Duniaindustri.com – Indonesia menjadi target investasi baja China, terlihat dari maraknya minat perusahaan baja China menanam modal di sektor baja di negeri ini. Kabar terbaru, Wuhan Iron and Steel Corp akan menggandeng Gunung Garuda Steel Group (produsen baja terbesar kedua di Indonesia) untuk membangun pabrik baja di Medan, Sumatera Utara, dan Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan investasi hingga US$ 3 miliar.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan, Wuhan Corp dan Gunung Garuda Steel Group akan membangun dua pabrik baja berkapasitas 3-5 juta ton. “Investasi itu akan dilakukan secara bertahap dalam lima tahun mendatang,” katanya.
Menurut Hidayat, dua pabrik itu akan memproduksi baja khusus (specialty steel). Baja khusus merupakan jenis baja yang memiliki kemampuan tahan panas hingga temperatur tertentu, dan umumnya digunakan di sektor otomotif ataupun elektronik. Gunung Garuda dan Wuhan Corp akan membangun pabrik baja berkapasitas satu juta ton per tahun di Medan, dan sekitar tiga juta ton per tahun di Kotabaru.
Komisaris Utama Gunung Garuda Steel Group Djamaludin mengatakan, rencana investasi itu masih dalam proses penjajakan. Dari dua rencana investasi, pembangunan pabrik baja di Medan akan menjadi prioritas perusahaan.
Djamaludin menjelaskan, rencananya pembangunan pabrik baja di Medan tersebut akan dilakukan dalam dua tahap. Untuk tahap pertama dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dengan target operasi pada 2013. Selanjutnya, pabrik kedua dengan kapasitas yang sama dan diperkirakan berproduksi pada 2014. “Di Medan kami sudah punya dan kami mau ke upstream,” kata Djamaludin.
Djamaludin menuturkan, pabrik baja yang akan menggunakan bahan baku iron ore tersebut akan memproduksi produk baja untuk kepentingan industri otomotif dan konstruksi. “Selama ini, industri Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam, komponen untuk produksi otomotifnya dipasok dengan impor. Jadi, ekspor komponen mobil ke sana sangat potensial. Selain itu, kami juga akan mengisi pasar domestik,” ujar Djamaludin.
Wuhan Corp
Sedangkan Wuhan Corp merupakan salah satu produsen baja terbesar di China. “Wuhan Corporation saat ini sedang tumbuh dengan pesat di China tidak menutup kemungkinan suatu saat akan terjadi kejenuhan. Karena itu perusahaan berencana mengembangkan industri di luar negeri,” kata Kepala Desain Wuhan Corp Wang Qiu Fang.
Tim dari Wuhan Corp telah melakukan survei di beberapa daerah dan negara yang akan menjadi lokasi pabrik, di antaranya Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kotabaru dinilai banyak memiliki kelebihan di antaranya memiliki sumber daya alam melimpah terutama bahan baku yang diperlukan memproduksi baja, yakni bijih besi dan batubara. “Harapan kami material bahan baku kualitasnya jauh lebih baik dari China sekalipun,” paparnya.
Menurut dia, untuk membangun pabrik baja berkapasitas 3 juta ton per tahun, Wuhan Corporation memerlukan lahan sekitar 500 hektare untuk lokasi pabrik dan infrastruktur yang lain.
Kotabaru sendiri dari data pemerintah daerah memiliki potensi sumber daya alam dengan deposit batu bara mencapai 2,82 miliar ton, nikel 42,53 miliar ton, minyak dan gas terindikasi sebesar 179,89 juta barel, emas 8,785 juta gram, bijih besi 86 juta ton, batu gamping 300 juta ton, dan marmer 24 juta ton.
Selain Wuhan Corp, duniaindustri mencatat sejumlah produsen baja China juga berminat menanam modal di Indonesia, antara lain Mandan Steel, Guo Feng Iron and Steel, Hangzhou Steel, dan Wisco Group. Minat investor China makin besar karena peraturan di negeri itu yang membatasi pabrik baja dengan tingkat polusi tinggi. Tidak heran para produsen baja China melirik Indonesia sebagai salah satu target relokasi mengingat tingginya pertumbuhan konsumsi baja di negeri ini, yang sebagian besar masih diimpor.