cina dengan cadangan sebesar 114.500 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76.500 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60.600 juta ton (7% cadangan dunia), sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5.529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia).
Menurut data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, Cina merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia). (Tim redaksi 02)
Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir batubara terbesar kedua di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ke-7 di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com