PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang ritel premium di Indonesia dengan mengoperasikan toko-toko eceran berlisensi. Mitra Adiperkasa menggunakan merek dagang, mendesain, memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk berlisensi merek ternama. Mitra Adiperkasa memiliki portofolio lebih dari 100 merek dunia.
RETAIL INDUSTRY OUTLOOK
Bisnis ritel di Indonesia saat ini semakin menjamur dan berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang besar masih menjadi daya tarik bagi peritel lokal untuk berekspansi, maupun bagi peritel asing untuk masuk ke Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 237 juta jiwa, dengan umur rata-rata masyarakat sekitar 28 tahun menjadi konsumen yang besar bagi bisnis ritel di Indonesia.
Karena pasar yang besar, pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Carrefour, Giant, Tiptop, Hypermart, Lotte Mart, hingga toko ritel seperti Alfamart, Indomart, Alfamidi, Cirkel K, dan Express, terus meningkat jumlahnya di Indonesia. Bahkan belakangan ini mulai ada di setiap simpangan jalan toko ritel dengan format convinience store seperti 7 Eleven, Lawson, dan Family Mart.
Berkembangnya bisnis ritel di Indonesia didukung juga oleh daya beli masyarakat. Laju inflasi Indonesia yang relatif terkendali dalam beberapa tahun terakhir menjadi pendorong utama daya beli. Pada sisi penghasilan, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2012 diestimasi akan senilai US$ 3.797 per orang per tahun, menurut konsensus Bloomberg, meningkat 8% dari pendapatan per kapita 2011.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, indeks penjualan ritel meningkat 22,2% secara tahunan pada 2011. Peningkatan penjualan ritel tertinggi umumnya terjadi pada bulan Agustus-September menjelang momentum Lebaran, serta pada bulan Desember ketika terdapat Natal dan tahun baru.
Peningkatan penjualan ritel dibukukan oleh hampir seluruh jenis barang pada 2011. Kelompok pakaian & perlengkapannya meningkat paling tinggi, yakni sebesar 39,2%, kelompok makanan & tembakau yang meningkat sebesar 37,4%, dan kelompok suku cadang kendaraan dengan peningkatan sebesar 26,4%.
MITRA ADIPERKASA ‘S BUSINESS MODEL
Mitra Adiperkasa (MAPI) adalah sebuah perusahaan ritel dengan merek-merek premium atau kelas menengah atas. Mitra Adiperkasa membagi model bisnis menjadi 4 segmen, yakni penjualan ritel, toko serba ada (departement store), kafe dan restoran, dan segmen lainnya.
Sebagai pemimpin pasar ritel premium produk pakaian olahraga dan fashion, Mitra Adiperkasa merupakan peritel yang memperkenalkan departement store dan gerai buku internasional pertama di Indonesia. Mitra Adiperkasa juga membawa industri makanan-minuman cepat saji internasional ke Indonesia.
Hingga akhir tahun 2011 luas area penjualan perusahaan mencapai 465.140 m2. Mitra Adiperkasa baru saja membuka 190 gerai baru, sehingga saat ini jumlah gerai yang dikelola oleh Mitra Adiperkasa mencapai 1.044 gerai yang tersebar pada 38 kota besar di Indonesia.
Sekitar 72% pendapatan Mitra Adiperkasa dikontribusi dari area penjualan DKI Jakarta. Sementara penjualan lainnya dikontribusikan dari penjualan di kota-kota besar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Mitra Adiperkasa tumbuh 20,39% selama periode 5 tahun terakhir compounded annual growth rate (CAGR) 2007-2011. Pendapatan senilai Rp 5,89 triliun pada 2011.
Pendapatan segmen penjualan ritel merupakan kontributor terbesar terhadap pendapatan konsolidasi Mitra Adiperkasa. Segmen ini menyumbang hingga 57,7% terhadap pendapatan perusahaan. Pendapatan segmen ini tumbuh 17,72% CAGR 2007-2011.
Sementara kontributor pendapatan terbesar kedua Mitra Adiperkasa adalah dari segmen department store, yang menyumbang sebesar 27,4% terhadap pendapatan konsolidasi. Namun, pendapatan segmen department store mengalami penurunan -3,10% CAGR 2007-2011.
Laba bersih Mitra Adiperkasa tumbuh 32,93% CAGR 2007-2011, dengan laba bersih tahun 2011 senilai Rp 360 miliar.
Mitra Adiperkasa memiliki margin kotor yang tinggi dan stabil sebesar 52%, namun perusahaan hanya dapat menghasilkan margin bersih sebesar 6%. Beban royalti yang besar pada beban penjualan menjadi penggerus utama margin bersih perusahaan.
Return on Equity (ROE), atau imbal hasil untuk pemegang saham, terus meningkat mencapai 20% pada 2011, dari 14% pada 2010. Kas yang disimpan oleh Mitra Adiperkasa senilai Rp 289 miliar per Desember 2011, membuat rasio kas Mitra Adiperkasa kecil, hanya 0,13x. Meski rasio kas kecil, rasio lancar perusahaan sebesar 1,04x, yang berarti seluruh kewajiban lancar perusahaan masih dapat dibayar dengan aset-aset lancar.
Kas dari aktivitas operasi Mitra Adiperkasa selalu positif, senilai Rp 471 miliar pada 2011, walaupun turun dari Rp 770 miliar pada tahun 2010. Kas dari aktivitas investasi perusahaan minus Rp 493 miliar, seiring dengan ekspansi yang dilakukan oleh Mitra Adiperkasa melalui pembelian aset tetap.
Kas dari aktivitas pendanaan Mitra Adiperkasa tahun 2011 sebesar Rp 86 miliar, karena perusahaan melakukan penambahan utang bank selain melakukan pembayaran.
INVESTMENT HIGHLIGHT
1. The 1st Lifestyle Retailer in Indonesia
Dengan jaringan ritel yang luas, Mitra Adiperkasa melalui penguasaan lebih dari 100 merek multinasional mendominasi pasar ritel premium di Indonesia. Kepemimpinan pasar menjadi keuntungan utama bagi Mitra Adiperkasa.
Pertumbuhan pasar ritel karena daya beli masyarakat Indonesia yang meningkat akan menjadi katalis pertumbuhan sisi permintaan bagi Mitra Adiperkasa.
2. Stores Expansion Will Be a Key Driver of Growth
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas di Indonesia, mitra Adiperkasa aktif menambah jumlah gerai. Dalam periode 16 tahun, jumlah gerai Mitra Adiperkasa telah mencapai 26x lipat banyaknya. Selama 5 tahun terakhir jumlah gerai Mitra Adiperkasa tumbuh rata-rata 13,31%, dan luas area penjualan tumbuh rata-rata 9,03%. Penambahan jumlah gerai dan luas area penjualan Mitra Adiperkasa signifikan mendorong penjualan, menunjukkan solidnya sisi permintaan. Selama 5 tahun terakhir penjualan Mitra Adiperkasa tumbuh rata-rata 20,39%.
3. Medium-End Consumers Expansion
Selain memperbesar jangkauan luas area penjualan, Mitra Adiperkasa juga melakukan ekspansi usaha ke segmen konsumen selain menengah atas. Mitra Adiperkasa mulai menjangkau konsumen kelas menengah bawah dengan membuka outlet Sport Warehouse dan Pay-Less. Outlet tersebut menjual sepatu berkualitas kepada konsumen kelas menengah bawah dengan harga terjangkau.
Mitra Adiperkasa dapat menikmati pertumbuhan volume penjualan dari segmen kelas menengah bawah yang juga termasuk komposisi terbesar dari struktur demografi penduduk Indonesia.
4. Strong Bargaining Power
Keberadaan toko-toko Mitra Adiperkasa pada mal-mal yang terdapat di Indonesia menunjukkan kuatnya daya tawar yang dimiliki oleh Mitra Adiperkasa. Pada satu sisi, pengembang mal premium juga membutuhkan keberadaan toko-toko Mitra Adiperkasa, sehingga karena posisi tawar yang tinggi tersebut, Mitra Adiperkasa dapat memperoleh tarif sewa yang lebih rendah, serta terdapat banyak alternatif lokasi strategik mengenai pembukaan gerai.
5. Consistent Dividend Payment
Mitra Adiperkasa secara konsisten membagikan perolehan laba bersih setiap tahunnya kepada para pemegang saham. Selama tiga tahun terakhir Mitra Adiperkasa membagikan sekitar 15%-17% laba bersih sebagai dividen, dengan besaran nilai nominal dividen mengikuti besaran pertumbuhan laba. Dividend yield yang ditawarkan oleh saham Mitra Adiperkasa berkisar antara 1%-2% dalam periode 3 tahun terakhir.
INVESTMENT RISKS
1. Competition Risk
Jumlah penduduk Indonesia yang besar masih menjadi daya tarik bagi peritel lokal untuk berekspansi maupun bagi peritel asing untuk masuk ke Indonesia. Masuknya beberapa peritel asing ke Indonesia berpotensi menjadi pesaing segmen usaha Mitra Adiperkasa, sehingga terdapat risiko tergerusnya pangsa pasar perusahaan.
2. Inflation Risk
Bisnis ritel amat tergantung pada daya beli masyarakat, apalagi jika konsumen yang dituju merupakan segmen kelas menengah bawah yang daya beli sangat mudah terpengaruh oleh laju inflasi.
Walaupun konsumen Mitra Adiperkasa merupakan kelas menengah atas namun secara tidak langsung perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi tingkat konsumsi pelanggan perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi penjualan perusahaan.
3. Failure in Brand Acquisition
Kegagalan penjualan ketika Mitra Adiperkasa memutuskan untuk membeli merek baru menjadi risiko kinerja keuangan karena Perusahaan akan terbebani dengan biaya royalti yang besar, tanpa mampu menghasilkan penjualan. Harvei Nichols merupakan salah satu contoh merek gagal yang coba dikembangkan oleh Mitra Adiperkasa di Indonesia. Harvei Nichols kemudian tidak terdapat lagi di Indonesia.
4. Brand Preference Changes
Perubahan selera atau kesukaan merek juga merupakan risiko sekaligus tantangan bagi Mitra Adiperkasa. Pada sebagian produk yang ditawarkan oleh Perusahaa merupakan produk yang sifatnya monopolistic, mudah disubstitusi dengan merek lainnya. Kemampuan inovasi serta pemasaran menjadi kunci agar Mitra Adiperkasa mampu mempertahankan penjualan dan mempertahankan perputaran persediaan yang ada di gudang.
5. Foreign Exchange Risk
Mitra Adiperkasa memiliki lisensi untuk menjual atau mendistribusikan produkproduk Internasional. Perusahaan memiliki risiko kurs atas pembelian persediaan melalui impor, sementara pendapatan Perusahaan menggunakan mata uang rupiah.(*/berbagai sumber/duniaindustri.com)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: