PT Harum Energy Tbk (HRUM)
merupakan induk usaha dari beberapa pertambangan batubara dan logistik di Kalimantan Timur. Area tambang Harum Energy luasnya mencapai 47 ribu hektar dengan izin eksplorasi selama 30-40 tahun. Cadangan terduga per Juni 2012 mencapai 110,2 juta ton, dengan batubara yang dimiliki adalah berkadar 5.400-6.400 kilokalori per kilogram.
COAL INDUSTRY OUTLOOK
Menurut International Energy Agency 2010, cadangan terbukti batubara global hampir mencapai 1.000 miliar ton. Pada tingkat produksi saat ini, batubara akan dapat memenuhi permintaan dunia selama 150 tahun, sementara minyak diperkirakan hanya tersedia untuk 46 tahun dan dan gas tersedia 63 tahun.
Industri batubara terdiri dari dua segmen, yaitu batubara termal dan batubara kokas. Batubara termal dianggap sebagai sumber energi yang paling banyak tersedia dan dianggap paling murah dan secara luas digunakan untuk menghasilkan listrik.
Sedangkan batubara kokas mengandung kalori yang lebih tinggi dan utamanya digunakan pada proses produksi besi dan baja. Listrik menjadi pemicu utama bagi pertumbuhan permintaan di sektor energi. Menurut Wood Mackenzie permintaan listrik akan tumbuh 76% antara tahun 2007-2030. Sebagian besar permintaan listrik berasal dari Asia terutama Cina dan India.
Menurut Dewan Kelistrikan Cina, produksi listrik Cina akan meningkat 8,5% per tahun dan mencapai 1.885 giga watt pada tahun 2020. Batubara memegang peran penting dalam produksi listrik di seluruh dunia, juga di China.
Selain Cina, kebutuhan listrik di India juga sangat besar. Sekitar 400 juta orang di India belum mendapatkan pasokan listrik, sehingga India berencana menambah pembangkit listrik hingga 79 giga watt pada tahun 2012, dimana 79% bahan bakarnya adalah batubara. Pada tahun 2011, India telah menggeser posisi Jepang sebagai pengimpor batubara terbesar dari Indonesia.
US Energy Information Administration memperkirakan produksi batubara dunia akan meningkat 1,46% compounded annual growth rate (CAGR) 2008-2035. Pada tahun 2011, lima negara produsen batubara terbesar adalah China, Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Rusia. Batubara yang diekspor sebesar 72% adalah jenis batubara termal. Indonesia merupakan negara pengekspor batubara termal terbesar di dunia, karena relatif memiliki biaya penambangan yang rendah.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ekspor batubara nasional semester I 2012 turun 19% jadi 137 juta ton, akibat pengurangan permintaan dari Asia Pasifik dan Eropa. Total ekspor setara dengan 74,4% dari total produksi nasional.
Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Berdasarkan data Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, total sumber daya batu bara di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 105.187,44 juta ton dan cadangan terbukti sebesar 21.131,84 juta ton.
HARUM ENERGY’S BUSINESS MODEL
PT Harum Energy Tbk (HRUM) didirikan pada tahun 1995, namun baru beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Perusahaan adalah induk dari perusahaan pertambangan batubara dan logistik di Kalimantan Timur. Pendapatan Perusahaan berasal dari penjualan batubara, penyewaan kapal, dan penyewaan alat berat.
Melalui Mahakam Sumber Jaya, Tambang Batubara Harum, dan Santan Batubara, Perusahaan mengoperasikan tiga area pertambangan. Santan Batubara dikendalikan Perusahaan bersama dengan PT Petrosea (PTRO). Sedangkan Tambang Batubara Harum ditargetkan baru dapat berproduksi pada akhir tahun 2012.
Logistik pertambangan dikelola oleh Layar Lintas Jaya, didukung oleh infrastruktur kunci, seperti jalan angkut, pelabuhan, fasilitas pengolahan batubara, armada kapal tunda dan tongkang, serta derek terapung.
Perusahaan memiliki 30 set kapal tunda dan tongkang, kapasitas keduanya per tahun mencapai 8,5 juta ton. Derek terapung digunakan untuk mengalihkan muatan batubara dari kapal tongkang ke kapal induk yang tidak memiliki perlengkapan pengalihan batubara. Kapasitas derek Terapung Perusahaan adalah 75 ribu metrik ton per hari.
Area tambang Harum Energy luasnya mencapai 47 ribu hektar. Perusahaan memiliki izin eksplorasi selama 30-40 tahun. Sementara cadangan terduga per Juni 2012 mencapai 106 juta ton. Batubara yang diproduksi berkalori 5.400-6.400 kilokalori per kilogram. Selama semester I 2012, Mahakam Sumber Jaya memproduksi 5 juta ton, Santan Batubara sebanyak 1,1 juta ton, sehingga total produksi mencapai 6,1 juta ton batubara, naik 39,5% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tahun 2012 Harum Energy berharap Mahakam Sumber Jaya mampu meningkatkan produksi hingga 10 juta ton. Santan Batubara dapat meningkatkan produksi sampai 3 juta ton paska beroperasinya blok Uskap. Sedangkan Tambang Batubara Harum ditargetkan mampu berproduksi sebesar 1 juta ton pada tahun 2013.
Seringkali, volume penjualan batubara Harum Energy lebih tinggi dari volume produksi. Hal ini karena Perusahaan juga membeli batubara dari pihak ketiga untuk keperluan blending -mencampur batubara yang berbeda spesifikasinya. Batubara yang diproduksi anak Perusahaan cenderung memiliki kadar sulfur yang tinggi, sehingga sering tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Sejak tahun 2009, penjualan batubara berkontribusi sebesar 98%, sedangkan penyewaan kapal dan alat berat masing-masing berkontribusi sebesar 1%.
Pada semester I 2012, penjualan batubara yang diekspor berkontribusi sebesar 99% dari total penjualan, sedangkan domestik hanya sebesar 1%. Pada tahun 2010, China menjadi tujuan utama ekspor Harum Energy. Namun, karena pertumbuhan ekonomi China melemah, kontribusi ke negara tersebut menurun pada semester I 2012.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Volume penjualan batubara Harum Energy semester I 2012 naik 62% menjadi 7,4 juta ton dibanding semester I 2011. Harga jual batubara naik tipis dari US$ 90,1 per ton menjadi US$ 90,2 per ton. Kenaikan volume penjualan yang signifikan menjadi pendorong kenaikan pendapatan sebesar 71,1% menjadi US$ 583,2 juta. Secara tahunan, pertumbuhan laba Harum Energy semester I 2012 tidak sebesar tahun 2011, atau semester I 2011. Rata-rata laba semester I 2012 tumbuh 27%, sedangkan rata-rata laba di tahun 2011 dan semester I 2011 tumbuh 90%.
Tingkat profitabilitas Harum Energy semester I 2012 menurun. Kenaikan beban pokok sebesar 98,3% tidak mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, sehingga margin kotor turun hingga 925 basis poin.
Tingkat imbal hasil bagi pemegang saham atau Return on Equity naik 93 basis poin, karena perputaran aset yang lebih baik dan penggunaan utang yang lebih efektif.
Sedangkan tingkat produktivitas aset turun sebesar 136 basis poin karena salah satu anak usaha belum dapat beroperasi tahun ini. Kenaikan rasio lancar dan rasio kas sebesar 21 basis poin dan 38 basis poin, menunjukan bahwa kemampuan Harum Energy melunasi kewajiban jangka pendek semakin membaik.
Rasio penggunaan utang Harum Energy tergolong rendah per Juni 2012, meski rasionya naik 11 basis poin menjadi 0,49 kali. Kenaikan rasio penggunaan utang lebih dikarenakan oleh naiknya utang usaha, seperti utang kepada kontraktor, pembelian batubara pada pihak ketiga, dan pembelian suku cadang.
Perusahaan tidak memiliki utang berbunga dengan nilai yang signifikan, hanya utang sewa pembiayaan senilai US$ 79 ribu, sehingga rasio penggunaan utang berbunga hanya sebesar 0,0003 kali. Hal ini positif karena Perusahaan tidak perlu membayar beban bunga yang besar.
Harum Energy mencatatkan arus kas defisit pada semester I 2012 dan semester I 2011. Defisitnya arus kas disebabkan oleh pembayaran dividen sebesar 70% dari laba bersih. Meskipun arus kas per semester I 2012 dan 2011 mengalami defisit, arus kas dari aktivitas operasi selalu positif dalam 5 tahun terakhir.
INVESTMENT HIGHLIGHT
1. Higher Growth than Peers
Di semester I 2012, pertumbuhan pendapatan dan laba Harum Energy lebih tinggi dari emiten sejenis, terkecuali dengan Garda Tujuh Buana (GTBO) yang pertumbuhannya sangat tinggi karena baru berproduksi tahun lalu, serta adanya kontrak yang sedang diidentifikasi mengenai pencatatannya dalam laporan keuangan.
Harum Energy merupakan salah satu dari empat emiten yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih, sedangkan emiten lain mengalami penurunan. Bahkan emiten sebesar Bumi Resources (BUMI) mengalami penurunan laba bersih hingga 247,4%.
Tingginya pertumbuhan volume produksi dan volume penjualan Harum Energy, menahan perlambatan kinerja keuangan akibat penurunan harga jual komoditas di pasar global.
2. Larger Capital Expenditure May Support Future Growth
Pada tahun 2012, Harum Energy menganggarkan belanja modal sebesar US$ 30 juta, lebih besar dibanding tahun 2011 senilai US$ 18 juta. Belanja modal tahun 2012 akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pelabuhan untuk Tambang Batubara Harum, peningkatan dan pengembangan pelabuhan Separi, dan peningkatan kualitas jalan angkut.
Belanja modal yang lebih tinggi akan mendukung pertumbuhan Perusahaan di masa depan. Pada tahun 2008, belanja modal yang meningkat 862% diiringi oleh kenaikan pendapatan sebesar 106,8% dan laba bersih sebesar 323,8%.
3. New Income Source from Tambang Batubara Harum
Tahun depan Perusahaan akan memperoleh pendapatan tambahan dari Tambang Batubara Harum, karena ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2012, dan dapat memproduksi 1 juta ton batubara. Perusahaan juga telah menyiapkan fasilitas yang mendukung operasional Tambang Batubara Harum.
4. Lower Exposure to China
Kontribusi penjualan ke China berkurang dari 32% pada tahun 2011 menjadi sebesar 25% pada semester I 2012. Sedangkan kontribusi penjualan ke Korea Selatan meningkat menjadi sebesar 32% dan ke Taiwan sebesar 26%. Selain itu, kontribusi ke Malaysia meningkat signifikan, dari 3% menjadi 9%.
Hal ini positif ditengah perlambatan permintaan dari China, karena Korea Selatan dan Taiwan adalah pembeli yang memiliki kontrak jangka panjang dan memiliki komitmen tinggi terhadap kontrak. Sedangkan Malaysia adalah salah satu negara tujuan yang strategis, belum banyak produsen yang menjual ke negara tersebut.
5. Large Room to Use Debt
Harum Energy memiliki ruang yang cukup luas untuk berekspansi menggunakan utang, meski rasio penggunaan utang pada semester I 2012 naik 11 basis poin. Apalagi, kenaikan rasio penggunaan utang lebih dikarenakan oleh utang usaha.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi semua utang bank, sehinga rasio penggunaan utang berbunga tahun 2011 di bawah 0,01 kali. Dengan demikian, akses Perusahaan terhadap fasilitas pinjaman bank atau penerbitan obligasi semakin besar.
Sumber pendanaan tersebut akan memberikan ruang bagi Perusahaan untuk mengembangkan usaha secara non organik, seperti akuisisi tambang batubara.
6. Strong Liquidity Position
Harum Energy memiliki tingkat kemampuan melunasi utang jangka pendek yang kuat. Sejak tahun 2010, rasio lancar Perusahaan selalu di atas 2 kali, sedangkan rasio kas di atas 1 kali.
Per semester I 2012, Perusahaan memiliki kas senilai US$ 165,4 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun. Dengan posisi kas sebesar itu, Perusahaan dapat melakukan ekspansi baik secara organik maupun non organik dengan dana internal, sehingga biaya ekspansi akan menjadi lebih murah.
7. Offers Attractive Dividend Yield
Setelah menjadi perusahaan publik pada Oktober tahun 2010, Harum Energy langsung membagikan dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2010. Sejak saat itu, rasio pembayaran divien Harum Energy berada diantara 70% – 80%.
Harum Energy memiliki tingkat imbal hasil dividen sebesar 5,55%, lebih tinggi dari rata-rata emiten sejenis, bahkan tertinggi kedua setelah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
INVESTMENT RISK
1. Risk to Commodity Price
Pendapatan Harum Energy sangat bergantung pada penjualan batubara yang sangat dipengaruhi oleh harga batubara dunia. Harga batubara dunia dapat berfluktuasi secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor di luar kendali Perusahaan.
Harga jual batubara sempat mencapai level tertinggi pada bulan Mei 2011 senilai US$ 132 per ton. Kemudian sejak bulan September 2011 hingga sekarang, harga batubara menunjukan tren penurunan, hingga mencapai titik terendah di level US$ 83 per metrik ton pada bulan September 2012.
Selama kuartal III 2012, harga rata-rata batubara telah turun sebesar 19,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.
2. Business and Competition Risk
Dengan sebagian besar penjualan Perusahaan merupakan penjualan ekspor, maka Harum Energy harus bersaing dengan produsen batubara domestik dan internasional terutama dari Australia dan Afrika Selatan dalam hal kualitas batubara, harga, biaya transportasi, dan kemampuan pemasokan.
Di Bursa Efek Indonesia sendiri, terdapat 15 perusahaan batubara yang memiliki spesifikasi kualitas berbeda-beda. Selain itu, mulai banyak perusahaan yang mengalihkan bisnisnya ke pertambangan batubara.
Kompetitor terberat Harum Energy adalah perusahaan yang telah berkecimpung dalam bisnis batubara lebih dari 20 tahun, seperti Adaro Energy (ADRO), Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA), Bumi Resources (BUMI), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Berau Coal Energy (BRAU). Sementara Harum Energy sendiri baru beroperasi pada tahun 2007
3. Risk to Government Regulation
Perubahan atau perbedaaan interpretasi atas peraturan sektor pertambangan tidak menguntungkan bagi produsen tambang karena menciptakan risiko ketidakpastian untuk memproduksi atau berinvestasi. Selain itu, beberapa peraturan terkait dengan pajak dan royalti juga berpotensi membuat laba yang dihasilkan oleh produsen batubara, seperti Harum Energy menjadi lebih rendah.
Anak usaha Harum Energy, yaitu Mahakam Sumber Jaya diharuskan membayar royalti sebesar 13,5% dari tambang yang diproduksi kepada pemerintah.
4. Significant Decline in Profitability in Firsh Half of 2012
Margin kotor Harum Energy pada semester I 2012 turun signifikan hingga 925 basis poin. Penyebabnya adalah kenaikan biaya pokok produksi yang tidak dapat diimplementasikan ke dalam harga jual.
Pembelian batubara industri secara besar-besaran, hingga mencapai US$ 124 juta membuat biaya pokok naik sebesar 98,3%. Sementara harga jual hanya naik tipis sebesar 0,1%.
Risiko margin yang tertekan masih dapat terjadi pada Harum Energy, seiring dengan menurunnya harga batubara di pasar internasional akibat krisis global.
5. Limited Coal Reserve
Per semester I 2012, Harum Energy memiliki cadangan batubara sebanyak 106 juta ton. Dengan menggunakan asumsi produksi 12 juta – 13 juta ton per tahun, maka cadangan batubara Harum Energy akan habis dalam jangka waktu 8 – 9 tahun. Usia ini adalah usia terendah dalam industri pertambangan di Indonesia. Kinerja jangka panjang Harum Energy memiliki risiko terhadap habisnya cadangan jika Perusahan tidak melakukan akuisisi tambang baru.(*/source: compilation data duniaindustri.com)
Selamat Tahun Baru semuanya,
Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.