PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) memiliki kegiatan usaha distribusi dan retail format waralaba dengan merek Alfamidi, Alfaexpress, juga pemegang izin waralaba Lawson asal Jepang. Retail Midi Utama mencakup produk makanan yang menyumbang 58% terhadap pendapatan pada semester I 2012, kemudian produk nonmakanan menyumbang 29%, dan produk makanan segar (fresh food) 13%.
RETAIL INDUSTRY OUTLOOK
Bisnis ritel di Indonesia saat ini semakin menjamur dan berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi daya tarik bagi peritel lokal untuk berekspansi maupun bagi peritel asing untuk masuk ke Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 237 juta jiwa, dengan umur rata-rata masyarakat sekitar 28 tahun menjadi konsumen yang besar bagi bisnis ritel di Indonesia.
Karena pasar yang besar, pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Carrefour, Giant, Tiptop, Hypermart, Lotte Mart, hingga toko ritel seperti Alfamart, Indomart, Alfamidi, Cirkel K, dan Express terus meningkat jumlahnya di Indonesia. Bahkan belakangan ini mulai ada di setiap simpangan jalan toko ritel dengan format convinience store seperti 7 Eleven, Lawson, dan Family Mart.
Berkembangnya bisnis ritel di Indonesia didukung pula oleh daya beli masyarakat. Laju inflasi Indonesia yang relatif terkendali dalam beberapa tahun terakhir menjadi pendorong utama daya beli. Pada sisi penghasilan, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pada 2012 diestimasi akan senilai US$ 3.797 per orang per tahun, menurut konsensus Bloomberg, meningkat 8% dari pendapatan per kapita 2011.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, indeks penjualan ritel hingga Juli 2012 mengalami peningkatan signifikan 19,8% secara tahunan. Kenaikan dikontribusi oleh barang-barang pakaian, makanan, dan minuman yang didorong oleh kenaikan konsumsi masyarakat akibat memasuki bulan puasa.
Peningkatan penjualan ritel pada Juli 2012 dibukukan oleh hampir seluruh jenis barang. Kelompok perlengkapan rumah tangga meningkat paling tinggi 44,5%, kelompok barang lainnya meningkat 30,5%, dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkatan 19,7%.
MIDI UTAMA INDONESIA’S BUSINESS MODEL
Midi Utama Indonesia (MIDI) merupakan perusahaan ritel pemiliki waralaba minimarket Alfamidi, dan pengelola waralaba convinience store Lawson asal Jepang. Produk yang dijual oleh Midi Utama adalah berbagai jenis produk makanan dan non makanan.
Sejumlah produk yang dijual oleh Midi Utama adalah beras, minyak goreng, gula pasir, susu, rokok, barang-barang perawatan rumah tangga, dan produk perawatan tubuh. Sementara fresh food yang dijual antara lain buah-buahan dan sayur-sayuran. Midi Utama memasok barang dagangan dari beberapa perusahaan, seperti Unilever Indonesia (UNVR), PT Nestle Indonesia, dan PT Mulia Agrijaya.
Midi Utama mendirikan waralaba minimarket Alfamidi pada 2007 dengan keunikan produk makanan segar (fresh food) di dalam minimarket. Sebesar 20% area penjualan Alfamidi merupakan area fresh food. Luas area penjualan Alfamidi berkisar 200m2-400m2 setiap gerainya dengan jumlah item sekitar 7.000 SKU (stock keeping unit).
Pada 2011 Midi Utama menandatangani Master License Agreement (MLA) dengan Lawson, Inc., Jepang untuk menjadi sub franchisor wilayah Indonesia selama 25 tahun. Midi Utama kemudian mulai fokus mengembangkan Lawson, walaupun Perusahaan sebelumnya telah memiliki convenience store Alfaexpress yang didirikan sejak tahun 2009. Kedepannya Alfaexpress akan dikonversi menjadi Lawson. Hingga akhir tahun 2011 Midi Utama telah memiliki total 509 gerai. Gerai tersebut, terdiri dari 323 gerai Alfamidi, 176 gerai Alfaexpress, dan 10 gerai Lawson. Ditahun 2012 Midi Utama menargetkan untuk membuka 130 gerai baru Alfamidi dan 100 gerai Lawson.
Untuk mendukung distribusi barang, Midi Utama memiliki 4 distribution center (DC) sebagai tempat penyimpanan barang pasokan sebelum disalurkan ke masing-masing gerai. Saat ini, kegiatan Midi Utama didukung oleh distribution center yang ada di Serpong, Surabaya, Bekasi, dan Makassar.
Pendapatan Midi Utama Indonesia (MIDI) dibagi atas 3 segmen, yakni produk makanan yang menyumbang 58% terhadap pendapatan pada semester I 2012, kemudian produk non makanan yang menyumbang 29%, dan produk fresh food yang menyumbang 13%.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Kinerja pendapatan dan laba Midi Utama di semester I 2012 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan tumbuh 48% menjadi Rp 1,6 triliun dan laba kotor Midi Utama tumbuh 50% menjadi 362 miliar. Midi Utama membukukan penjualan yang lebih tinggi untuk setiap kategori produk, yang juga tertopang oleh tambahan gerai baru oleh Perusahaan.
Kas dari aktivitas investasi Midi Utama minus Rp 274 miliar pada semester I 2012, naik signifikan 270% dari tahun sebelumnya yang hanya minus Rp 74 miliar. Membesarnya defisit arus kas aktivitas investasi karena Midi Utama melakukan penambahan aset tetap, serta melakukan pembayaran sewa untuk gerai toko, kantor, dan gudang distribution center.
Meski penjualan tumbuh, Midi Utama membukukan profitabilitas yang lebih rendah selama semester I 2012. Margin usaha turun 12 basis poin ke level 1,90%. Margin EBITDA (EBITDA: earning before interest, tax, depreciation, amortization), yakni margin yang mencerminkan laba operasi ditambah dengan beban penyusutan dan amortisasi , turun lebih besar dari margin usaha.
Margin EBITDA turun 61 basis poin. Penurunan lebih besar pada margin EBITDA menunjukkan terdapat aset yang belum produktif dalam menghasilkan pendapatan dan laba. Return on Asset (ROA), indikator kemampuan aset untuk menghasilkan pendapatan, Midi Utama turun 19 basis poin.
Tingkat imbal hasil bagi pemegang saham atau Return on Equity (ROE) Midi Utama pada semester I 2012 tumbuh 29 basis poin menjadi 4,01%. ROE yang lebih besar karena Midi mampu menopang operasi dengan menggunakan utang yang lebih besar, baik melalui utang usaha maupun utang bank.
Kemampuan penggunaan utang usaha yang lebih besar membuat modal kerja negatif Midi meningkat menjadi Rp 154 miliar, dibanding periode yang sama tahun lalu senilai minus Rp 27 miliar.
Tingkat likuiditas Midi Utama menurun pada semester I 2012 dibanding tahun sebelumnya. Rasio lancar turun menjadi 0,81 kali, dari 0,95 kali. Bahkan rasio kas turun menjadi 0,17 kali dari 0,35 kali. Hal ini menunjukkan kemampuan Perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek semakin menurun.
Midi Utama memiliki rasio penggunaan utang yang tinggi. Pada semester I 2012 rasio penggunaan utang terhadap ekuitas naik menjadi 2,88 kali dari 2,03 kali pada semester I 2011. Peningkatan utang bank jangka panjang untuk investasi berdampak pada rasio utang terhadap ekuitas yang meningkat.
INVESTMENT HIGHLIGHT
1. Growing Indonesia’s Retail Industry
Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), nilai pasar industri ritel di Indonesia tumbuh antara 10%-15% per tahun. Nilai pasar pada tahun 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, dan pada tahun 2010 telah mencapai Rp 100 triliun. Bahkan pada tahun 2011 mencapai Rp 110 triliun.
Hal ini didukung oleh pertumbuhan ritel yang pesat selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2007 jumlah ritel baru mencapai 10.365 gerai, sedang di tahun 2011 jumlah ritel telah mencapai 18.152 gerai. Bertumbuhnya industri ritel Indonesia menjadi peluang bagi Midi Utama untuk meningkatkan kinerjanya.
2. Shifting in Consumer Shopping Style
Perubahan tren berbelanja oleh masyarakat Indonesia kepada jaringan ritel telah menjadi gaya hidup, turut ditopang oleh adanya urbanisasi. Perubahan tren ditunjukkan oleh meningkatnya pertumbuhan pasar ritel. Pasar ritel modern tumbuh 42,5% pada 2010, baik melalui supermarket, hypermarket, maupun minimarket.
Pertumbuhan tersebut terus terakselerasi dibanding pertumbuhan pasar ritel tradisional yang pertumbuhannya malah melambat. Pasar ritel tradisional tumbuh 57,5% tahun 2010. Midi Utama akan diuntungkan dari perubahan gaya berbelanja masyarakat yang menuju kepada pasar ritel modern.
3. In Expansion Phase
Midi Utama sedang dalam fase ekspansi, dengan tahun 2012 Perusahaan menargetkan akan membuka 130 gerai baru Alfamidi dan 100 gerai Lawson. Hingga Maret 2012 Midi Utama telah merealisasikan pembukaan 40 gerai baru Alfamidi dan 10 gerai baru Lawson.
Dalam 5 tahun terakhir, jumlah gerai Alfamidi yang dikembangkan oleh Midi Utama naik dengan agresif 222% compounded annual growth rate (CAGR) selama 2007-2011. Jumlah gerai Alfaexpress naik rata-rata 124% per tahun selama peridoe 2009-2011.
Sementara itu, jika Midi berhasil merealisasikan pembangunan100 gerai Lawson, jumlahnya akan 10 kali lipat dari jumlah gerai tahun lalu. Strategi memenangkan permintaan kemudian kuncil bagi Midi Utama untuk dapat meraih pertumbuhan, ditengah ekspansi agresif yang dilakukan.
4. Aggressive Financial Performance Growth
Kinerja keuangan Midi Utama secara solid bertumbuh, pendapatan tahun 2009 tumbuh 383%, tahun 2010 tumbuh 100%, dan pada 2011 tumbuh 62%. Bahkan hingga semester I 2012 pendapatan Midi Utama tumbuh 48%. Demikian juga halnya pada laba kotor, laba usaha dan laba bersih yang solid menunjukkan pertumbuhan.
Ekspansi gerai signifikan mendorong pertumbuhan pendapatan Midi Utama. Dana hasil Initial Public Offering (IPO) ditahun 2010 lalu, sebesar 90% ditujukan untuk ekspansi pembukaan gerai-gerai baru. Sebanyak 10% sisanya untuk membangun Distribution Centre (DC) atau pusat distribusi.
Selain dana IPO Midi Utama juga memanfaatkan fasilitas pinjaman perbankan untuk mendukung ekspansi gerai.
INVESTMENT RISK
1. Risk of Competition
Industri ritel merupakan industri yang memiliki persaingan yang ketat. Akibatnya peritel akan bersaing dalam hal ragam dan ketersediaan produk, harga yang kompetitif, pelayanan yang unggul serta lokasi.
Midi Utama sebagai pelaku ritel tidak hanya bersaing dengan sesama minimarket, tetapi juga dengan format ritel lain seperti supermarket, hipermarket, traditional market bahkan convenience store dan restoran.
Semakin bertumbuhnya jumlah gerai di Indonesia menjadi 18.152 gerai ditahun 2011 dari 10.365 gerai ditahun 2007 menjadikan persaingan industri ritel semakin ketat.
2. Risk to Stores, Distribution Channel Rentals
Saat ini sebagian besar dari gerai dan distribution channel Midi Utama merupakan lahan sewa. Hal ini menjadi risiko bagi Perusahaan bila pihak ketiga sebagai pemilik tempat tidak memperpanjang masa sewa lahan.
Karena sifatnya adalah sewa, Midi Utama tetap harus membayar biaya sewa yang jika dibandingkan dengan kepemilikan lahan sendiri, profitabilitas Perusahaan dapat menjadi lebih tinggi. Selain itu, karena sifat pembayaran sewa adalah dibayar dimuka, maka terdapat risiko fluktuasi pada arus kas Midi Utama.
3. Highly Debt Use Burdens The Bottom Line
Rasio utang kena bunga Midi Utama sebesar 1,45 kali pada semester I 2012, merupakan level penggunaan utang yang tinggi jika dibandingkan dengan emiten ritel barang konsumsi lainnya.
Midi Utama bahkan menambah penggunaan utang senilai Rp 132 miliar pada semester I 2012, dari posisi Desember 2011, sehingga total penggunaan utang kena bunga oleh Midi Utama per Juni 2012 adalah senilai Rp 604 miliar.
Dengan penggunaan utang tersebut, Midi Utama membayar beban bunga senilai Rp 24 miliar selama semester I 2012. Jumlah beban bunga tersebut besarnya mencapai 75% dari laba usaha yang dihasilkan oleh Midi. Laba bersih Midi Utama dalam beberapa waktu kedepan akan masih dibebani oleh beban keuangan yang besar.
Sementara itu, per Juni 2012 Midi memiliki likuiditas yang rendah. Rasio kas Midi Utama terus menurun dari 0,41 kali pada 2010, menjadi 0,17 kali pada semester I 2012. Dengan likuiditas yang mengecil kapasitas Midi Utama untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban kedepannya juga akan mengecil.
4. Risk from Lawson License
Baru-baru ini Kementerian Perdagangan menilai 7 – Eleven dan Lawson menyalahi aturan yang ada. Izin yang diperoleh adalah restoran, namun keduanya melakukan kegiatan usaha ritel.
Izin yang diperoleh juga berasal dari Kementerian Pariwisata, bukan Kementerian Perdagangan. Kementerian Perdagangan menyebutkan akan menutup kedua waralaba jika tidak kembali ke format awal.
Midi Utama merupakan sub franchisor atas trademark dan knowhow Lawson di wilayah Indonesia selama 25 tahun. Saat ini sudah terdapat 10 gerai Lawson di Indonesia. Perizinan untuk dapat menggunakan konsep retail dapat menghambat eksekusi pembangunan 100 gerai Lawson tahun ini.
5. High Valuation
Meski memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang agresif, valuasi saham Midi Utama saat ini relatif sangat tinggi dibandingkan dengan emiten ritel lainnya. Price earning ratio, rasio yang mencerminkan valuasi, mencapai 71,93 kali untuk Midi Utama, adalah yang tertinggi, bahkan dibanding emiten lain, seperti Catur Sentosa (CSAP) yang laba bersih per sahamnya juga tumbuh agresif 109%. Valuasi saham Midi juga lebih tinggi dibanding emiten seperti Ace Hardware (ACES) maupun Mitra Adiperkasa (MAPI) yang selain pertumbuhan pendapatan dan labanya tinggi, juga memiliki kapitalisasi pasar yang besar.
Valuasi tinggi Midi harus diimbangi dengan pertumbuhan tinggi kinerja keuangan. Terhambatnya realisasi ekspansi dapat mendorong valuasi saham Midi ke level yang lebih rendah dari pasar.(*)
Kami RAJA RAK MINIMARKET menjual berbagai macam rak minimarket, rak toko, dan rak supermarket ke seluruh kota di Indonesia. Klik website kami : http://www.rajarakminimarket.com, http://www.rajarak.co.id, http://www.jualrakminimarket.com dan http://www.rajaraksupermarket.com. Telp : 021-87786434 / 081288551012
Terima kasih atas komentar dan kepercayaan Anda kepada Duniaindustri.com
Selamat Tahun Baru semuanya,
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
KABAR BAIK!!!
Nama saya Chiu. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.