Duniaindustri.com (Oktober 2022) — Bank Indonesia (BI) mencatat indeks keyakinan konsumen (IKK) terhadap ekonomi RI turun dari 124,7 pada Agustus 2022 menjadi 117,2 pada September 2022. Meski demikian, Direktur Departemen Komunikasi BI Junianto Hendrawan mengungkapkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga karena berada pada area optimistis atau lebih dari 100.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada September 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/10).
Menurut Junianto, optimisme konsumen pada September 2022 juga ditopang tetap kuatnya indeks ekspektasi konsumen (IEK), terutama ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
Survei konsumen merupakan survei bulanan BI untuk mengetahui keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi yang tercermin dari persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.
Menurutnya, optimisme konsumen atas kondisi ekonomi saat ini ditopang oleh optimisme akan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini, meskipun tidak sekuat pada bulan sebelumnya. Secara rata-rata, IKK selama periode triwulan III 2022 tercatat sebesar 121,7, sedikit lebih rendah dibandingkan 123,4 triwulan II 2022. Namun demikian masih lebih tinggi triwulan III 2021 di posisi 112,4.
Hasil survei BI mengindikasikan, melemahnya keyakinan konsumen pada triwulan III 2022 disebabkan oleh menurunnya sebagian besar komponen pembentuk IKE dan IEK pada triwulan III 2022. Penurunan IEK terutama terjadi pada komponen indeks ekspektasi kegiatan usaha. Pada September 2022, keyakinan konsumen yang tidak setinggi bulan sebelumnya terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp4,1-5 juta.
Berdasarkan kelompok usia, IKK September 2022 yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya juga tercatat pada seluruh kelompok responden, terutama pada responden berusia 41-50 tahun. Secara spasial, IKK September 2022 menurun pada sebagian besar kota yang disurvei, terdalam di kota Padang (-24,6), diikuti Medan (-23,4) dan Makassar (-16,0).
Survei BI juga menunjukkan, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau tetap terjaga, meski tidak sekuat bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) September 2022 sebesar 108,3 (masih di level optimis >100), meski lebih rendah dibandingkan Agustus 2022 sebesar 111,7.
“Tetap terjaganya IKE September 2022, ditopang oleh optimisme akan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini, dimana Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat ini masing-masing tercatat sebesar 114,5 dan 107,9, tidak setinggi bulan sebelumnya sebesar 119,8 dan 112,2.”
Sementara itu, berdasarkan data BPS, laju inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada September 2022 tercatat 5,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,69% (yoy). Kepala Departemen Komunikasi dan Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menilai ke depan, tekanan inflasi IHK diprakirakan meningkat, akibat dampak lanjutan (second round effect) dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan, dan masih tingginya harga energi dan pangan global.
“Berbagai perkembangan tersebut diprakirakan mendorong inflasi tahun 2022 melebihi batas atas sasaran 3,0±1%, dan karenanya diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia baik dari sisi pasokan maupun sisi permintaan untuk memastikan inflasi kembali ke sasarannya pada paruh kedua 2023. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui peningkatan efektivitas pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan,” ujar Erwin dalam keterangan tertulis.
Kelompok volatile food pada September 2022 kembali mencatat deflasi sebesar 0,79% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat deflasi sebesar 2,90% (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi bawang merah, aneka cabai, dan minyak goreng sejalan dengan peningkatan pasokan seiring panen raya di daerah sentra produksi dan pasokan minyak goreng yang terjaga. Di sisi lain, komoditas beras mengalami inflasi seiring periode musim panen gadu di daerah sentra produksi. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi 9,02% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,93% (yoy).
Inflasi kelompok administered prices pada September 2022 mencatat peningkatan menjadi 6,18% (mtm) dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,33% (mtm). Peningkatan inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh first round effect dari penyesuaian harga BBM bersubsidi seperti yang tercermin pada kenaikan inflasi bensin, angkutan dalam kota, solar, angkutan kota antarprovinsi, dan tarif kendaraan online. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 13,28% (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,84% (yoy). (*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: