Latest News
You are here: Home | World | Indonesia Company Investment Analysis: PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Indonesia Company Investment Analysis: PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Indonesia Company Investment Analysis: PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memproduksi nikel dalam matte – nikel sulfida yang diproduksi dari hasil smelting/peleburan. Wilayah operasional Vale seluas 190.510 hektare, terletak di Sulawesi. Dahulunya, Vale Indonesia bernama International Nickel yang kemudian berganti nama untuk memposisikan diri sebagai bagian dari perusahaan pertambangan terbesar kedua dunia, Vale yang berpusat di Rio De Janeiro, Brazil.

NICKEL INDUSTRY OUTLOOK
Nikel banyak digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti pelindung baja, pelindung tembaga, industri baterai, industri pesawat terbang, pembuat magnet, dan lain-lain. Indonesia berada diurutan keempat penyuplai nikel dunia setelah Australia, Kanada, dan New Caledonia. Keempat negara tersebut menguasai sekitar 65% suplai dunia.

Berdasarkan International Nickel Study Group, produksi nikel dunia dari tahun 2004 hingga 2007 terus meningkat, namun tahun berikutnya terus menurun. Sedangkan konsumsi nikel dunia terus turun mulai dari tahun 2006-2010, kembali naik di tahun 2010, turun lagi di tahun 2011.

Konsumsi nikel dunia terus meningkat hingga 2030.

Konsumsi nikel dunia terus meningkat hingga 2030.

Produksi nikel Indonesia, baik bijih nikel, feronikel maupun nikel kasar, hampir seluruhnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Sehingga permintaan nikel Indonesia ditentukan oleh permintaan nikel dunia. Di pasaran global, permintaan nikel diprediksi akan meningkat sebesar 3% per tahun, Sehingga pada tahun 2015 permintaan nikel diperkirakan mencapai 2.000.000 ton. Permintaan nikel dunia pada saat ini didominasi oleh negara-negara Asia, khususnya China yang saat ini sedang melakukan pembangunan power plant yang banyak membutuhkan komoditi nikel, baik bijih nikel maupun nikel olahan.

Konsumsi terbesar nikel di dunia saat ini adalah negara-negara Asia (khususnya China) yang pada tahun 2009 mencapai 61% dari konsumsi nikel dunia, diikuti Eropa 26%, Amerika 10%, Afrika dan Oceania hanya 3%. Sementara itu, kebutuhan nikel dunia dipasok oleh 20 perusahaan termasuk di dalamnya adalah perusahaan dari Indonesia yang tercatat dengan tingkat produksi nikel sekitar 1,329 juta ton.

Berbeda dengan peringkat konsumsi nikel yang didominasi oleh negara-negara Asia terutama China, untuk peringkat tertinggi dalam produksi nikel ditempati oleh Eropa sebesar 34%, diikuti Asia 32%, Amerika 19%, Afrika dan Oceania 15%.

Asia dan Eropa merupakan produsen sekaligus konsumen nikel terbesar. Sebanyak 65% nikel dunia digunakan oleh produsen stainless steel/nikel anti karat. China memproduksi 41% stainless steel dunia. Sementara, negara Asia lainnya memproduksi 26% stainless steel dunia.

Produksi stainless steel dunia dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Pada tahun 2010, terjadi kenaikan produksi sebesar 24,9%, namun pada tahun 2011 kenaikannya hanya 3,3%. Sementara kebutuhan stainless steel dalam 10 tahun terakhir tumbuh rata-rata 6% per tahun.

China lebih banyak melakukan impor bijih nikel dari Indonesia atau Filipina karena jarak yang lebih dekat, sehingga biaya pengiriman menjadi lebih murah. Volume ekspor nikel Indonesia sempat menurun tipis pada tahun 2009.

Volume ekspor Indonesia mampu meningkat signifikan hingga 132% pada 2011, meskipun konsumsi nikel dunia turun tipis sebesar 0,3% ketika itu. Volume ekspor tahun 2012 diperkirakan menurun akibat penerapan peraturan larangan ekspor mineral mentah dan melemahnya perekonomian global.

Nilai ekspor tahun 2011 mencapai US$ 1,4 miliar, naik 168% dibanding tahun 2010. Selain disebabkan oleh kenaikan volume ekspor yang signifikan, harga nikel yang naik 2,7% juga menjadi pendorong tingginya nilai ekspor tahun 2011.

Di tahun 2012 penurunan volume ekspor diestimasi akan disertai dengan turunnya harga jual, sehingga nilai ekspor tahun 2012 juga akan menurun. Harga rata-rata nikel pada kuartal III 2012 turun 11% dibanding kuartal III tahun 2011.

VALE INDONESIA’S BUSINESS MODEL
Vale Indonesia yang dahulunya bernama International Nickel berdiri tahun 1968. Penggantian nama menjadi Vale Indonesia dilakukan pada September 2011 untuk memposisikan diri sebagai bagian dari perusahaan pertambangan terbesar kedua di dunia, Vale yang berpusat di Rio De Janeiro, Brazil.
Vale Indonesia menjadi bagian dari perusahaan global, Vale karena sejumlah 58,73% sahamnya dikuasai oleh Vale Canada Limited. Sejumlah bagian saham lainnya dipegang oleh Vale Japan Limied, kemudian beberapa perusahaan Jepang lainnya, seperti Sumitomo Metal Mining Co Ltd, Sumitomo Corporation, dan Mitsui & Co Ltd.

Konsesi penambangan nikel Vale Indonesia terletak di Sulawesi. Dibawah perjanjian kontrak karya dengan pemerintah, Perusahaan melakukan eksplorasi dan memproduksi nikel dalam matte di area seluas 190.510 hektar.

Vale memiliki pabrik peleburan nikel di Sorowako yang terdiri dari tiga pengering berbahan bakar minyak, lima tanur produksi, empat tanur listrik, dan tiga converter Pierce-Smith -alat pengkonversi logam non besi. Kapasitas produksi nikel dalam matte Perusahaan pada tahun 2012 adalah 72.000 – 75.000 ton.

Vale juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Karebbe, Balambano, dan Larona sebagai penopang sumber bahan bakar selain minyak. Kapasitas listrik di Karebbe pada tahun 2011 ditingkatkan dari 75 megawatt menjadi 90 megawatt, sehingga total kapasitas PLTA Vale per tahun 2011 adalah 365 megawatt.

Pembangkit listrik yang menggunakan daya air memberikan Vale keunggulan dari segi efisiensi biaya produksi, juga produktivitas. Penggunaan bahan bakar fosil kemudian dapat dikurangi. Produksi nikel pada periode Januari-September 2012 sebesar 49.411 metrik ton, maka cadangan terbukti nikel Perusahaan per September 2012 menjadi 72,1 juta metrik ton. Nikel yang diproduksi Perusahaan rata-rata mengandung 78% nikel dan 20% belerang.

Seluruh produksi Vale dijual berdasarkan kontrak jangka panjang dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Harga ditentukan berdasarkan harga tunai nikel di Bursa Logam London dan harga realisasi rata-rata nikel ke Vale Canada.

Nikel Perusahaan seluruhnya dijual kepada induk usaha, yaitu Vale Canada Ltd dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Perjanjian penjualan mengatur bahwa 80% produksi secara tahunan dibeli oleh Vale Canada Limited dan 20% oleh Sumitomo Metal Mining.

Vale Canada merupakan perusahaan tambang global yang berpusat di Brazil dan beroperasi di lima benua, di 23 negara. Selain nikel, Vale Canada juga menambang bijih besi, tembaga, batubara, kalium karbonat, dan fosfat. Sebagai bisnis pendukung, Vale Canada menjalankan bisnis logistik, pupuk, dan energi.

FINANCIAL HIGHLIGHT
Vale mencatatkan laba bersih US$ 51,85 juta per September 2015, merosot 60,22% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu senilai US$ 130,35 juta. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turut menekan kinerja keuangan Vale. Meski laporan keuangan dalam dolar AS, emiten pertambangan ini membukukan rugi kurs US$ 9,3 juta.

Penurunan laba bersih hingga kuartal III 2015 itu ikut dipengaruhi pelemahan pendapatan Vale yang menyusut 21% menjadi US$ 613,13 juta secara tahunan.

Sejak tahun 2011, kinerja keuangan Vale menunjukan tren yang menurun. Dibanding tahun 2010, pendapatan turun 2,7% pada 2011. Kemudian, secara tahunan pendapatan pada kuartal III tahun 2012 turun lebih tajam, yakni menurun 31% menjadi US$ 693,7 juta.

Menurunnya pendapatan disebabkan oleh dua hal, yaitu pelemahan harga nikel dunia dan volume penjualan yang lebih rendah. Komoditas nikel telah menunjukan tren penurunan harga sejak Mei 2011. Harga nikel sempat mencapai titik terendah di level US$ 15.190 per metrik ton pada Agustus 2012.

Selama Januari-September 2012, harga rata-rata nikel di Bursa Logam London secara tahunan telah turun 27,2% ke level US$ 17.722 per metrik ton. Dalam periode yang sama, realisasi harga jual rata-rata Vale Indonesia hanya US$ 13.706 per metrik ton, lebih rendah 29% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Volume penjualan Vale Indonesia juga turun tipis sebesar 1,2% akibat volume produksi yang juga menurun. Volume produksi menurun setelah operasional dua tanur listrik yang terhenti pada Januari-Mei 2012. Vale Indonesia memproduksi nikel yang menurun 7,1% secara tahunan pada sembilan bulan pertama tahun 2012.

Di tengah menurunnya volume produksi, beban pokok seperti beban karyawan, beban kontrak, penyusutan, dan pajak malah naik. Kenaikan beban pokok yang disertai penurunan pendapatan membuat laba kotor turun signifikan sebesar 79,4% menjadi US$ 97,6 juta.

Beban usaha juga mengalami kenaikan, sehingga laba usaha semakin tertekan. Laba usaha selama Januari-September 2012 turun sebesar 80% menjadi US$ 89,8 juta. Adanya kenaikan pada beban pengembangan proyek, beban keuangan, dan rugi kurs membuat laba bersih turun lebih tajam, hingga 91% menjadi US$ 28,9 juta.

Kenaikan biaya secara umum dan penurunan produksi membuat tingkat profitabilitas Vale terus menurun sejak tahun 2011 hingga kuartal III 2012. Profitabilitas pada tahun 2011 turun lebih dari 700 basis poin dibanding tahun 2010. Pada kuartal III 2012, margin kotor dan margin bersih Vale masing-masing turun 3.303 basis poin dan 2.764 basis poin. Return on equity yang mencerminkan tingkat imbal
hasil bagi pemegang saham turun 20,7% menjadi hanya 2,25%.

Imbal hasil aset atau return on asset Vale turun 15,5% ke level 1,7%, merupakan level terendah dalam lima tahun. Rendahnya imbal hasil aset Vale disebabkan oleh terdapatnya aset-aset yang masih dalam proses pembangunan yang belum mampu menghasilkan pendapatan.

Saat ini Vale sedang menyelesaikan proyek pemutakhiran reaktor nuklir no. 2, konversi batubara tahap I, perbaikan jalan tambang, dan proyek pengangkutan batubara.

Menurunnya aktivitas operasional telah menyebabkan posisi kas turun sebesar 68,6%, sehingga tingkat likuiditas menjadi lebih rendah pada kuartal III 2012. Rasio lancar turun 178 basis poin, rasio kas turun 218 basis poin.

Rasio penggunaan utang Vale tergolong rendah, meski rasio utang terhadap ekuitas naik tipis sebesar 1 basis poin menjadi 0,36 kali. Bahkan rasio utang kena bunga Vale hanya berada di level 0,15 kali, turun 1 basis poin dibanding kuartal III tahun lalu.

Kas dari aktivitas operasi Vale turun 96,8% menjadi US$ 9 juta. Di sisi lain, Vale membayar dividen, cicilan utang, dan beban keuangan, sehingga terjadi defisit arus kas sebesar US$ 227 juta.

INVESTMENT HIGHLIGHT
1. Safe from Export Ban Rule
Saat ini para produsen logam menghadapi risiko undang-undang yang terkait dengan larangan ekspor bahan galian mentah, serta pengenaan bea keluar sebesar 20%.

Vale merupakan produsen nikel yang telah diolah menjadi nikel dalam matte, sehingga larangan ekspor maupun bea keluar tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kinerja penjuala Vale Indonesia.

2. Electric Furnace Rebuilt Will Increase the Production
Volume produksi Vale selama sembilan bulan pertama tahun 2012 menurun sebesar 7,1% disebabkan oleh operasional dua tanur listrik yang terhenti pada Januari-Mei 2012. Saat itu, tanur listrik No 1 sedang diperbaiki, dan tanur listrik No.2 dibangun kembali untuk meningkatkan daya listriknya.

Meski terjadi penurunan volume produksi, itu hanya bersifat jangka pendek karena dalam jangka panjang, produksi Vale berpotensi meningkat setelah program pembangunan kembali tanur listrik No.2 telah rampung 100%.

3. Offers Attractive Dividend Yield
Vale berkomitmen untuk membagikan dividen sebesar 60% dari laba bersih. Meski posisi likuiditas sedang menurun, Vale tergolong sebagai emiten yang aktif membagikan emiten.

Pada bulan Desember 2012, Vale membagikan dividen interim sebesar US$ 0,00252 per saham dari laba bersih sembilan bulan tahun 2012. Dividen tersebut mencerminkan payout ratio sebesar 86% dari laba bersih yang dihasilkan.

Berdasarkan data Bloomberg, dividend yield Vale dalam periode 2008-2011 cukup atraktif, yakni dikisaran 3,64%-6,37%.

4. Large Room for Debt Using
Vale memiliki ruang yang cukup luas untuk berekspansi dengan menggunakan utang, meski terjadi kenaikan rasio penggunaan utang sebesar 1 basis poin pada kuartal III 2012. Kenaikan rasio disebabkan oleh menurunnya jumlah ekuitas Perusahaan.

Vale telah melunasi sebagian utang jangka panjang pada tahun 2011, sehingga rasio penggunaan utang berbunga menurun sebesar 1 basis poin ke level 0,15 kali. Dengan rasio utang yang kecil, peluang bagi Vale Indonesia untuk menggunakan fasilitas pinjaman perbankan atau penerbitan obligasi masih terbuka luas ketika akan melakukan ekspansi/akuisisi.

INVESTMENT RISK
1. Risk to Commodity Price Volatility
Harga nikel merupakan faktor utama yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi Vale. Sementara itu, harga nikel sangat berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh permintaan serta pasokan global.

Harga nikel Perusahaan mengacu pada harga rata-rata penutupan harian di Bursa Logam London dan realisasi harga rata-rata penjualan ke Vale Canada. Berdasarkan data Bloomberg, harga nikel di Bursa Logam London sejak Mei 2011 terus membentuk tren yang menurun. Bahkan selama Januari-September 2012, harga rata-rata nikel secara tahunan telah turun 27,2% ke level US$ 17.722 per metrik ton.

2. Risk to Government Law Changes
Kontrak karya merupakan landasan hukum bagi Vale dalam melakukan kegiatan eksplorasi. Namun, di Indonesia seringkali terjadi ketidakpastian hukum dan politik. Salah satau ketidakpastian adalah undang-undang pertambangan tahun 2009.

Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa kontrak karya akan tetap berlaku hingga akhir masa berlakunya. Namun, dalam undang-undang tersebut juga disebutkan bahwa kontrak karya harus disesuaikan dalam jangka waktu setiap satu tahun.

Ketidakpastian hukum ini merupakan risiko bagi Vale Indonesia, risiko yang dapat mengakibatkan luas wilayah kontrak karya yang mungkin berkurang dan risko meningkatnya beban royalti dan pajak.

3. Undiversified Product, Undiversified Customers
Sebesar 100% penjualan Vale berasal dari penjualan nikel dalam matte, dan seluruh hasil produksi hanya dijual kepada induk usaha. Produk yang tidak terdiversifikasi adalah risiko bagi Vale Indonesia karena penurunan permintaan, berlebihnya pasokan, serta harga jual yang tidak ekonomis
akan mengganggu pertumbuhan pendapatan Perusahaan.

Keberlangsungan usaha Vale juga hanya tergantung pada kebutuhan nikel induk usaha. Jika terjadi permintaan yang menurun dari induk usaha, maka terdapat risiko bagi kelangsungan kinerja Vale.

4. Risk to Weather Change
PLTA Vale sangat bergantung pada ketersediaan air di bendungan yang berasal dari hujan. Oleh karena itu curah hujan yang cukup akan menjamin keberlanjutan operasional ketiga PLTA milik Vale. Namun datangnya musim kemarau berisiko menganggu operasional PLTA Vale, sehingga tingkat produksi berpotensi menurun.

5. Reserves will only be Available up to 2035
Vale menyatakan cadangan mineral yang dapat diproduksi sampai dengan akhir tahun 2035. Artinya, tanpa kegiatan akuisisi tambang baru, keberlangsungan usaha setelah 23 tahun belum menemui kepastian.

Sementara itu, penghitungan cadangan pada tambang yang dilakukan oleh Vale hanya diukur melalui pendekatan konservatif, sehingga muncul risiko bahwa perkiraan cadangan mungkin saja lebih rendah dari jumlah yang dapat direalisasikan secara ekonomis.

6. Fuel Cost
Kinerja Vale juga sangat dipengaruhi oleh harga minyak, karena sebesar dua pertiga biaya produksi berasal dari bahan bakar minyak. Bahan bakar minyak digunakan pada tanur pengering dan tanur pereduksi serta digunakan untuk pembangkit listrik tenaga thermal.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak jenis brent dalam satu tahun terakhir bergerak fluktuatif. Pada Maret 2012, harga minyak menembus level tertinggi US$ 126,2 per barel dan pada Juni 2012 menyentuh level terendah di US$ 89,2 per barel.

7. Fluctuated Financial Performance
Kinerja keuangan Vale sangat fluktuatif dalam periode 2008-2011. Pendapatan tahun 2008 dan 2009 terus menurun, kemudian naik 67,7% di tahun 2010, dan turun tipis 2,6% di tahun 2011. Begitu pula dengan perolehan laba yang turun lebih dari 50% pada tahun 2008-2009, namun naik signifikan hingga 158,1% di tahun 2010, namun kembali turun sebesar 19% di tahun 2011.

Ke depannya kinerja keuangan Perusahaan akan terus berfluktuasi seiring dengan fluktuasi harga nikel dan minyak dunia.(*/berbagai sumber/diolah duniaindustri.com)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

2 comments

  1. Selamat Tahun Baru semuanya,

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

  2. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Chiu. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top