Indosat (ISAT) merupakan operator seluler terbesar kedua di Indonesia, baik dari sisi pendapatan maupun jumlah pelanggan. Pendapatan Indosat pada 2014 mencapai Rp 24,08 triliun dengan memiliki 68,5 juta pelanggan.
Tahun depan Indosat berencana menyiapkan investasi belanja modal hingga Rp 7 triliun, terutama untuk modernisasi jaringan 4G. Seluruh dana investasi tersebut akan berasal dari kas, karena perseroan menahan penambahan utang baru.
Nilai investasi Indosat tahun depan lebih rendah dibanding tahun ini yang berkisar Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun. Penghematan investasi tersebut dilakukan seiring dengan perlambatan perekonomian nasional.
TELCO INDUSTRY OUTLOOK
Tren industri telekomunikasi Indonesia saat ini lebih didominasi oleh layanan telepon seluler. Sejalan dengan tren yang berkembang di dunia, saat ini industri seluler Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding telepon tidak bergerak (fixed line). Hal ini salah satunya dikarenakan teknologi telepon seluler memiliki cakupan yang lebih luas, serta waktu yang lebih singkat untuk membangun infrastruktur yang diperlukan.
Pasar seluler Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia, setelah China dan India berdasarkan jumlah pelanggan komunikasi seluler. Per 31 Desember 2010, jumlah kartu SIM yang beredar di Indonesia diperkirakan mencapai 236,7 juta kartu, atau setara dengan 97,3% penetrasi jumlah penduduk Indonesia, meski jumlah pengguna telepon seluler baru 57,9% dari jumlah penduduk.
Pengguna kartu SIM yang besar jumlahnya, kemudian peluang penggunaan telepon seluler yang lebih besar kedepannya menjadi pasar prospektif bagi operator seluler, seperti Telkom. Saat ini tercatat terdapat 11 operator baik GSM maupun CDMA yang beroperasi di pasar Indonesia. Jumlah tersebut lebih besar dibanding dengan pasar lain di Asia, kecuali India.
Banyaknya pemain menyebabkan ketatnya persaingan dalam industri. Pendapatan rata-rata per pengguna (Average Revenue Per User-ARPU) industri seluler Indonesia terus mengalami penurunan. ARPU menurun dari US$ 4,65 pada 2008 menjadi US$ 3,88 pada 2010 akibat perang tarif dalam layanan suara maupun sms akibat ketatnya persaingan.
Mengatasi persaingan yang ketat, industri seluler berusaha mencari sumber pendapatan baru, salah satunya dari layanan data seluler. Selama periode 2008-2010 pendapatan layanan data seluler mencatat pertumbuhan 16,8% compounded annual growth rate (CAGR), jauh lebih tinggi dari pertumbuhan layanan suara seluler yang sebesar 7,8%.
INDOSAT’S BUSINESS MODEL
Bisnis utama Indosat adalah bisnis seluler. Kontribusi bisnis seluler mencapai 81% atas pendapatan total perusahaan. Nilai pendapatan bisnis seluler mencapai Rp 16,8 triliun, dari total pendapatan Indosat yang mencapai Rp 20,6 triliun pada 2011.
Namun, dibandingkan dengan XL, kompetitor terdekat Indosat, yang lebih fokus pada konsumen individu; Indosat memiliki bisnis non-inti yang relatif lebih lengkap berupa pelayanan yang juga mencakup segmen korporat.
Hal ini dapat dilakukan Indosat karena perusahaan memiliki dan mengoperasikan satelit komunikasi sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh Telkom (TLKM), pemain terbesar dalam industri ini.
Bisnis non-inti Indosat terbagi atas dua kategori, yakni: Multimedia, Internet & Data Komunikasi (MIDI), dan juga telekomunikasi tetap.
Layanan MIDI lebih ditujukan kepada kebutuhan telekomunikasi korporat. Bentuk produk layanan MIDI antara lain adalah International Private Leased Circuit, Domestic Private Leased Circuit, Frame Relay, Internet Network Provider, Disaster Recovery Center, dan lain sebagainya.
Jasa komunikasi tetap Indosat antara lain Voice Over Internet Protocol (VoIP) domestik dan internasional, Sambungan Langsung Internasional (SLI), telepon tetap nirkabel-fixed wireless access (FWA). Layanan ini pada umumnya digunakan untuk segmen pelanggan keluarga.
Indosat juga dikenal sebagai operator yang sering memelopori penggunaan teknologi komunikasi baru kepada konsumen. Pada 2001 Indosat merupakan pelopor jaringan GPRS dan layanan Multimedia di Indonesia. Sementara pada 2011 Indosat memelopori penggunaan teknologi kecepatan 3,5G HSDPA.
Antara tahun 2007-2011 kontribusi segmen MIDI terhadap pendapatan Indosat relatif konstan dalam kisaran 13%. Selama periode ini, satu-satu nya segmen yang mencatat kenaikan kontribusi adalah segmen seluler yang mengalami kenaikan kontribusi dari 77% menjadi 81%. Segmen suara mencatat pertumbuhan 31%, melampaui pertumbuhan total pendapatan Perusahaan.
Pada periode yang sama, kontribusi segmen telepon tetap (fixed telecommunication) mengalami penurunan menjadi 6% dari sebelumnya 10%. Hal ini disebabkan oleh pendapatan segmen telepon tetap yang menurun rata-rata 20% dalam 5 tahun terakhir, di tengah meningkatnya pendapatan konsolidasi Indosat.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pertumbuhan pendapatan Indosat sebesar 4,06% compounded annual growth rate (CAGR) selama periode 2007-2011. Pendapatan senilai Rp 20,6 triliun pada 2011. Selama tahun 2007-2011, segmen seluler merupakan pendorong utama pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan akumulatif segmen seluler antara 2007-2011 tercatat sebesar 31%, sedangkan pendapatan total perusahaan bertumbuh 22% dalam periode yang sama. Kontribusi segmen seluler terhadap pendapatan Indosat selama 2007-2011 berada pada level 77%-81%.
Pendapatan selular terutama berasal dari pendapatan pemakaian sebesar Rp 8,2 triliun dan jasa nilai tambah sebesar Rp 7,5 triliun. Pertumbuhan pendapatan 22% yang dicatat oleh Indosat berada pada level yang relatif setara dengan pertumbuhan pendapatan yang berhasil dicetak oleh Telkomsel sebesar 21,5%. Namun, pertumbuhan pendapatan kedua emiten tersebut masih jauh dibawah pertumbuhan XL sebesar 126%.
Pada 2011 pertumbuhan pendapatan Indosat tercatat sebesar 3,9%, melambat dari pertumbuhan 5,2% pada 2010. Hal ini seiring dengan mengintensifnya persaingan dalam industri. Dampak meningkatnya persaingan juga tercermin dari menurunnya margin EBITDA Indosat dari 51,11% pada 2007 menjadi 45,65% pada 2011. Penurunan Margin EBITDA juga dialami oleh dua emiten besar telekomunikasi, seperti Telkom dan XL Axiata.
Secara umum kinerja keuangan Indosat sampai dengan semester I 2012 relatif di bawah rata-rata tiga operator telekomunikasi terbesar. Berdasarkan laporan keuangan semester I 2012, Indosat mencatat kerugian Rp 131 miliar, satu-satunya perusahaan yang mencatat kerugian diantara tiga operator seluler terbesar.
Besarnya beban utang menjadi penekan kinerja laba bersih Indosat. Pada semester I tahun ini, Indosat harus menanggung bunga pinjaman sebesar Rp 970 miliar. Indosat juga mencatat kerugian kurs senilai Rp 522 miliar, terkait dengan pinjaman dalam valas yang mencapai 53% atas total utang kena bunga perusahaan sebesar Rp 26 triliun.
Rasio utang kena bunga terhadap ekuitas Indosat mencapai 1,43 kali per semester I 2012, merupakan yang tertinggi dibanding Telkom dan XL sebesar masingmasing 0,31 kali dan 0,91 kali.
Untuk mengurangi utang, Indosat menjual sebagian aset menara kepada Tower Bersama (TBIG) senilai US$ 519 juta. Dari hasil penjualan menara tersebut, senilai US$ 406 juta akan digunakan untuk pembayaran utang. Sebagai salah satu pemain terbesar dalam industri, Indosat memiliki daya tawar (bargaining power) yang tinggi. Karena daya tawar yang tinggi, Indosat dapat beroperasi dengan modal kerja negatif. Indosat dapat melakukan utang usaha untuk mendukung kegiatan operasi, meski penerimaan piutang dari pelanggan terjadi dengan periode waktu yang lebih singkat.
Indosat juga memiliki arus kas yang sehat. Arus kas operasi tercatat positif dan mengalami peningkatan. Sementara arus kas investasi tercatat negatif, menunjukkan Indosat masih tetap aktif untuk berekspansi.
INVESTMENT HIGHLIGHT
1. Advantage in Infrastructure
Sebagai salah satu pionir dalam industri telekomunikasi di Indonesia, Indosat memiliki keunggulan infrastruktur telekomunikasi yang telah terlebih dahulu dibangun dibandingkan infrastruktur yang dimiliki oleh pemain yang baru masuk ke dalam industri.
Perusahaan saat ini merupakan salah satu operator telekomunikasi yang memiliki infrastruktur telekomunikasi terlengkap yang mencakup satelit telekomunikasi. Hal ini memberikan kelebihan bagi Perusahaan untuk dapat menawarkan layanan telekomunikasi yang tidak dimiliki perusahaan komunikasi lain, seperti jasa sambungan langsung internasional (SLI).
2. Strong Bargaining Power
Indosat sebagai salah satu pemain terbesar di industri telekomunikasi memiliki daya tawar yang besar terhadap pihak lain yang berhubungan dengan bisnis perusahaan. Hal ini tampak dari modal kerja negatif perusahaan. Karena kebutuhan barang modal telekomunikasi yang besar, Indosat dapat menegosiasikan harga lebih murah dari pemasok.
3. Good Corporate Governance
Dibandingkan dengan pemain lain di industri, Indosat relatif memiliki tata kelola (good corporate governance) yang lebih baik. Hal ini dapat tercermin dari laporan keuangan yang menyajikan informasi yang relatif lebih mendetail termasuk risiko dan tantangan yang dihadapi perusahaan.
Saham Indosat yang terdaftar di bursa saham New York (New York Stock Exchange), yakni bursa yang menerapkan standar pelaporan yang lebih ketat, juga menjadi salah satu faktor pendukung good corporate governance.
INVESTMENT RISKS
1. Tight Competition Stresses Profitability
Pasar seluler Indonesia merupakan salah satu pasar dimana persaingannya adalah yang paling ketat di Asia, bahkan dunia. Saat ini terdapat lebih dari 11 operator seluler baik GSM maupun CDMA yang beroperasi. Didukung oleh modal yang kuat dari investor asing seperti Timur Tengah, Hongkong, Malaysia, Singapura, operator-operator seluler tidak hanya bersaing melakukan investasi namun juga dalam hal harga dan promosi.
Persaingan yang ketat kemudian berpengaruh terhadap profitabilitas Indosat. Margin EBITDA sejak 2007 hingga 2011 terus menunjukkan tren penurunan.
2. Fast Technology Changes as Opportunity and Threat
Perubahan teknologi yang sangat cepat dalam industri telekomunikasi dapat menjaid peluang bagi perusahaan telko, dan sekaligus dapat menjadi ancaman pada waktu yang bersamaan.
Dunia teknologi informasi sekarang ini banyak menawarkan penemuan-penemuan baru yang datang dari pemain kecil yang mampu mengubah peta persaingan dalam industri secara drastis.
Kemampuan Indosat untuk melakukan inovasi yang memenuhi permintaan pasar menjadi faktor penentu pertumbuhan dan eksistensi Indosat dalam jangka panjang.
3. Foreign Exchange Risk
Sifat industri yang banyak melibatkan penggunaan mata uang asing baik untuk keperluan utang maupun piutang menyebabkan fluktuasi kurs berpotensi mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan sebagaimana yang dialami Indosat pada semester I 2012.
4. High Debt Level
Indosat memiliki tingkat utang tertinggi di industri. Tingkat utang yang ditunjukkan oleh rasio utang kena bunga terhadap ekuitas Indosat per semester I 2012 tercatat sebesar 1,43 kali, jauh melampaui rata-rata rasio tiga operator terbesar yang sebesar 0,88 kali.
Akibat beban bunga yang tinggi oleh utang yang besar, pada semester I 2012 Indosat bahkan mengalami rugi bersih senilai Rp 131 miliar.
5. Government Regulation
Sifat industri telekomunikasi yang tergolong strategis membuat industri ini menjadi salah satu sektor yang berada di bawah pengawasan yang cukup ketat dari pemerintah dalam bentuk regulasi.
Karena hal ini, kinerja perusahaan tidak hanya ditentukan dari kemampuan operasioal perusahaan bersangkutan tetapi, juga regulasi pemerintah. Dalam laporan keuangan 2011, Indosat menyebutkan regulasi pemerintah yang mengatur tarif interkoneksi bagi layanan SMS berpotensi menurunkan pendapatan perusahaan dari jasa selular.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:
KABAR BAIK!!!
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.